9

13 1 0
                                    

Makin banyak orang yang melihat mereka. Terdengar samar bisikan-bisikan tidak menyenangkan mengitari mereka. Rena tidak tahu alasannya, tapi ia yakin ada yang tidak beres dengan gadis itu. Orang-orang memandangnya seolah merendahkan. Dan itu bukan hal yang bagus.

"Hm, lebih baik kita bicarakan lagi besok. Aku harus cepat pulang," sebenarnya Rena mau meladeni Chaeryeong. Saking mama menyuruhnya pulang cepat untuk membantu membuat kue.

"Kau kelas berapa? Aku akan datang ke kelasmu besok," lanjut Rena.

"1-1"

"Baiklah. Aku harus pulang sekarang, sampai jumpa besok," Rena melambaikan tangannya, siap berbalik badan berjalan menuju halte.

"K--Kau serius ingin membantuku?" tanya Chaeryeong.

"Tentu saja serius. Kenapa tidak?"

Chaeryeong menatap Rena penuh harap. Rena tidak yakin apa ia salah lihat, tapi mata Chaeryeong berkaca-kaca ketika mendengar jawabannya. 

Ia tersenyum lantas berterima kasih sambil membungkuk lurus 90 derajat.

"Terima kasih banyak!"

Rena hanya berkata, "Sama-sama. Kami pergi dulu."

Rena melangkah bersama teman-temannya pergi dari sana. Gadis itu, Lee Chaeryeong, membuatnya penasaran. Dari tingkahnya, sepertinya Chaeryeong orang yang pendiam. Tapi dia mengundang perhatian orang-orang dengan mudah. Padahal ia tidak melakukan apapun yang menarik perhatian. 

🌆

"Kau belum mau pulang?" tanya Yuri. Dia baru selesai piket dan hendak mengunci pintu kelas.

Rena menggeleng. "Belum."

"Aku pulang duluan kalau begitu. Sampai jumpa besok!"

"Ya, hati-hati di jalan!" 

Yuri berlalu menuruni tangga. Dengan ini semua murid kelas 1-1 sudah pulang semua.

Bukannya berniat jadi penunggu sekolah atau apa, Rena menunggu perempuan bernama Chaeryeong itu. Tapi ditunggu sejak tadi ia tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Rena sempat penasaran pada perempuan itu. Mungkinkah Chaeryeong mengerjainya? 

Rena menepis pikiran terakhirnya ketika melihat ada perempuan memakai seragam olah raga berjalan ke arahnya. 

"Maaf membuatmu menunggu lama," kata Chaeryeong.

"Tidak apa-apa, tapi kau dari mana? Kenapa mengenakan seragam olah raga?" tanya Rena.

"Seragamku tersiram jus tadi jadi aku ke uks dulu untuk meminjam baju ganti."

"Oooo begitu. Kau mau tolong apa kemarin? Maaf aku harus pulang cepat karena mamaku menelpon."

Chaeryeong meremas ujung roknya gugup dan penuh keraguan. Ia tidak tahu Rena menyadari sikapnya yang--agak--tidak normal.

"Bisakah kau menjadi tutorku sampai ujian akhir tahun ini?" suara Chaeryeong begitu penuh keraguan, ketakutan. Entah apa yang ia takutkan padahal hanya meminta Rena menjadi tutornya.

"Y--Ya tentu saja bisa. Kenapa nada bicaramu seperti orang ketakutan?"

Mata Chaeryeong membulat sempurna layaknya ping-pong. Ia melangkah sedikit lebih dekat. Pundaknya tidak bergetar seperti tadi lagi.

"Kau sungguh mau membantuku? Serius?" tanya Chaeryeong tidak percaya.

Baiklah, Rena 100% yakin ada yang tidak beres dengan perempuan ini. Tidak ada yang spesial dari Rena bersedia menjadi tutor. 

Catatan Tentang Rena; Hwang Hyunjin (Discontinued)Where stories live. Discover now