41. Kembali

54.9K 6K 74
                                    

———

Vano duduk diatas atap gedung, dengan kedua kaki terjuntai ke bawah. Sedikit saja bergeser, ia pasti akan jatuh dari ketinggian sepuluh lantai.

Ia memandangi foto yang sudah sedikit usang lalu tersenyum kecil. Foto dua orang perempuan yang berhasil memporak-poranda hatinya.

Siapa lagi kalau bukan Aluna dan Amanda.

Dua perempuan yang sama cantiknya, sama polosnya dan sama baiknya.

Flashback on

" Revano! "

Langkah Vano berhenti, ia berbalik lalu menatap datar seorang gadis yang mengenakan sweater di luar seragam putih biru nya.

" Ngeliat Amanda gak? " Tanya nya riang.

" Gak. "

Senyum gadis itu memudar, " Kok gak tau? Kalian kan pacaran. "

" Emang pacaran, tapi status itu bukan patokan gue selalu ada di samping Amanda. " Jawab Vano, masih dengan nada datar.

" Bantuin gue nyari Amanda dong! Gue harus pulang bareng dia, kalo gak nanti dimarahin Mama. " Kata gadis yang tak lain adalah Aluna itu.

" Gak mau. "

" Kok gak mau? "

" Males. "

Belum sempat Aluna membalas, sosok Amanda muncul dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.

" Maaf, lun. Tadi aku piket dulu. " Kata Amanda, lalu melirik Vano.

" Kamu ngapain, rev? " Tanya Amanda bingung.

" Mau nganterin kamu pulang. " Jawab Vano sekenanya.

" Eh eh kok gitu? Tadi gue ngajak lo bantuin nyari Amanda gak mau, sekarang malah nawarin pulang bareng. " Cibir Aluna kesal.

Amanda terkekeh, " Aku sama Aluna aja, rev. Lagipula kalo mau nganterin aku, kita naik apa? Masih kelas delapan. "

" Naik taksi. " Jawab Vano.

" Sok-sok an naik taksi, beli pulpen aja gak bisa lo! " Aluna langsung menarik tangan Amanda dan meninggalkan Vano yang masih bergeming di tempatnya.

Flashback end

Dulu, Vano tidak suka Aluna. Gadis itu selalu menggangu nya dengan alasan mencari Amanda yang saat itu berstatus pacarnya.

Hingga setelah dirinya putus dengan Amanda, ia mulai dekat dengan Aluna. Gadis yang sikapnya sebelas dua belas dengan adiknya itu mampu membuat dirinya yang dulu dingin berubah menjadi sosok yang hangat.

Bahkan Amanda tidak mampu melakukan itu.

" Kalian, berhasil membuat gue dan Alaska kebingungan ya? "

———
Aluna berjalan lesu menuju kelasnya. Sudah hampir dua minggu ia tidak bertemu Alaska dan Vano. Jangankan bertemu, bertukar kabar pun tidak.

Mereka seolah-olah hilang dari kehidupannya.

" Mereka pergi? "

Aluna menoleh dan tersenyum sekilas ke Valerie yang belakangan ini agak baik kepadanya.

" Kenapa gak cari tau, lun? " Tanya Valerie sambil menyilangkan kedua tangan nya di depan dada.

" Gimana caranya gue cari tau? Mereka aja gak pernah nunjukin muka ke gue. " Jawab Aluna datar, ia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke arah Valerie lagi.

Alaluna [Completed]Where stories live. Discover now