Ditemani Thorn dan Halilintar, Gempa mulai belajar untuk menuruni tangga. Tatapannya masih sama, kosong dan hampa. Namun semenjak percakapannya dengan Ice, Gempa mulai bisa untuk berinteraksi menggunakkan tangan, bahkan sesekali tersenyum walau hanya senyum tipis tetapi hal itu sudah membuat Boboiboy bersaudara tersenyum bahagia. Gempa masih belum berbicara sepatah kata pun dalam sebulan ini, tetapi mungkin suatu hari Gempa pasti akan berbicara kembali dengan mereka.

"Yaa! Ayo begitu kak! Semangat kak! Kak Gempa pasti bisa!" Sorak Blaze yang kini tengah menyemangati Gempa yang tengah mencoba untuk menuruni anak tangga dengan perlahan dan hati-hati.

Halilintar berdecak kesal melihatnya, "kalian ini kurang kerjaan sekali! Kalian nanti malah membuat Gempa hilang konsentrasi!"

"Yaaa Jangan marah lah kak Hali~ Kita kan hanya memberi semangat Gempa! Yoo yoo! Gempa semangaat!" Sorak Taufan sembari melambaikan tangannya diudara dengan sebuah kertas bertuliskan 'Semangat Gempa!'

Halilintar menghela nafas lelah melihat tingkah kedua adiknya ini yang terlalu berlebihan. Terkadang Halilintar bertanya pada dirinya sendiri, kenapa ia bisa menghadapi semua saudara-saudaranya ini selama sembilan belas tahun. Ah, mungkin karena ada Gempa juga yang 'menjinakkan' mereka.

"Ayo kak Gempa! Tinggal satu anak tangga lagi!" Seru Thorn yang kini membantu menopang lengan kanan Gempa.

Dengan hati-hati Gempa menurunkan kakinya secara bertahap ke lantai rumah dengan hati-hati dan…

"Yayyyyy! Gempa/kak Gempa berhasil!" Sorak Taufan dan Blaze yang melompat dengan gembira. Mereka pun saling berpelukan erat.

Halilintar menggelengkan kepala nya melihat tingkah laku keduanya yang sangat kekanakan. Dituntunnya Gempa dengan perlahan menuju kearah sofa yang berada diruang tengah dan mendudukkannya pada sofa itu dengan hati-hati.

"Oh kalian berhasil mengajarkannya berjalan? Baguslah." Fang tiba-tiba memasuki ruangan itu dengan cueknya dan duduk tepat disamping Gempa. Halilintar mendelik tajam pada Fang.

"Apa?" Tanya Fang yang merasa tatapan tajam Halilintar padanya.

"Aa…Aam…"

Boboiboy bersaudara dikejutkan dengan Gempa yang perlahan membuka mulutnya dan mengeluarkan suara, seperti mencoba untuk mengucapkan sebuah kata. Dengan kecepatan kilat, Taufan, Blaze dan Thorn langsung berlutut didepan Gempa sembari menatapnya dengan berbinar-binar. Sementara Halilintar tertegun melihat Gempa yang berusaha untuk mengucapkan sesuatu, jantungnya berdegup kencang, tidak sabar dengan apa yang akan diucapkan Gempa yang sudah terdiam sebulan penuh ini.

"Aaa.. Hhn.. Ha.. Hal.. Hali…"

"Huh…? APA?!" Teriak Trio troublemaker yang terlihat syok dan terkejut dengan apa yang baru saja diucapkan Gempa. Sementara Halilintar menutup mulutnya erat, menahan dirinya yang ingin berteriak kesenangan saat Gempa mengucapkan nama dirinya. Matanya berbinar senang. Walau tidak ada embel-embel 'kak' yang biasa Gempa katakan, tetapi hal ini tetap membawa kebahagiaan bagi dirinya.

"Hhh.. Hali..?.. Hali!" Ucap Gempa lagi namun dengan senyum lebar layaknya anak kecil sembari bertepuk tangan riang.

"Eeeh?! Kenapa hanya kak Hali saja yang disebut?! Sebut namaku juga Gempa! Taufan, coba panggil seperti itu!" Protes Taufan yang kesal karena ternyata Gempa mengucapkan nama Halilintar setelah sekian lama Gempa mute.

Puppet and String (Re-publish)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora