"Kami pulang!!" Seru Solar yang membuka pintu rumah lalu masuk bersama dengan Thorn juga Taufan yang tengah mengangkut alat yang dibicarakan dengan kuasa mereka.
"Solar! Mana alatnya?! Kita harus cepat pakai alat itu sekarang juga!" Seru Blaze tiba-tiba yang membuat Solar terlonjak kaget.
"Kenapa buru-buru sekali kak Blaze? Ada apa?" Tanya Solar bingung.
"Kak Gempa! Kak Gempa tidak bangun dari tidurnya dan sekarang kak Gempa tidak berhenti mimisan!" Ujarnya panik.
"Apa?!"
Solar, Taufan, Thorn, Fang juga Ochobot langsung berlari kedalam rumah setelah meletakkan alat tersebut disamping televisi. Mereka dengan segera menghampiri Gempa yang berada disofa dan mereka tidak bisa menahan keterkejutannya dengan apa yang dilihat.
"T-Tak mungkin.. kenapa ini bisa terjadi…?"
"Reverse! Dia mungkin sudah melakukan sesuatu pada Gempa, karena itu kita harus cepat-cepat masuk kedalam jiwa Gempa!" Timpal Halilintar yang sudah berekspresi tidak santai dan menunjukkan amarah yang besar.
"Kalau begitu ayo cepat kita masukkan Gempa dalam tabungnya!" Ucap Fang bergegas pergi menuju alat yang tersimpan disamping televisi.
Alat itu berupa tabung berukuran dua hingga hampir tiga meter dengan diameternya hampir satu meter lebih. Alat itu biasanya di pakai untuk percobaan pengawetan ataupun pemulihan manusia. Namun berbeda dengan alat ini yang khusus digunakan untuk memasuki jiwa orang lain.
Halilintar dengan cepat menggendong Gempa lalu membaringkannya kedalam tabung tersebut dengan hati-hati.
Fang yang memegang control dari tabung tersebut langsung menutup tabungnya yang kini mengeluarkan sinar hijau, yang artinya siap untuk dipakai.
"Baik! Aku dan Fang akan berjaga disini sembari mengontrol keadaan. Sementara kalian berenam masuk kedalam jiwa Gempa dan aku ingatkan untuk tidak melukai tempat dalam jiwanya, kalau tidak Gempa akan tersakiti dan kemungkinan besar akan bersifat fatal." Jelas Ochobot yang langsung di balas oleh anggukkan serius dari keenam Boboiboy itu.
Mereka langsung mengelilingi tabung tersebut dan menatap miris kearah Gempa yang masih saja mengeluarkan darah dari hidungnya. Jika terus seperti itu, Gempa bisa kehilangan banyak darah.
"Kami siap!" Seru Taufan.
Fang menganggukkan kepalanya, "kalian berhati-hatilah dan jangan ceroboh. Reverse bukan tandingan yang mudah jadi berfikir dulu sebelum bertindak." Lalu ia menekan tombol on pada kontrolnya.
Seketika itu enam buah benang muncul dari tabung tersebut dan langsung menancap tepat pada dada para Boboiboy itu. Pandangan mereka perlahan mulai kabur dan kesadaran mereka pun sepenuhnya terambil, atau bisa dibilang jiwa mereka tersedot kedalamnya.
Fang dan Ochobot saling berpandangan lalu mengangguk.
"Semoga kalian semua berhasil menyelamatkan Gempa."
=ooo=
Halilintar mengerjapkan kedua matanya, mencoba untuk membiasakan dengan cahaya yang tiba-tiba mengenai matanya. Begitupun dengan kelima saudaranya yang lain. Mereka melihat kesekitar dan hanya ada ruang hampa yang dilihat. Ruangan yang terbilang cukup luas namun terasa hampa juga gelap. Hanya ada satu penerangan yang ada ditengah.
"I-Ini jiwa kak Gempa? Kenapa begitu kosong?" Ujar Thorn memeluk tubuhnya sendiri, menggigil karena merasa kedinginan.
"Disini juga sangat dingin sekali! Kak Blaze, coba buat api dan terangi ruangan ini!" Seru Solar.
Blaze menganggukkan kepalanya lalu menjentikkan jarinya, bermaksud untuk mengeluarkan api ditangannya. Namun ternyata api itu tidak muncul sama sekali. "huh? Loh kok?"
Blaze terus saja mencoba mengeluarkan kuasa apinya namun usahanya itu sia-sia.
"Ku-Kuasaku tidak bisa digunakan! K-Kenapa ini?!" Ujarnya mulai cemas.
Lalu satu per satu dari mereka pun langsung mencoba untuk menggunakan kuasa mereka namun tidak ada yang berhasil. Mereka datang kemari tanpa bisa menggunakan kuasanya. Bukankah itu sama saja dengan bunuh diri?
"Sudah! Tenang semuanya! Sekarang lebih baik kita mencari Reverse dan hancurkan dia bagaimanapun caranya! Hanya itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan Gempa." Timpal Halilintar.
"Kalian mencariku~?"
Keenamnya langsung menoleh kebelakang disaat mendengar suara itu. Disana terlihat Reverse yang menyeringai lebar dengan kedatangan mereka sembari melipat kedua lengannya didepan dada dengan angkuh.
"Kasihannya, kalian tidak menggunakkan kuasa masing-masing ya~? Lalu bagaimana kalian bisa menghancurkanku? Dengan tangan kosong?"
Reverse tertawa lantang yang membuat keenam Boboiboy disana menggeram marah. Aura mereka kini telah menggelap. Rasa amarah dan dendam pun mulai meningkat. Mereka harus membunuh Reverse, bagaimanapun caranya. Dialah yang sudah menyiksa Gempa, maka dia harus membayar semua yang diperbuatnya itu dengan nyawanya.
"Kau… Dimana kak Gempa sekarang?! Kau apakan dia huh?!" Geram Ice yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Reverse terkekeh jahat lalu memiringkan kepalanya kesamping sembari menyipitkan matanya dengan sinis.
"Ahh Gempa ya? Memangnya kalian tidak lihat dia ada disana~?"
Reverse menunjuk kearah depan mereka, tepatnya kelangit-langit ruangan yang ada didepannya. Disana tergantung Gempa dengan benang merah dari berbagai arah, mengikat sekujur tubuh Gempa dengan erat. Gempa disana terlihat sangat berbeda. Matanya memandang kedepan dengan kosong. Sekujur tubuhnya dipenuhi oleh luka-luka dan luka itu sama seperti luka yang didapatinya disaat para Boboiboy menemukannya.
Keenam Boboiboy pun langsung membelakakan matanya lebar. Mereka menatap Gempa dengan tatapan yang horror dan tidak percaya. Wajah mereka berubah pucat dan pandangan mereka menggelap seketika. Netra dari masing-masing Boboiboy berkilat berbahaya. Tak ada yang bisa mendeskripsikan apa yang mereka rasakan saat ini.
"GEMPAA!!!"
"Hihi~ Saatnya bermain~!"
.
.
.
=To Be Continue=
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
Broken Soul
Mulai dari awal
