Tak Terduga

23 1 0
                                    

Agak tergesa Via menyeret kakinya memasuki kantor. Ini hari pertamanya bekerja di sini. Setelah sebulan lalu ia diberhentikan, karena alasan kantor Jaya Raya-kantor lamanya- mengalami kebangkrutan.
Akhirnya, setelah susah payah ia mencari pekerjaan baru. Ia diterima juga bekerja di perusahaan baru dengan syarat ia harus menerima pekerjaan rangkap. Menjadi sekretaris sekaligus OB untuk bos-nya.
Awalnya, Via sempat komplain tentang tugas tersebut. Namun, bagian HRD menjelaskan itu adalah aturan dari CEO baru mereka.
Apalah daya, meski merasa sedikit aneh. Namun, gadis itu memerlukan pekerjaan untuk menyambung hidupnya di kota metropolitan ini. Itupun, ia sudah sangat bersyukur karena mudah mendapatkan pekerjaan baru. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk bekerja sebaik mungkin.

***

"Owh, jadi ini yang jadi sekretaris Bos yang baru." Terdengar suara setengah berbisik di belakang Via.
Saat ini ia sedang berada di lift untuk menuju lantai paling atas, tempatnya bekerja. Ia tak sendiri, ada sekitar lima orang ikut serta di dalam lift. Hanya saja Via tidak mengenal mereka satupun. Maklum, ia orang baru.
"Cantik, sih, tapi kita liat aja sampai mana ia sanggup menghadapi sifat Bos," cela yang lainnya.
"Iya, benar. Aku rasa ia hanya sanggup bekerja satu Minggu seperti yang sudah-sudah." Mereka saling menimpali.
"Aku dengar-dengar, bukan mereka yang gak sanggup. Tapi Bos yang memecat secara langsung."
"Kamu tau dari mana?"
"Gosip ini udah menyebar ke mana-mana. Masa, iya, kamu gak tau itu?"
"Aku percaya, deh, meski jarang bertemu Bos. Tapi dia memang terlihat arogan sekali."
"Orang ganteng dan kaya, mah, bebas."
Seketika, lift berubah jadi arena gosip. Mereka bahkan tak memperdulikan Via yang sepertinya tidak nyaman dengan percakapan mereka. Atau mungkin, karyawan di sini memang suka bergosip. Entahlah, yang jelas Via hanya jadi pendengar setia gosip tentang bakal atasannya di hari pertama ia bekerja.
Mereka baru berhenti bergosip saat pintu lift terbuka.

***

Setelah meletakkan tasnya di atas kursi, Via segera menuju ruangan CEO untuk melakukan tugasnya. Apalagi, kalau bukan untuk bersih-bersih-sesuai kesepakatan-
Ruangan berukuran besar itu-entahlah seberapa besar ukurannya-tampak elegan. Tak ada foto apapun terpampang , yang ada hanya papan nama, terlihat sederhana namun tampak elegan. ZIO ALDEBARAN, begitulah tulisan terukir di atas papan nama tersebut.
Via mengernyitkan dahinya sekilas. Sepertinya, nama itu sudah tak asing lagi.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Apr 26, 2020 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

Lelaki Tanpa EkspresiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ