Aistan terkekeh lagi lalu melanjutkan langkahnya. "orang tuaku tinggal di dunia Immortal, aku anak yang bebas nggak suka diatur-atur."

Ntah sudah berapa kali Aistan tertawa bersama gadis ini. Di academy ia dikenal dengan wajah dinginnya tanpa pernah memperdulikan sekitarnya.

Aistan sangat misterius.

Kyline hanya diam saja tidak ingin menanyakan terlalu jauh, ia sadar akan privasi orang lain.

Mereka pun sampai di sebuah garasi.

Kyline berdecak pelan melihat mobil berjajar rapi dengan segala jenis merek.

Untuk apa dia mempunyai mobil sebanyak ini jika hanya dia sendiri yang tinggal disini?

Aistan mengambil sebuah mobil keluaran terbaru. Tampak hanya ada dua kursi di depan tidak ada kursi lagi dibelakang.

Aistan masuk ke dalamnya. "Sini masuk jangan diem doang disitu."

Kyline memperhatikan setiap gerak-gerik pemuda di depannya. Ia lantas berjalan ke arah berlawanan lalu masuk.

"Nih pake." Aistan menyodorkan kacamata hitam ke arah Kyline.

Kyline mengerutkan keningnya bingung. "Untuk apa?"

"Udah pake aja."

Lantas Kyline memakai kacamatanya. Lalu tiba-tiba atap yang menutupi mobil itu terbuka.

"Sudah berapa lama aku didalam kastil? Aku baru lihat ada mobil bisa dibuka atapnya seperti ini."

"Ck, norak."

Kyline melototkan matanya ke arah Aistan katena mendengar ucapan pemuda itu.

Aistan terkekeh pelan lalu mulai menyalakan mobilnya. Garasi terbuka dengan sendirinya lantas ia keluar perkarangan rumahnya.

Amalfi coast - Italy.

Sesampainya mereka dijalan raya yang sepi Aistan mempercepat laju mobilnya.

Kyline terhenyak, rambutnya berkibaran menerpa area wajahnya.

" I'm coming Italy!!" Aistan berteriak dengan kedua tangannya yang direntangkan.

Kyline menoleh dan membulatkan matanya. "Kau nyari mati?!"

"Nikmatin anginnya, Coba teriak sekencang-kencangnya." Aistan menoleh ke arah Kyline dengan senyum manisnya.

Kyline tercengang, untuk pertama kalinya pemuda itu tersenyum ke arahnya.

Kyline memejamkan matanya. Untuk hari ini ia ingin mencoba menjadi manusia biasa tanpa embel-embel penyihir.

Tidak ada salahnya mencoba bukan?

"Aaaaaaaaaaaaaaa!!!!" Kyline mencoba intruksi dari Aistan, ia berteriak sekencang-kencangnya lalu merentangkan tangannya membiarkan angin menerpa wajahnya.

Aistan menoleh ke arah Kyline, matanya tidak lepas dari wajah Kyline.

Aistan baru sadar wajah Kyline amat sangat cantik apalagi jika sedang tersenyum seperti itu, Kecantikannya bertambah dua kali lipat.

"Lega kan?" Tanya Aistan seraya tersenyum ke arah Kyline.

"Terima kasih." Untuk pertama kalinya Kyline tersenyum tulus kepada pemuda di sampingnya.

Katakanlah Kyline norak berteriak seperti tadi, tapi itu sungguh menyenangkan. Seolah-olah beban pikiran ia terangkat semua.

"Jangan senyum kek gitu, nanti kita bisa jatoh ke jurang."

Kyline hanya mendengus mendengar gombalan  pemuda di sampingnya.


Setelah memakan waktu perjalanan yang lama Kyline sampai pegal duduk terus-terusan di dalam mobil. Tapi karena pemandangan setiap jalan yang ia lewati indah Kyline tidak memperdulikan tubuhnya.

Akhirnya Aistan menghentikan mobilnya.

Kyline mengerutkan dahinya bingung menatap sekitarnya.

Sepi sekali tempat ini.

"Ayo turun." Aistan menutup atap mobilnya lalu keluar mobil.

Kyline menaruh kacamatanya di dalam mobil dan ikut keluar dengan rambut yang sedikit acak-acakan, tapi ia tidak memperdulikanya.

Oh ternyata jalan yang sedari-tadi dilewati menuju bukit.

Kyline sebenarnya jarang menaiki mobil seperti tadi, ia lebih senang teleportasi ke tempat tujuannya agar lebih cepat.

Kyline mengikuti langkah Aistan yang berdiri di tepi bukit.

Kyline berdiri di sebelahnya lalu berdecak kagum melihat pemandangan di depannya yang menunjukan suasana kota yang indah.

"Bentar lagi matahari tenggelam, kita bisa lihat dari sini." Aistan duduk direrumputan.

Kyline pun ikut duduk di samping Aistan.

Kyline masih memandangi gedung-gedung bertingkat yang sangat terlihat jelas dari atas bukit.

Kyline takjub dengan gedung-gedung besar di hadapannya. Sedangkan di dunia Immortal ia hanya melihat rumah-rumah penduduk yang sangat kuno tidak seperti di hadapannya saat ini.

Kyline tidak sadar sejak awal ia memandangi kota, Aistan sedang memandanginya dengan raut tak terbaca.

  ••••

Jangan lupa tinggalkan jejak ya🤞🏻

Me And My GuardianWhere stories live. Discover now