0||07

163K 5.1K 46
                                    


🍂I'm not your obsession 🍂



Pagi yang cukup menyenangkan bagi Felicya, karena malam tadi dia begitu menikmati tidurnya. Nyaman dan damai.

Felicya menelusupkan kepalanya menengok keseluruhan kamar Darin. Kosong. Sepertinya pria itu masih mandi. Felicya menghela nafas lega. Gadis itu lalu tersenyum dan masuk ke dalam kamar Darin penuh percaya diri.

Kemudian dia menghampiri lemari pakaian, menyiapkan setelan kerja Darin. Felicya berlama-lama mengelus jas mahal milik Darin. Seketika ia jadi teringan dengan.. 'Lion'

Felicya menggeleng kuat. Dia harus melupakan pria pertamanya itu.

Felicya terkesiap saat tangan besar menarik perutnya dan membuat tubuhnya dua langkah mundur. Saat itu pula, tubuh Felicya menempel pada tubuh polos di belakangnya. Siapalagi jika bukan Darin.

Darin memeluk pinggang Felicya possesif. Ia menurunkan kepalanya dan menyandarkannya pada bahu Felicya. Perasaan rindu itu begitu kuat mendominasi perasaan Darin saat ini. Mungkin karena semalam Darin tidak menyentuh dan merasakan Felicya.

"Morning." sapa Darin mengerang rendah.

Sapaan Darin mengantarkan hawa panas di sekujur tubuh Felicya. Ia berbalik dan menatap Darin. Saat itu ia melihat wajah lelah Darin.

'Dia terlihat tidak tidur semalaman' batin Felicya. Seketika ucapan Andreas yang menyatakan bahwa 'Darin selalu bekerja terus tanpa henti' terlintas di pikirannya.

Sedikit ragu, Felicya menyentuh rahang kokoh Darin. Ia pikir Darin akan menyingkirkan tangannya dari wajah pria itu. Tapi nyatanya tidak. Darin membiarkan saja. Hal itu membuat keberanian Felicya muncul untuk memberikan usapan-usapan lembut disana.

Keinginan untuk terus merasakan kenyamanan dari usapan lembut Felicya membuat Darin memeluk tubuh mungil itu.

"Darin, kau harus pake bajumu." suara Felicya mengalun lembut di gendang telinga Darin.

Pria itu mengidahkan perkataan Felicya. Justru malah asik memeluk tubuh Felicya merasakan kehangatannya. Tapi lama-lama, ada yang mengeras di bawah sana.

Felicyapun merasakannya. Ada sesuatu yang menusuk pada bagian perut bawahnya. Sesuatu yang Felicya tau pasti apa itu.

Buru-buru Felicya mendorong tubuh Darin. Melepaskan pelukannya. Wajah Darin nampak kesal. Tapi hanya sebentar Darin memasang wajah kesalnya. Karena raut wajah Darin kembali datar.

Pria itu mengambil setelan kerjanya lalu memakainya santai. Seolah di depannya tidak ada orang. Felicya bahkan sempat memalingkan muka saat Darin melepas handuk yang melilit di tubuh pria itu.

Ini masih pagi, dan Darin justru mempertunjukkan tubuhnya. Dasar mesum.

Asal Darin tau saja, Felicya bukan gadis munafik yang sama sekali tidak tertarik dengan roti sobek. Gadis itu sungguh tertarik.

Bahkan Felicya ingin terus berlama-lama mengamati pahatan tubuh indah Darin.

Darin meminta Felicya untuk mengikat dasinya. Felicya menurut.

Gadis itu dengan telaten mengikat dasi Darin.

"Aku sudah siapkan Oatmeal untuk sarapan pagimu, dan juga kopi. Bibi Daisy bilang, kau sangat suka kopi di pagi hari. Jadi cepat kau turun dan minum kopi hangat mu. Ku harap itu bisa membuatmu terlihat segar."

I'm Not Your Obsession [End]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum