Perhatian ataukah Kasian?

613 62 27
                                    

"Lalu, adakah batas yang jelas antara penasaran, kasian dan perhatian?" -Pelangi

Entah mengapa sejak kejadian melihat drama dari Pelangi, mamah dan papahnya, Langit jadi selalu memikirkan wanita menyedihkan itu. Mungkin, ini juga yang di rasakan oleh Arsen pada saat itu, ternyata benar bahwa perempuan bernama Pelangi begitu menyimpan banyak pertanyaan. Tetapi apa yang dirasakan oleh Langit berbeda dengan apa yang Arsen rasakan, lelaki yang memiliki tatapan seeperti elang itu seperti ingin ikut berkontribusi dalam menjaga Pelangi, bukan hanya rasa penasaran semata seperti apa yang temannya rasakan.

Saat berada di Kantin, tatapan Langit jatuh kepada Matahari dan Hujan. Tetapi yang menjadi fokus Langit adalah, Pelangi tidak ada di sana. Farel yang menyadari itu langsung mengikuti arah pandangan Langit, "jadi, Hujan atau Matahari Lang?" Goda Farel.

Arsen yang langsung konek akan maksud dari Farel, langsung menyangkalnya,  "bukan. Pelangi Rel, tapi lagi ga ada di sana." Langit langsung menatap ganas ke arah Arsen, kenapa juga lelaki itu bisa tahu apa objek yang sedang dicarinya. Arsen tertawa menggoda ke arah Langit, "Kenapa Lang? Bener ya gue?"

Langit berdiri dari duduknya, "apaan sih lo?! Ga jelas."

"Lebih ga jelas mana sama orang yang diem-diem mastiin kalo Pelangi beneran masuk UKS atau ikut upacara, HAHA!"  Tawa Arsen menggelegar ketika membuka aib sahabatnya. Tidak ingin mati kutu, Langit segera menjauh dari mereka berdua. "Pelangi di Perpus, sekedar info. Siapa tau lo mau nyamperin Lang!" Teriak Arsen lagi.

Farel menatap serius ke arah Arsen, "lo beneran?"

Arsen tertawa puas, "ya kan pada penasaran juga kan kalian akhirnya? Ya bener lah Rel. Waktu kemaren gue liat Langit lagi nguping pembicaraan Pelangi sama orangtuanya terus dia ngikutin Pelangi sampe cewe itu masuk UKS. Terus udah gitu dia ke lapang upacara, gue perhatiin selama upacara dia ngelamun mulu."

Farel mengangguk mengerti, "Hebat juga lo jadi mata-mata ya Sen!"

"Tapi Rel, lo ga usah ikut penasaran deh sama Pelangi" ucap Arsen tiba-tiba membahas Farel. Farel menatap heran ke arah Arsen. "Gue rasa, Pelangi itu cocoknya sama Langit deh. Gatau kenapa dari awal Langit ngebendol bola ke kepala Pelangi, terus dengan sukarela memberikan matcha kesukaan dia sama Pelangi, gue rasa ada something."

Farel tertawa mendengar ilmu cocokologi milik Arsen, "yaelah Sen, itu mah kebetulan kali!"

Arsen menggeleng kuat, "gue percaya Rel, kalo di dunia ini ga ada yang kebetulan. Abis itu, Langit nolongin lagi Pelangi yang hampir ketabrak kan? Terus juga ga lama dari itu dia nolongin lagi Pelangi yang digangguin Sekolah tetangga itu."

Farel nampak tidak semangat mendengar penuturan milik Arsen, walaupun terkesan benar, justru hal tersebut entah kenapa membuat suasana hati Farel medadak tiba-tiba menjadi tidak baik.

Arsen menepuk bahu Farel pelan,  "Udahlah, gue tau lo tertarik sama Pelangi! Tapi coba lo liat ke depan---- nah iya yang cewe kembar itu. Salah satu dari mereka yang namanya Matahari suka sama lo, dia lebih ga sabaran tapi juga lebih ceria dan pemberani, itu yang gue tau." Farel menatap tidak percaya ke arah Arsen, darimana lagi dia tahu semua informasi tentang Pelangi dan teman-temannya. "Ga usah nanya gue tau darimana. Cctv gue mah banyak bro, HAHA!" Arsen tertawa keras sekali, seakan-akan dia sudah memenangkan give away iphone series terbaru.

Sekarang Langit berada di depan pintu perpustakaan di Sekolahnya, itu menjadi hal yang sangat aneh bagi kebanyakan murid di sana. Dengan terang-terangan beberapa siswi membicarakan kehadiran Langit di sini, selama bersekolah di SMA Angkasa baru kali ini mereka dapat melihat Langit menginjakan kaki di tempat yang haram menurut lelaki nakal itu. Bahkan jika ada jadwal peminjaman buku paket di awal semester, lelaki itu memilih tidak peduli daripada harus datang ke tempat yang sangat membosankan dengan populasi yang rata-ratanya membosankan juga.

Pelangi Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang