Rona merah menjalar dengan cepat di wajah Ice, "i-itu hanya kebiasaan! Habisnya Ice ketularan Blaze yang suka nyebut nama sendiri kalau ngomong!"
Halilintar memutar bola matanya malas, "ya, ya, ya, terserah kau saja, Ice."
Ice mendengus kasar lalu ia melirik kearah Gempa yang masih tetap tertidur dipangkuan Halilintar.
"Kak, kak Gempa belum bangun juga?" Tanyanya penasaran karena Gempa sudah tertidur lebih dari dua jam sekarang. Dulu Gempa tidak pernah tidur siang selama ini.
"Ah ya, sepertinya dia tertidur sangat pulas dan tenang. Padahal baru kemarin malam dia mendapatkan mimpi buruk."
Ice melepaskan pelukannya dan menyerit bingung, "haruskah kita membangunkannya kak? Lagipula kita perlu membicarakan mengenai alat itu biar kak Gempa tau."
Halilintar mengangguk setuju. Ia perlahan menggoyangkan badan Gempa sembari menepuk pipinya pelan, "Gem, bangun. Gempa, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Hening.
Gempa tidak berkutik ataupun bangun dari tidurnya. Hal itu membuat Halilintar dan Ice bingung.
"Gempa, Gempa,bangun. Kau sudah tidur terlalu lama. Nanti kau bisa mimpi buruk lagi." Ujar Halilintar masih menepuk pipi Gempa pelan. Namun masih tak ada respon. Tidak biasanya Gempa sulit dibangunkan. Biasanya dia akan segera bangun hanya dengan tepukan pelan saja atau suara bising.
Ice memegang pundak Gempa lalu menggoyangkannya, mencoba untuk membangunkannya juga. "Kak Gempa, bangun kak. Kami punya sesuatu yang penting nihh."
Tetap Gempa tidak bangun dari tidurnya. Hal itu membuat kedua Boboiboy disana mulai khawatir.
Halilintar menggendong tubuh Gempa dengan hati-hati lalu membaringkannya di sofa. Ditatapnya wajah Gempa yang masih saja tertidur, namun dengan nafas yang pendek dan tercekat.
"Gempa, Gempa, bangunlah! Kau kenapa?" Halilintar mengusap wajah Gempa dengan lembut. Ekpresinya berubah khawatir dan takut, begitu juga dengan Ice. Ia menggenggam tangan Gempa erat.
"Kak.. Kak Gempa kenapa..? Bangun kak.."
Mereka berdua pun dikejutkan dengan hidung Gempa yang kini mengeluarkan darah. Seperti mimisan namun berbeda. Darah itu terus saja mengalir hingga mengotori mulut Gempa. Halilintar dan Ice pun seketika itu langsung panik.
"Kak! Itu kak Gempa kenapa?! Kenapa jadi mimisan?!" Seru Ice yang langsung menggunakan elemen air nya untuk menyekat darah yang ada pada hidung dan mulut Gempa. Namun darah itu tidak mau berhenti mengalir.
"Aku tidak tau! Tapi sepertinya ini ada kaitannya dengan Reverse yang ada ditubuh Gempa! Kita harus cepat-cepat menggunakan alat itu dan memusnahkan Reverse!" Ucap Halilintar dengan geram. Ia mengepalkan kedua tangannya erat.
Blaze yang mendengar kepanikan keduanya itu langsung berlari turun tangga dengan tergesa-gesa sembari membawa sebotol cairan berwarna kuning.
"Kenapa ini?! kak Hali, Ice, ada apa ribut-ribut?!" Tanyanya cepat. Lalu ia pun melirik kearah Gempa yang masih mengeluarkan darah dari hidungnya tanpa henti, membuat Blaze membelakak terkejut.
"Itu kak Gempa kenapa?! Sebenarnya apa yang terjadi?! Reverse muncul lagi?!" Sahutnya dengan marah.
Ice menggelengkan kepalanya dan masih berusaha untuk menghentikan pendarahan Gempa. "Kita tidak tau pasti, tapi ini kemungkinan memang perbuatan Reverse! Kak Gempa tidak bangun-bangun dari tidurnya!"
YOU ARE READING
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
Broken Soul
Start from the beginning
