Chapter 03 ( Mimpi )

204 14 2
                                    

.
.
.
Gelap
.
Muram
.
Dingin
.
Suara denting air jatuh di dalam terowongan gang seolah bergema. Sangat dingin. Mengiris kulit tipis (Name) hingga terasa menyakitkan. Seperti aroma logam. Tidak tersentuh.

'Tenanglah. Tenang' bisiknya pada diri sendiri.

Ini bukan yang pertama kali, namun mimpi ini selalu tersambung setiap hari, dan pada hari besok akan mendarat di tempat kemarin ia berhenti. Naas, mimpi ini masih sama. Menyusuri gang tanpa ujung.

Tanpa tau kapan berakhir. Nafasnya sedikit mereda, sangat menyiksa berada ditempat aneh dan gelap, cahaya param hanya mengikuti langkah sekitar ia berjalan, depan dan belakang gang tetap sunyi dan mati. Gelap gulita seolah (Name) yang melangkah di sana tadi hanya ilusi.

Sesak. (Name) bahkan dapat mendengar detak jantungnya yang berdentam, nafasnya terengah bak berlari ratusan kilometer.

Kepalanya menoleh kekanan, kemudian menyanggah tubuh pada tembok berjalan ke depan.

Tubuhnya sangat berat, berada ppada batas. Namun mendadak kepalanya terangkat. Jengitan keluar pelan dari bibir, tak bisa berkata-kata....

Apakah sampai....?

Sudah sampai di ujung?

Memeluk dirinya sendiri, tubuh menggigil antara senang dan gugup, seolah sesuatu menunggunya di ujung sana. Bahkan (Name) merasakan bibirnya tertawa tak percaya, apa ini?

Langkahnya berat semakin dipaksa cepat, semakin dekat, dekat, lebih dekat lagi...

Namun matanya semakin gelap,

'Sebentar lagi ...' bisiknya

Semakin melambat

'Kumohon, tolong ...'

Kaki sudah lelah,

'Sebentar saja ...'

Tubuhnya mengikuti gravitasi, namun masih berusaha keras membuka retina lebar-lebar.

Hanya cahaya menyilaukan di ujung sana, seperti kembang api yang menerjang matanya.

Dari balik cahaya putih yang tidak tersentuh, surai putih bergerak perlahan mengikuti angin, seolah memainkan senar sitar selir-selir adonis ...

Sisi wajah menoleh pada (Name). Mata itu menatap tepat pada mata  rusty miliknya. Seolah terpatri pada mata yang lain,

Mata biru hingga sebiru awan,

Terlalu lembut hingga selembut gula kapas,

Yang cemerlang tapi tak sampai setajam irisan lekuk krystal,

Ah,

(Name) baru tau nama warna mata itu,

"Soft Aqua"

Namun. (Name) merasa sedang menatap dirinya sendiri.

.
.
.
.
.
.
.

"Hngg...." melenguh pelan.

Nafas (Name) sedikit berat saat berusaha membuka mata, cahaya disela gorden menusuk iris mata. Membuatnya makin berdecak jengkel.
Ayolah.

Wajah sehalus medium mercury logam itu benar-benar sedingin es. Seolah dilapisi salju yang putih halus.

Ini akan terjadi tiap kali mimpi itu datang, tubuhnya terasa remuk seperti keripik. Tulang-tulangnya terasa patah hingga tenggorokan pedas, (Name) tidak bisa menegeluarkan suara meminta tolong pada seseorang. Mencoba melirik sisi kanan, tiga ranjang bertingkat di sana kosong.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Vilkola-kis (Shingeki no Kyojin) Levi X ReaderWhere stories live. Discover now