Ice melirik kearah Halilintar yang sibuk memperhatikan Gempa sembari mengelus rambutnya lembut. Ice meneguk ludahnya gugup, lalu dengan keberanian yang tersisa ia menepuk pundak Halilintar pelan.
"Apa?" Tanya Halilintar singkat tanpa menolehkan kepalanya pada Ice.
Ice sudah mengira hal ini akan terjadi. Ia menghela nafas pelan sebelum berbicara, "kak Hali masih marah..? Karena Ice sudah menyakiti kak Gempa…?"
"Menurutmu?" Desis Halilintar melirik tajam pada Ice.
Ice menundukkan kepalanya sedih sembari memainkan kedua tangannya yang berada dipangkuannya dengan gelisah, "kak… Ice ingin minta maaf. Ice tau kalau Ice salah. Ice memang bodoh dan pengecut karena menyakiti kak Gempa yang tulus mencintai Ice—-"
"Percuma kau minta maaf. Kata maaf saja tidak akan bisa memperbaiki kesalahan yang sudah kau perbuat." Potong Halilintar dengan sarkas.
Ice semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam sembari tersenyum miris, "Ice tau, kak.. tapi setidaknya Ice ingin kakak memaafkan kesalahan Ice. Kak Hali mencintai kak Gempa kan?"
Diliriknya Halilintar dengan ekor matanya sembari tersenyum kecut. Halilintar langsung memalingkan wajahnya, masih dengan ekspresi yang datar.
"Bukan urusanmu." Balasanya singkat.
"Itu urusanku juga kak, karena Ice juga sejujurnya masih mencintai kak Gempa." Ujar Ice mencoba untuk tetap tenang. "Tapi… mungkin Ice bukan yang terbaik untuk kak Gempa. Karena itu Ice punya permintaan untuk kakak."
Ice mengadahkan kepalanya dan menatap Halilintar disertai dengan senyuman. Bukan senyuman manis atau lembut. Namun senyum terluka yang ia perlihatkan. Hal itu membuat Halilintar sedikit terkejut karena ia bisa melihat luka dan penyesalan yang terpancar dari senyuman itu dan juga pandangan matanya.
"Ice ingin untuk kak Hali menjaga dan mencintai kak Gempa dengan tulus. Dan Ice ingin kak Hali tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang Ice buat… kak Hali tidak perlu memaafkan Ice, tetapi Ice ingin kak Hali jangan sampai menyakiti dan mengecewakan kak Gempa. Kak Hali bisa kan membuat kak Gempa bahagia..?"
Halilintar mendengus kecil. Ia merentangkan lengan kanannya kesamping dan menarik Ice kedalam pelukannya. Ice membelakakan matanya terkejut, ia mendongak dan menatap kakaknya itu dengan pandangan bingung.
"Tanpa kau beritau pun, aku akan berusaha untuk membahagiakan Gempa. Aku mencintainya jauh sebelum kau. Jadi tanpa diminta pun, aku akan melakukannya." Ujarnya dengan nada suara yang serius."Dan Ice… aku memaafkanmu. Kuharap kau tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi."
Kedua mata Ice berkaca-kaca. Ia menundukkan kepalanya sembari mengangguk kecil. Dibalasnya pelukan Halilintar dengan erat sembari berbisik pelan, "terimakasih, kak Hali…"
Halilintar menghela nafas pelan lalu mengusap rambut Ice pelan dan lembut, "lagipula kau ini pemalas dan kadang kekanak-kanakan. Jadi kayanya kamu gak pantes pacaran dengan siapa-siapa, Ice." Komentar Halilintar dengan blak-blakan. Kata-kata tersebut langsung menohok Ice yang belum siap dengan sindiran pedas kakak tertuanya ini.
"I-Ice sudah cukup dewasa untuk pacaran kak! Dan Ice bukannya malas, hanya kurang tidur saja!" Protes Ice yang merasa malu.
"Banyak alasan saja kau. Sudah dewasa dari mananya kalau ngomong saja masih nyebut nama sendiri kaya anak kecil." Cibir Halilintar.
VOUS LISEZ
Puppet and String (Re-publish)
Fiction généraleKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
Broken Soul
Depuis le début
