Memikirkan gio membuat alexa merasakan sesuatu. Ia merasa rindu, karna sudah 2 hari tidak bertemu dengan lelaki itu. Ya, rindu.

Alexa memejamkan matanya.

'Ya kau merindukannya alexa, rasa ini persis seperti yang kau rasakan ketika merindukan orangtuamu' batin alexa membenarkan.

Alexa membuka matanya. Ia menatap layar ponselnya lalu mencoba menghubungi gio. Ia menatap layar ponselnya berharap lelaki itu mengangkat telepon darinya. Baru kali ini alexa yang menghubungi lelaki itu terlebih dulu.

Alexa menyeringit bingung ketika nomor itu tidak aktif.

Alexa mencoba mengubunginya berkali-kali namun jawaban dari operator tetap sama bahwa nomor yang ia hubungi sedang tidak aktif.

Alexa menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Ia sibuk dengan pikirannya, sampai rasa kantuk mulai menyelimutinya.

3 hari kemudian

Seorang wanita nampak duduk diam membiarkan waffle eskrimnya mencair di mejanya. Wanita itu menatap ke luar jendela, menatap kosong kendaraan yang berlalu lalang.

Ya, itu adalah alexa.

3 hari berlalu dan selama itu pula ia tidak menerima kabar dari gio. Sesibuk itukah lelaki itu sampai terus mematikan ponselnya? Banyak pertanyaan yang memenuhi pikiran alexa. Atau gio tidak benar-benar mencintainya? Sehingga gio menghindar darinya? Tidak alexa yakin gio tidak seperti itu.

Alexa menjatuhkan air matanya, tapi dengan gerakan cepat ia langsung menghapusnya.

'Kau mulai mencintainya alexa' batin alexa membenarkan.

Alexa memejamkan matanya. Tidak, ia hanya merindukannya kan? Ya, hanya terlalu rindu.

Alexa bangkit dari duduknya, ia memutuskan untuk pergi ke mall. Mungkin dengan berbelanja dirinya bisa melupakan pikiran yang mengganggunya konsentrasinya selama beberapa hari belakangan ini.

Alexa keluar beberapa lembar uang dari dompetnya lalu memberikannya pada sopir taksi. Ia keluar dari taksi tersebut lalu berjalan masuk kedalam pusat perbelanjaan besar itu.

Langkahnya begitu anggun. Tubuh tinggi, langsing dan berisi di bagian tertentu mengundang banyak tatap mata menatapnya dengan tatapan kagum. Di tambah lagi wajahnya yang sudah cantik natural menambah nilai plus untuk alexa.

Alexa memasuki toko baju dari brand terkenal. Tiba-tiba ponselnya berdering, kimberly meneleponnya.

"Hallo kimberly ada apa?" Ucap alexa kesal karna kimberly menghubunginya tiba-tiba padahal hari ini tidak ada jadwal untuk pemotretan.

"Alexa bisa kau temani aku ke club nanti malam?" Ucap kimbeli.

Alexa membuang napasnya kasar, "cepat katakan jam berapa?" Ucap alexa masih berjalan mencari baju yang menarik perhatiannya.

"Jam 8, ketemuan di club saja aku tidak punya waktu untuk menjemputmu okay?" Ucap kimberly.

Alexa membalikan tubuhnya lalu menambrak seseorang hingga barang belanjaan orang itu jatuh. Alexa langsung mematikan sambungan teleponnya lalu mengambil barang belanjaan milik orang yang ia tidak sengaja tabrak.

"Maafkan aku, aku tidak berhati-hati" ucap alexa menatap wanita baya yang menatapnya dengan tatapan kaget.

Mata itu.

Wanita paruh baya itu tersenyum, "tak apa, lagi pula barang-barang ini hanya terjatuh bukan rusak bukan?" Ucap wanita itu tersenyum ramah.

Alexa menelan ludahnya susah payah, wanita paruh baya di depannya ini begitu cantik di umurnya yang sudah tidak terbilang muda tetapi penampilannya begitu anggun sehingga wajah keibuannya benar-benar terlihat dengan baik.

"Y-yaa, m-maafkan aku sekali lagi" ucap alexa terbata masih menatap wanita tersebut.

Wanita itu menelus sebelah pundak alexa, "tidak usah khawatir, boleh aku tau siapa namamu?" Tanya wanita paruh baya tersebut.

"Ohya perkenalkan, Namaku alexandra kau bisa memanggilku alexa" ucap alexa tersenyum memberikan tangannya untuk berjabat tangan.

Wanita itu membalas jabatan tangan alexa, "aku carla leandra winston kau bisa memanggilku carla".

Alexa menyeringitkan dahinya bingung. Pasalnya nama belakang wanita itu sama dengannya hanya saja alexa jarang menggunakan nama belakangnya di publik ia lebih suka menggunakan nama alexandra saja.

"Ada apa?" Tanya carla di depan alexa karna wanita tersebut wajah alexa menunjukan kebingungan.

"T-tidak" ucap alexa langsung merubah ekspresinya tersenyum ramah lalu memberikan barang belanjaan wanita itu yang tadi ia jatuhkan.

"Terimakasih, apa kau seorang model?" Tanya carla karna ia melihat tubuh alexa yang tinggi dan ciri khas model begitu kental di tubuhnya.

"Ya aku seorang model mrs.winston" ucap carla tanpa menampilkan giginya yang rapih.

Carla tersenyum lalu mengeluarkan sesuatu dari dompetnya. Ia memberikan sebuah kartu nama pada alexa, "aku desainer dari VS yang sering mengadakan peragaan busana, akhir taun ini aku membutuhkan model untuk peragaan busana yang akan launching, jika kau berminat kau bisa menghubungiku untuk mengikuti casting" jelas carla ramah.

Alexa menerima kartu nama tersebut, ia kaget bukan main karna wanita di depannya ini ternyata salah satu desainer di VS yaitu brand pakaian dalam terkenal di seluruh dunia. Namun alexa langsung cepat merubah ekspresinya.

"Aku pasti akan menghubungimu dan akan sangat bangga bisa bekerja sama denganmu, terima kasih mrs.winston" ucap alexa tersenyum manis.

"Baiklah, ku harap kau segera menghubungiku, aku harus pergi sampai jumpa" ucap carla tersenyum lalu meninggalkan alexa bersama pria berjas hitam di belakang nya yang alexa yakin itu adalah bodyguardnya.

Alexa langsung memasukan kartu nama tersebut ke dalam dompetnya lalu melanjutkan kegiatan belanjanya.

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt