Satu: Raja

408 19 0
                                    

🍃🍃🍃🍃

Pukul tujuh lewat di Selasa pagi yang cerah, seorang gadis berambut panjang dengan seragam SMA berlarian menyusuri trotoar. Sesekali ia menyeka keringat yang menetes membasahi keningnya. Ia tampak cemas karena terlambat di hari pertamanya pindah sekolah.

Gadis itu sampai. Gerbang SMA Prahasa Bakti sudah dikunci namun tak ada seorang satpam pun disana, entah kemana. Keadaan pun sepi, ia menyebar pandangan. Setelah dirasa aman, segera saja ia memanjat naik.

Bruk!

Suara debukan terdengar saat ia melompat turun dan jatuh terduduk. Ia lalu mengusap telapaknya namun sebuah suara membuatnya terbelalak.

"Nekat juga manjat gerbang."

Gadis bernama Dara itu menelan ludah. Tak berapa lama, langkah kaki terdengar mendekat sampai akhirnya dua pasang sepatu converse berada tepat di depannya.

Dara mendongak. Dua sosok laki-laki berdiri dengan matahari berada di belakangnya sehingga Dara tak bisa melihat wajah mereka karena silau.

Tiba-tiba, salah satu mengulurkan tangannya. Tidak. Lebih tepatnya menyodorkan sesuatu pada Dara. Tampak seperti sebuah kartu berwarna merah.

Dara menekuk alis bingung namun tetap menerimanya. Ia masih terduduk saat meneliti kartu itu. Ada logo OSIS SMAPRABA tertera. Dara membaliknya. Disana tertulis:

Lari 5 putaran lapangan upacara pada istirahat pertama.

Dara melongo.

"Apa-apaan nih?!" sergah Dara dengan agak teriak. Matanya menyipit mencoba meneliti wajah dua laki-laki di depannya. Namun tetap, matahari menyilaukan. Hanya jas biru navy yang mereka kenakan yang mampu Dara lihat.

"Sanksi disiplin."

"Hah? Sanksi? Eh, gue murid baru ya, disini. Masa gue udah dapet beginian?"

Hening. Tak ada jawaban. Justru si pemberi kartu langsung pergi begitu saja.

"Eh, woi!" teriak Dara namun tak di respon apapun.

"Woi, apaan sih lo? Gak jelas!" Dara makin kesal.

"Gak jelas banget tahu nggak?!"

"Udah, cukup."

Dara menoleh ke arah laki-laki yang masih di hadapannya.

"Apa?!"

"Meskipun lo teriak-teriak kayak gitu, bahkan sampe guling-guling di lantai, orang itu gak bakalan narik hukuman sanksi lo. Jadi, mau gak mau lo harus jalanin," ucapnya.

Dara menghela nafas kasar. "Siapa sih itu orang?"

"Dia ketua OSIS."

"Cih, ketua OSIS apaan? Diteriakin gak nyaut, gak jelas!"

Laki-laki itu tersenyum tipis mendengar perkataan Dara. Ia lalu mengulurkan tangannya.

"Lo mau deprok terus?" tanyanya.

"Enggaklah!"

Dara meraih uluran tangan laki-laki itu dan berdiri sambil menepuk roknya, membersihkan debu yang menempel.

"Thanks," ucap Dara.

"Btw, guru piketnya mana nih?" lanjut cewek itu sambil celingukan.

"Masuk aja ke dalem. Nanti juga ketemu."

Setelahnya, laki-laki itu melangkah pergi. Meninggalkan Dara yang menatapnya sekejap.

🍃🍃🍃🍃

Dara menyusuri koridor dengan bu Asri a.k.a guru piket hari itu mencari sebuah kelas yang akan Dara tempati.

ASGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang