3

7 1 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Dua minggu yang terasa seperti tiga hari cepat berlalu. Rena masih berusaha membiasakan dirinya. Mencoba bersabar serta menguatkan diri menghadapi jadwal super padat SMAnya.

Banyak hal telah ia lalui hanya dalam tiga minggu. Mengerjakan tugas dikejar H-1 deadline, dihukum lari keliling lapangan karena terlambat, dua minggu penuh tugas dan ujian dadakan, serta tertidur saat pelajaran dan mendapat hadiah berdiri di luar kelas selama dua jam. Baik fisik dan batin Rena berteriak lelah. Tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain memaksa dirinya agar mampu melewati semua ini.

Rena kebingungan saking banyaknya tugas. Ia terus memikirkan mau mengerjakan tugas yang mana dulu, bahkan saat sedang makan.

"Rena? Kau melamun?" 

Rena tersentak. "Hah? Apa?"

"Kau tidak makan? Dari tadi supnya hanya kau aduk-aduk," kata Lia.

Rena menyendok sup rumput laut miliknya lantas tersenyum tipis. Supnya sudah dingin.

"Melamun apa?" tanya Lia.

"Tugas... Tugas kita terlalu banyak aku jadi pusing. Rasanya ingin semua cepat selesai tapi begitu satu tugas selesai, muncul tugas lainnya," jawab Rena datar.

"Aku juga lelah. Tugas-tugas ini terlalu banyak dan ribet tapi mereka datang bergantian tiada habisnya," Lia juga berkeluh kesah. Tugas SMA ini memang menggila padahal masih awal tahun ajaran.

Lia meletakan sumpitnya saat ada pesan bertubi-tubi masuk ke ponselnya. 

"Wuah, Rena!" nada bicara Lia mendadak berubah bersemangat. 

Rena menjawab dengan deheman.

"Kau ingat teman-temanku yang kuceritakan?" kata Lia.

Rena mencari keping ingatannya di antara banyak cerita yang pernah Lia katakan. Ia menemukan satu.

"Tentang Yeji yang menang lomba renang nasional itu?" kata Rena.

"Iya. Juga Yuna yang pernah loncat kelas dan Ryujin."

"Ah aku juga ingat mereka. Kenapa?"

"Akhirnya mereka selesai dengan urusan mereka dan masuk sekolah mulai hari ini. Mereka mau bergabung dengan makan siang kita hari ini, boleh kan?"

Tidak mungkin Rena menolak. Di samping mereka teman-teman Lia, meja mereka sekarang menyisakan banyak tempat kosong.

Lia bersama tiga orang ini telah berteman sejak SD. Mereka memiliki nama genk sendiri, ITZY. Meski memiliki genk, mereka tetap terbuka pada orang lain. Bisa dibilang embel-embel nama genk ini cuma untuk mempererat persahabatan mereka berempat.

Mereka berempat dulunya salah satu perempuan paling berpengaruh di SMP Shinhwa. Tiga orang ini belum pernah masuk sekolah sama sekali karena memiliki jadwal lain. 

Hwang Yeji sibuk mempersiapkan diri untuk lomba renang nasional dan membawa pulang medali emas. Sama halnya dengan Shin Yuna yang ikut lomba designer di Paris. Sementara Shin Ryujin--marga mereka sama meski bukan saudara--ijin untuk menjaga kantor cabang ayahnya di Hongkong, ayahnya salah satu pengusaha tersukses di Korea Selatan. 

Baru-baru ini Rena juga mengetahui bahwa ternyata Lia merupakan 5 lulusan terbaik saat SMP dengan nilai rapot serta ujian hampir sempurna. Dan ibunya, tidak lain ialah wakil kepala yayasan sekolah. 

Iya, bukan kepala sekolah melainkan wakil KEPALA YAYASAN.

Jujur Rena menyimpan kekhawatiran takut tak bisa berbaur dengan mereka. Karena, yah, mereka sejak kecil telah mendapat perhatian banyak orang dan hidup dimanja kekayaan. Berbeda dengan Rena.

Catatan Tentang Rena; Hwang Hyunjin (Discontinued)Where stories live. Discover now