18 • Maaf

3.1K 341 26
                                    

Felix kembali terbangun dipagi hari dan menjalani aktivitasnya setelah melewati malam yang panjang bersama sebuah tangisan yang menemani dan membawanya ke alam mimpi.

Felix kemarin malam memang menangis. Hanya sedikit. Ibarat kata seperti menghitung pasir di pantai. Karena percuma ditangisi juga tak akan bisa membuat ia kembali. Jadi, daripada Felix pusing mikirin begituan lebih baik dia jalani hidup dia lagi kayak biasa. Tapi, ia tidak mengenal Changbin. Lupakan Changbin. Changbin sudah bahagia bersama Dahyun.

"Lix, Changbin dateng tuh. " Ucap Jisung saat melihat Changbin memasuki kelas.

"Mau di apain? " Jawab Felix ketus. Bener lah kan nggak ada apa-apa lagi. Oh iya, kan mereka nggak tau.

"Napa Lo? Lagi marahan? " Tanya Minho selidik.

"Enggak. Biasa aja. " Jawab Felix jujur yang membuat Minho bingung. "Biasa darimana Lo aja kayak bodo amat gitu sama dia. "

Belum sempat Felix ingin menjawab, tiba-tiba Changbin sudah datang ke mejanya dan berkata, "Lix, aku mau ngomong sama kamu. "

Felix tahu Changbin mau bahas yang kemarin. Tapi, apa lagi yang mau dibahas? Bukannya semua sudah selesai?. Karena Felix ingin memberi Changbin kesempatan untuk menjelaskan, ya Felix kasih. Felix mengekori Changbin dan sampailah mereka di rooftop.

Setelah sampai, Felix membuka percakapan. "Kamu mau ngomong apa?" tanya Felix yang sudah ingin buru-buru pergi. Lebih tepatnya menghindar sih.

"Maaf. " Hanya satu kata yang terucap dari bibirnya. Namun, kata-kata itu mampu membuat Felix meneteskan bulir kristalnya.

Changbin mengenggam kedua tangan Felix dan menatap lekat netra Felix. "Perjodohan itu memang aku yang mau."

Kata-kata yang terlontar dari Changbin membuat Felix menatapnya tak percaya. Bagaimana bisa?

"Aku kira kamu cinta sama aku. Rupanya semua yang sudah kamu lakuin ke aku itu palsu. " Ucap Felix sambil menahan isak tangisnya.

"Tidak semuanya palsu. " Elak Changbin. "Aku cinta sama kamu. Aku ingin kamu kembali ke aku. " Ucapnya memohon ke Felix.

"...Apa itu juga palsu? "

"Aku memang dulu ngelakuin ini karena dare yang ku terima dari Minho. Tapi seiring berjalannya waktu, aku cinta sama kamu. Kemarin, sebelum Papa menawarkan perjodohan ini. " Jelasnya.

"Kenapa gak kamu tolak? " Ucap Felix agak membentak sedikit.

"A-aku cuma mau ngebuktiin perasaan aku. Apa benar aku sudah jatuh ke kamu. Hanya itu. Aku gak tau bakal sejauh ini. "

"Kamu baru menyesal sekarang atas yang udah kamu lakukan dan minta maaf semudah itu sama aku? "

"Asal kamu tau, aku udah tau hubungan kamu sama Dahyun jauh sebelum pergi ke acara tunangan kalian itu. "

"Dan kamu nggak tau seberapa sakitnya aku. Apalagi Dahyun yang secara tidak langsung kamu jadiin dia percobaan atas hati kamu yang egois itu. " Ujar Felix yang menbuat hati Changbin tersenggol.

"Sudahlah, Seo Changbin. Jalani saja apa yang telah kamu pilih. Lagipula kamu udah jadi milik orang. Nanti aku dikira pelakor lagi. Sekali lagi, selamat menjalani hidup yang lebih bahagia sama Dahyun. "

Felix langsung pergi setelah mengucapkan kata itu. Meninggalkan Changbin sendiri disana bersama angin yang berhembus cukup kuat.

Felix tahu, Changbin melakukan semua ini karena tantangan dari Minho. Ia tahu itu. Minho sudah bilang langsung bahkan minta maaf pada Felix karena ia sudah membuat Felix menjadi seperti ini. Felix tahu, Minho tak bermaksud seperti itu.

"Felix. " Panggil MinSung yang berada ditangga seolah-olah menunggu Felix dari atas.

"Kalian ngapain? " Tanya Felix.

"Maaf, Lix. Gua nggak pernah bermaksud begitu. Gua pantes buat Lo benci memang. " Ujar Minho tidak enak.

"Gak apa-apa, Ho. Gua udah maafin Lo. Lagipula ini emang sudah jalan hidup gua. Mau gimana lagi?. Memangnya jika gua benci sama Lo, semuanya bisa terulang gitu?. Nggak kan?. Yang ada gua malah nambah dosa. "

..............................

ICY • CHANGLIX

.................................

"Lix, kamu bentar lagi udah mau lulus kan? " Tanya Chan.

"Iya, Dad. Kenapa emangnya? "

"Kamu mau ke Aussie? "tawar Chan sebagai bapak yang baik hati.

"Ngapain? " tanya Felix polos. "Kamu mau nggak ngelanjutin sekolah ke situ? "

"Nanti aku sendiri dong, nggak ada siapa-siapa. "

"Ada. Ada Mama kamu. " ucap Chan yang buat Felix shock. Abisnya kan mereka udah gak pernah ketemu lagi pas Felix udah besar.

"Si Felix mau itu kali. Ikut Guanlin ke China. " Sahut Seungmin dari dapur ke ruang keluarga.

"Bener, Lix? "

"Hehehe. Kepikiran, euy. Apalagi Guanlin kemaren yang nawarin. Kan jadi tergoda akyuh. "

"Ih jijik. " ucap Jeongin yang meringis akibat sikap Felix yang jadi cabe-cabean begitu. "Bacod kau buntut onta. "

"Masih ada berapa lama emang sampai kamu lulus? " Tanya Chan sambil menimang waktu yang pas.

"Masih lama, 5 sampai 6 bulan lagi. "

"Tapi kan, seberapa lama juga harus dipikirin dong. Sekarang hahahihi nanti tinggal besok aja. " Nasihat Seungmin ada benarnya juga.

"Hehehe. Yaudah deh, nanti Felix pikirin lagi. "

"Emang kamu nanti mau ngambil apa jurusannya? " Tanya Chan penasaran
Habisnya si Felix ini tipe anak yang hahahehehe aja jadi nggak keliatan gitu passionnya gimana.

"Hmm. " Felix tampak berpikir sedikit. "Sebenernya, Felix juga nggak tau mau jadi apa. Entar deh, Felix pikirin lagi. "

"Ampun dah punya anak begini amat. Yang pusing gua jadinya dah. "

"Kagak punya masa depan amat Lo, Hyung. " Sindir Jeongin yang duduk disebelahnya.

"Malahan yang bagus itu begini. Biasanya yang direncanakan tidak akan pernah jadi. Lebih bagus jika dilakukan kepepet. Pasti jadi. Gitu. "

"BANG FELIX!!!!!!!!!!!!! " teriak satu rumah serentak.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ICY - CHANGLIXWhere stories live. Discover now