BAB 24

70 11 19
                                    

Pagi-pagi sekali, Dhira sudah siap untuk berangkat sekolah. Jalanan pun masih cukup sepi.
Ketika tiba di sekolah, para murid dapat dihitung jari.

Dengan gontai, dia langkahkan kaki menuju kelas. Namun, ada sesuatu yang membuatnya terkejut. Mela duduk di bangkunya dengan tatapan tajam. Saat Dhira berdiri di tengah pintu, dengan cepat Mela menghampiri Dhira dan menyeretnya dengan menjambak rambut. Mata Dhira membelalak. Batinnya bertanya-tanya, entah apa lagi yang diinginkan Mela. Apakah masalah Bayu lagi? Jika benar, dia sudah tidak peduli lagi. Toh, dia tidak mendekati Bayu duluan. Justru sebaliknya.

Suasana sekolah masih sepi, itu membuat Mela senang karena dia bisa melancarkan aksinya.
Aksi yang direncanakan Mela adalah merundung Dhira. Dia sudah benar-benar muak padanya. Mela tidak tahu harus dibuat apa agar si Dhira nurut dengan apa yang dikatakannya.

Dhira masih saja dekat-dekat dengan Bayu. Itu membuat kesal Mela semakin membludak. Dia memutuskan akan merundung Mela separah-parahnya.

"Aduh! Mel? Ada apa? Kenapa kamu menyeret saya seperti ini?" Kulit kepala Dhira sedikit pedih karena jambakan Mela.

"Udah, jangan banyak nanya. Ikut gue aja!" ucap Mela kesal.

Terlihat, Mela membawa Dhira ke kamar mandi wanita. Tentu saja di sana masih sepi karena ini masih begitu pagi.

"Awwww!" Dhira merintih sesaat setelah jambakan keras di rambutnya lepas.

Tampak, Mela memutar kran air di wastafel.

Cepluk! Cepluk!

Mela memasukkan kepala Dhira ke dalam wastafel yang hampir membludak karena Mela membiarkan kran itu terbuka lama.

Ketika ditenggelamkan, Dhira terlihat sedikit sulit bernapas. Kali ini, apa yang dilakukan Mela benar-benar keterlaluan.

"Dhira!! Lo bener-bener gak peduli ya sama omongan gue kemaren-kemaren?" tanya Mela disertai gertakan di gigi setelah menarik kepala Dhira dari kubangan air di wastafel.

Dhira terdiam. Ketika ingin membuka suara, Mela memotongnya cepat.

"Jauhin Bayu!! Dua kata itu saja. Sangat sederhana kan?? Kenapa lo masih deketin juga? Lo tuh paham gak sih omongan gue??" bentak Mela tepat di depan wajah Dhira yang tertutup oleh rambut berantakannya karena air tadi.

Dhira tertunduk, memilih bungkam tidak ingin membalas perkataan Mela. Karena Dhira pikir, penjelasannya sama sekali tidak diindahkan oleh seorang Mela.

"Kenapa diem aja?? Ngomong dong! Dasar keparat."

"Percuma kalo saya ngomong, kamu gak akan percaya juga," ucap Dhira lirih sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"Aishh! Ngeselin banget sih lo. Nyolot banget lagi."

Mela kembali menenggelamkan kepala Dhira di wastafel. Lalu menghadapkan Dhira di depan cermin.

"Lihat!! Lihat bener-bener!"

Mela dan Dhira fokus menatap bayangan masing-masing di cermin.

"Gue lebih cantik dari lo! Gue juga kaya! Fashionable, gak kayak lo! Kampungan!" bentak Mela dengan mata melotot.

"Gue jadi heran, kenapa dulu Kanu suka ya sama lo? Jelas-jelas lebih unggul gue daripada lo!"

Mela mengatakannya berapi-api.

"Jangan-jangan lo pake pelet ya?" terka Mela.

Dhira berbalik dan berhadapan dengan Mela.

"Mel! Kamu kalo ngomong jangan sembarangan. Saya gak pernah pake kayak gituan. Buat apa juga, gak ada manfaatnya. Yang ada malah dosa," ucap Dhira tegas.

Misapprehend #ODOC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang