ICY - CHANGLIX

15 • Mantan

Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Menandakan bahwa hari sudah siang. Saat ini, para murid tengah menantikan kapan bel pulang sekolah berbunyi. Mungkin beberapa dari mereka sudah ada yang tertidur dan untuk murid yang rajin, mereka pasti akan tetap mendengarkan sampai selesai.

Changbin sudah tertidur pulas dibelakang. Tepat dibawah AC. Bersama kawannya pastinya. Sedangkan Felix, hampir tertidur. Kalau saja ia tak ingat bahwa ia harus belajar dengan serius karena sudah mau mendekati UN.

Selain karena UN, Felix juga tak akan bisa membiarkan kelopak matanya menutup karena orang yang disebelahnya adalah Seungmin. Ia pasti akan mati-matian menjaga Felix agar tetap terjaga.

"Fel. " panggil Minho.

Hanya dengan satu kata. Namanya. Felix langsung saja tidak jadi untuk menutup matanya. Sebenarnya ia bosan. Ingin segera pulang. Tapi sebelum pulang, ia ingin makan siang bersama kekasihnya. Changbin.

"Hah? "

"Perhatiin. "

"Iya, Min. "

Felix tahu bahwa Changbin sudah tertidur dan mungkin sudah memasuki alam mimpi yang entah mana. Tapi tak heran, ia selalu menggunakan jam pelajaran sebagai waktunya untuk tidur. Tapi, yang membuat Felix bingung adalah bagaimana bisa ia tetap pintar sedangkan ia selalu tidur dikelas?

Ah, ngomong-ngomong tentang Changbin. Pria itu kini sangat susah untuk ditemui diluar jam sekolah. Udah kayak presiden aja. Presiden aja gak sesibuk itu kayaknya. Tak tahu apa yang terjadi padanya. Namun, ia selalu hanya mengatakan bahwa ada urusan keluarga atau ibunya memintanya pulang. Ya, kalau begitu Felix mana bisa gak kasih ijin.

Felix jadi teringat jawaban Changbin saat itu. Ketika ia bertanya tentang selingkuhannya. Felix harus semakin menjaga Changbin. Tapi, disisi lain ada yang membuatnya sadar. Yaitu dia hanya pacar bukan keluarganya apalagi orang tuanya. Jadi, intinya Felix tak punya hak.

"Fel, bengong. "

"Nggak kok, kakak. " canda Felix.

"Perhatiin tuh. Jangan kehasut sama setan. " ucap Minho, sebagai ketua kelas yang baik.

"Udah Lix, tidur aja. Yang lain juga begitu. " hasut Jisung.

Iya, yang dimaksud setan oleh Minho itu si Jisung. Padahal mereka pacaran tapi kelakuannya kayak nggak pacaran sama sekali.

"Eh, enak aja lu ya. Masa gua disamain sama huntu. " marahnya dengan berbisik ke Minho.

Minho tidak menjawab, hanya memberikan jari tengahnya pada Jisung. Tentu hal itu, membuat Jisung mendengus tak terima.

¦___________________¦

ICY °•Δ•°
CHANGLIX

¦__________________¦

Kringgg

Akhirnya, bel yang ditunggu-tunggu oleh para murid. Pulang sekolah.

"Akhirnya... " ucap Felix dan Jisung lega.

"Lix, lu pulang mau main dulu kan sama Changbin? " tanya Jisung.

"Main apa nih? "

"Sialan lu, Ho emang. Yang ada gak gua yang tanya begitu sama lu. "

"Udah tuh, bangunin si Changbin. "

"Yaudah, bye "

Setelah berpamitan dengan Minho dan Jisung, Felix segera menuju tempat Changbin. Dibelakang.

"Bin, bangun Bin. "

"Jadi nggak kita? Kalo nggak jadi aku pulang aja dah. "

"Hm? "

"Iya, ayo. "

Felix bingung lagi sama Changbin. Bagaimana bisa nyawanya kekumpul cepet begitu. Sedangkan Felix saja butuh waktu paling cepat 5 menit.

Changbin segera menarik lengan Felix menuju tempat parkirnya. Karena Felix terlalu banyak melamun.

"Mau makan dimana? " tanya Changbin pada Felix saat sudah berada didalam mobil.

"Terserah aja. " jawab Felix seadanya.

Memang dasar Sub. Changbin jadi bingung sendiri. Karena Felix sudah memutuskan untuk memberi keputusan pada Changbin, jadi ya akan putuskan.

Istilahnya terima tak terima.

Saat ini mereka telah sampai, bagi Changbin restoran ini bukan apa-apa. Tapi bagi Felix, sebaliknya.

"Tutup mulutnya. " ucap Changbin santai. Ia berjalan dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam kantung celana sekolahnya.

Mereka saat ini sudah menikmati makanan yang telah mereka pesan. Saat mereka tengah asik mengunyah, tiba-tiba seorang perempuan mendatangi meja Felix dan Changbin. Ralat, lebih tepatnya Changbin.

"Bin? "

"Kamu Changbin, kan? "

"Kamu masih inget aku? "

"Da-dahyun? " ucap Changbin tergagap.

Dahyun

• Changbin's Ex