"Sudahlah Halilintar, dia satu-satunya yang bisa mengantar kita menuju Retak'ka. Jangan bunuh dia!" Tegur Ochobot mencoba menarik lengan Halilintar agar bisa melepaskan Fang.
Halilintar mendecih kesal lalu melempar Fang ke tanah dengan keras. "Tsk! Baiklah.."
Thorn tiba-tiba berjalan mendekati Fang dan berjongkok didepannya. Ia mengulurkan akar menjalarnya dan mengikat kedua pergelangan tangan Fang dengan jurus andalannya itu. Fang sedikit tersentak saat melihat ekspresi Thorn yang kini terlihat sangat mengerikan dimatanya. Tatapannya terlihat menusuk dan tajam, seperti menyimpan dendam yang sangat besar pada dirinya.
"Dimana kak Gempa..? Kau tidak melakukan apa-apa padanya, kan?" Tanya Thorn yang melilitkan akar menjalarnya itu lebih erat lagi dipergelangan tangan Fang.
Ochobot yang melihat hal tersebut terkejut, karena ia kira Thorn akan bersikap takut dan mencari perlindungan pada kakak-kakaknya yang lain. Namun Thorn yang ia lihat sekarang malah seperti pembunuh berdarah dingin. Kepolosan dan keluguannya hilang begitu saja.
"Kalau soal itu..." Fang menghela nafas kembali dan menatap kearah kapal angkasa, "saudaramu berhasil kabur dari ruang sekapnya. Tetapi belum keluar sampai sekarang, sepertinya masih berada didalam kapal. Karena itu aku membuat pelindung bayang ini agar dia tidak meloloskan diri. Sementara Retak'ka--"
"Retak'ka sayangnya sudah mati~~"
Seketika itu semua yang berada dekat pada kapal angkasa tersentak kaget saat mendengar suara tersebut dengan pernyataannya. Mereka mengadahkan kepala dan melihat Gempa--atau bisa dipanggil Reverse kini sedang berdiri di pintu kapal angkasa tersebut. Dengan seringai lebar, Reverse melangkah dari situ dan berjalan mendekati mereka yang termangu dan terlihat syok dengan kehadirannya.
Halilintar yang mulanya senang dengan kehadiran Gempa langsung memasang ekspresi yang sulit dideskripsikan. Kaget, marah, prihatin, sedih dan penuh rasa curiga. Kaget karena kehadiran Gempa yang begitu tiba-tiba dengan luka-luka yang terlihat sangat menyakitkan, ia terlihat seperti mayat hidup. Marah karena Gempa mendapatkan luka-luka tersebut, Halilintar gagal untuk melindungi dan menyelamatkan Gempa tepat waktu. Prihatin dan sedih karena keadaan Gempa yang kini memang sangat menyakitkan untuk dilihat, luka yang dia miliki tidak sedikit, Gempa pasti sangat kesakitan saat mendapatkan luka tersebut. Dan curiga karena ekspresi dan hawa keberadaan Gempa tidaklah sama dengan Gempa yang ia kenal. Gempa dihadapannya... lebih mirip seperti orang lain.
Thorn yang melihat kakak tersayangnya tersebut langsung melepaskan lilitan akar menjalarnya pada pergelangan tangan Fang dan berlari menuju Gempa dengan semangat serta senyuman lebar dan polosnya yang khas, bersiap untuk memeluk kakaknya itu.
Halilintar yang melihat hal tersebut langsung panik apalagi setelah dilihatnya seringai Gempa yang kian melebar saat Thorn menghampirinya. Dengan cepat Halilintar berlari kearah Thorn untuk mencegahnya.
"Tunggu Thorn jangan!!"
Seruan Halilintar otomatis membuat Thorn menghentikan langkahnya beberapa centimeter dari jangkauan Gempa. Ia membalikkan badannya dan menatap Halilintar dengan raut wajah yang kebingungan.
"Ada apa kak Hali?"
Dibelakangnya, Gempa yang masih berwujud Reverse diam-diam tertawa kecil lalu menggerakkan jarinya keatas, memunculkan sebuah tanah tinggi dengan ujungnya yang runcing bergerak menyerang tepat kearah dada Thorn. Namun Halilintar dengan gesit mendorong tubuh Thorn jauh untuk menghindari serangan Reverse tersebut yang pada akhirnya malah menembus dan mengenai bahu kiri Halilintar.
YOU ARE READING
Puppet and String (Re-publish)
General FictionKarena sebuah kesalahan yang fatal, para Boboiboy bersaudara harus berusaha mempertahankan hidup Gempa. Bisakah mereka melakukannya atau malah memperparah keadaan? Boneka dan Jaring. Mereka saling mempersatukan, namun juga saling menghancurkan. . ...
The Monster Inside
Start from the beginning
