Si Psycopat Yang Buas (2)

212 52 9
                                    

"DOOORRRRR!!!!...." bunyi tembakan pistol menggema ke sudut-sudut ruangan.

Seketika tumpuan kaki kiri Ernest goyah. Ernest terjatuh ke lantai yang dingin. Darah segar keluar dari kaki kirinya. Rasa sakit mulai menjalar ke atas tubuhnya. Sepertinya tulang kakinya Ernest rasa, ada yang patah.

Karna amarah masih menguasai diri Alvin, membuat Alvin tak merasa terpuaskan dengan aksinya.

"Sekarang bangun." perintah Alvin kepada Ernest. Ernest yang kesadarannya sayup-sayup mulai menghilang tak menghiraukan perintah dari Alvin.

"BANGUN ANJING." teriak Alvin murka.

Tapi tetap saja tak mendapatkan respon dari Ernest. Tanpa diketahui oleh Alvin, ternyata Ernest telah kehilangan kesadarannya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Alvin segera mematukan pistolnya kembali.

"DOOORRRR.... DOOORRRRR.... DOOORRRR...."

Alvin menembakan tiga peluru tepat di keberadaan jantung Ernest berada. Sudah dapat dipastikan kalau Ernest sudah mati saat itu juga. Alvin melempar pistolnya tepat diperut Ernest. Kemudian melangkah pergi meninggalkan jasad Ernest.

"Urus bangkai itu. Dan gue mau dia dibakar." perintah Alvin kepada anak buahnya yang sudah siap sedia menunggu diluar ruangan.

"Baik tuan." balas mereka.

Alvin keluar dari Markas Besar Arcturus. Memakai helm full facenya, dan pergi dengan motornya. Kali ini dia benar-benar butuh hiburan. Motornya dia lajukan ke sebuah club langganannya.

Sesampainya diclub, Alvin langsung disambut oleh hiru pikuk suasana club. Dentuman musik DJ terdengar sangat keras di telingan Alvin. Bau Alkohol menyeruak dari segala arah. Alvin memilih duduk didepan pelayan yang sedang membuat campuran minuman.

"Mau pesan apa tuan?" tanya pelayan.

"Satu Vodka dalam tiga menit." tungkas Alvin.

"Siap tuan." si pelayan segera meracik pesanan minuman milik Alvin.

Tak sampai tiga menit Vodka yang dipesan Alvin jadi. Setelah pelayan memberikan Vodkanya, Alvin segera minum sekali tegukan. Kalau biasanya Alvin akan menikmati secara berlahan-lahan,t api kalau sedang marah, Alvin akan gila dalam urusan minum.

Sensasi panas mulai menjalar masuk ke dalam tenggorokan Alvin. Tak berapa lama Alvin mengangkat tangannya, dan memesan Vodka lagi. Tak menunggu lama Vodka kedua datang. Alvin segera meneguknya hingga tandas.

Alvin kembali memesan lagi dan lagi. Saat di Vodka kelimanya, kesadaran Alvin mulai menghilang akibat kadar alkohol yang masuk kedalam tubuh terlalu overdosis. Tanpa diketahui Alvin, seorang wanita paruh baya memperhatikan tingkahnya sesekali tersenyum manis yang menyiratkan akan rencana jahat yang dipikirkan. Dengan amat yakinnya, wanita ini tepat malam ini, dia pasti bisa menaklukan seorang Alvin.

Wanita baya itu mulai mendekati Alvin. Menyentuk wajah tampan Alvin dan mulai iku mendudukan dirinya disamping Alvin.

"Tuan Alvin. Maukah anda ikut dengan saya." kata wanita itu dengan manja. Alvin yang sayup-satup namanya disebut, langsung menengok ke samping kanannya, tepat wanita itu berada. Alvin cuma mengernyitkan dahinya. Alvin merasa tak mengenali siapa wanita yang telah berani menyentuhnya.

"Gue nggak kenal loe. Sebaiknya loe pergi, sebelum loe mati ditangan gue." tegas Alvin yang langsung menepiskan kedua tangan wanita itu.

"Saya jamin, anda akan senang jika anda ikut dengan saya, tuan Alvin."  wanita itu malah semakin berani untuk menggoda Alvin dan kini wanita itu menggandeng lengan kekar Alvin.

"Gue udah bilang. Gue nggak kenal sama loe."

"Ayolah tuan. Saya jamin anda pasti senang."

Karena tak tahan dengan ocehan wanita baya itu, Alvin segera beranjak dan menjambak rambut wanita itu dengan keras. Wanita itu meringis kesakitan dia juga berusaha untuk melepaskan jambakan tangannya Alvin dari rambutnya. Tapi tetap saja, tangan Alvin tak terlepas sedikitpun dari rambutnya. Dan Alvin terus menyeret paksa tubuh si wanita ke suatu ruangan.

Psychopathic Bad Boy [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang