g

737 38 0
                                    

"Don't ever take up smoking."

🚬

Aku mengingat wejangan orang tuaku dulu sebelum menyalakan pematik dan menyentuhkannya pelan ke rokokku.

Menghisapnya perlahan; mencoba mempelajari apa yang kau sukai dari batang kecil pembunuh ini.

"Dia bukan pembunuh. Kau yang membunuh dirimu sendiri, dengan menyalakan rokok ini."

Jujur saja, aku tak mengerti apa yang membuatmu begitu adiktif pada rokok ini. Asap rokok ini memenuhi rongga paru-paruku, membuatku tersedak dan terbatuk-batuk.

Pahit.

Entah karena pahit itulah yang membuatmu menyukai batangan kecil ini. Atau asap yang memenuhi dadamu, lalu kau hembuskan perlahan-lahan membentuk lingkaran-lingkaran kecil.

Aku mulai mempelajari jalan pikiranmu selagi menghisap untuk yang kedua kalinya.

Tapi kali ini aku menutup mata, mencoba merasakan berbagai racun memenuhi tubuhku, lalu kuhembuskan perlahan-lahan. Memang aku tak berhasil membuat lingkaran-lingkaran asap sepertimu, namun aku bisa merasakan seluruh isi tubuhku meluap bersama asap yang kukeluarkan.

Sekarang aku mengerti.

🚬

Kaulah nikotinku; adiktif dan beracun.

Jelas-jelas kau sudah memasang peringatan di kepalamu saat kamu memasuki kafe ini pertama kalinya--yang tentu saja aku lihat--namun aku memilih untuk abaikan.

Kamu adalah berita buruk, dan aku juga tahu itu.

Kaulah sang nikotin.

Kaulah si puntung rokok itu.

Yang seharusnya tidak pernah aku bakar; tidak pernah kuberikan kemampuan untuk membunuhku perlahan-lahan.

cigarette [COMPLETED✔]Where stories live. Discover now