"Mana boleh! Harus namaku duluan lah! Ayo kak, coba eja kata Bla-ze dan sebutkan sekarang!" Seru Blaze dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Hey! Namaku lah yang seharusnya disebutkan duluan! Lagipula aku ini dekat dengan kak Gempa! Iya kan kak?! Jadi sebut nama Thorn dulu ya kakk!" Thorn menatap Gempa dengan berbinar-binar.
"Huh… Kalian ini berlebihan sekali." Ucap Fang yang menatap mereka dengan pandangan yang merendahkan. Taufan, Thorn, Blaze bahkan Halilintar langsung menatap tajam kearah Fang.
"Kau tidak punya saudara, jadi kau tidak akan mengerti perasaan kami! Lagipula ngapain sih kamu masih disini?!" Blaze melipat kedua tangannya didepan dada dan memandang Fang dengan geram.
"Ngapain aku disini? Ochobot yang menyuruhku pulang kembali. Katanya biar saja dia, Solar dan Ice yang memeriksa kapal itu." Ucap Fang menyenderkan punggungnya pada sofa itu.
"Bukan itu maksudku! Kenapa kau masih ada dirumah ini?! Kenapa kau tidak kembali saja kerumahmu saja?! Lagipulakan kau sudah bebas!" Seru Blaze dengan perasaaan yang geram.
Fang terdiam sejenak. Ia menatap satu per satu dari Boboiboy bersaudara ini lalu menghela nafas kecil. Dirinya sekarang teringat akan pesan Ochobot untuk menceritakan semuanya.
"Aku… tidak bisa kembali kerumahku. Semuanya sudah tidak ada lagi.." Ujarnya pelan.
Para Boboiboy kecuali Gempa menyeritkan alisnya bingung, "apa maksudmu sudah tidak ada lagi?" Tanya Thorn menatap Fang dengan tatapan biasa kembali.
"Rumahku sudah lenyap… semuanya sudah lenyap oleh 'dia'.. kau tau maksudku kan?"
Mereka mengangguk paham dengan hal itu. Mereka memang sudah tidak diperbolehkan menyebut nama Retak'ka dihadapan Gempa. Itu karena akan membuat Gempa langsung ketakutan dan panic lalu berakhir sesak nafas seperti kejadian saat itu.
"Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Mereka pasti khawatir kalau kau menghilang." Taufan yang penasaran pun mulai membuka mulutnya.
Fang menundukkan kepala nya perlahan dan menghembuskan nafas dengan berat, "Kedua orangtuaku… meninggal…. Semuanya dibunuh oleh 'dia', termasuk kakakku juga, kak Kaizo…"
Suasana ruangan pun berubah hening. Gempa menatap satu per satu dari mereka dengan tatapan bingung.
"Kami turut berduka cita tentang hal itu.." Ucap Halilintar pelan.
Fang menggelengkan kepala nya, "tidak apa-apa.. lagipula aku benar-benar sudah tidak ada tujuan lagi.. tidak ada tempat untuk tinggal… jadi kumohon… setidaknya untuk sementara biarkan aku tinggal disini.. boleh? Sampai aku menemukan tempatku sendiri untuk tinggal…"
Tiba-tiba dirasakannya sebuah tangan yang menggenggam erat tangan Fang. Dipandangnya seseorang yang berada disampingnya yaitu Gempa yang menunjukkan senyuman lebar padanya.
"B..Boleh… Boleh!"
Fang mengedipkan kedua matanya saat melihat Gempa yang sepertinya baru saja menerimanya di rumah ini. Perlahan Fang tersenyum tipis pada Gempa dan mengusap kepala nya dengan lembut.
"Terimakasih, Gempa…"
Seakan mengerti dengan apa yang diucapkan Fang, Gempa menganggukkan kepala nya. Tidak sadar dengan aura hitam yang tiba-tiba muncul disekitar tubuh para Boboiboy lainnya disitu.
YOU ARE READING
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
A Burden
Start from the beginning
