0||01

321K 11.2K 142
                                    

✡I'm Not Your Obsession✡

Seorang gadis remaja yang sedari tadi hanya mendengarkan pertikaian seorang anak dan ayah itu menegang dalam tempatnya. Ia terus mendekatkan telinganya pada pintu, agar lebih mendengar perdebatan itu secara jelas.

"Dad. Tata gak mau nikah! Tata masih delapan belas tahun! Daddy ingat itu. Apalagi Daddy menyuruh Tata menikah dengan seseorang yang belum Tata kenal."

"Kamu gak punya pilihan, Ta. Daddy tidak sedang memberi pilihan untukmu. Ini perintah dari Daddy." tegas pria paruh baya itu.

"Enggak! Tata bilang enggak ya enggak! Kenapa harus selalu Tata yang menderita! Kenapa tidak kau suruh saja anak tirimu itu untuk menikah!" tolak Brighita sedikit menaikkan volume suaranya.

Setelah mengatakan itu, Brighita beranjak keluar dari ruangan itu. Ia sempat terkejut melihat gadis yang selalu ia anggap sebagai musuhnya. Tatapan dingin selalu Brighita tunjukan pada gadis itu.

Gadis itu, Felicya Margaretha Jodie. Menghela nafas leganya setelah kepergian adik tirinya itu. Ingin sekali Felicya menghilangkan tatapan dingin Brighita terhadapnya. Ia ingin melihat Brighita tersenyum padanya. Meski hanya seorang saudara tiri, Felicya tetap menyayangi Brighita seperti adik kandungnya sendiri. Tak peduli seberapa keras Brighita menginginkannya untuk pergi, dan tak peduli seberapa kasar perilaku Brighita terhadapnya. Felicya selalu akan peduli pada adik tirinya itu. Karena Felicya sadar, Brighita bertindak seperti itu karena merasa Felicya lah perusak kebahagiaan gadis itu.

Dengan langkah gontai ia berjalan kearah kamarnya. Beberapa hari ini, ayahnya terlihat sangat lelah dan kurang tidur. Itu membuat Felicya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Dan saat mendengar percakapan sang ayah dan Brighita barusan sedikit membuat Felicya menarik kesimpulan bahwa ayahnya ingin menjodohkan Brighita dan di tolak oleh gadis itu.

Tapi apa yang membuat ayahnya ingin menjodohkan Brighita? Felicya harus mencari tau pokok permasalahan apa yang terjadi.

Saat di ruang tengah, Felicya melihat Tamrin yang kini sedang duduk seorang diri. Di lihat dari situasinya, ini saat yang tepat untuk menanyakan permasalahan apa yang sedang terjadi pada orang kepercayaan Daddy nya itu.

"Pak Tamrin."

"Iya nona." Tamrin menggeser tubuhnya sedikit.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi pak?" Felicya menatap penuh harap agar Pak Tamrin mau menjelaskan padanya.

Meski ragu, tapi Tamrin memilih untuk menjelaskan. "Saat ini, perusahan milik tuan Vincent sedang mengalami krisis keuangan. Jika tidak segera di atasi, perusahan itu akan mengalami kebangkrutan. Solusi yang bisa menyelamatkan perusahaan tuan hanya dengan menikahkan nona Brighita. Tapi bliau menolak dengan perjodohan itu."

Terjawab sudah. Felicya memejamkan matanya, menetralkan kegugupannya.

"Lalu siapa yang akan menikah dengan Brighita?"

"Dia, Darin Blaine Wilkens."

"Terimakasih atas infonya pak."

"Sama-sama nona."

Felicya bingung apa yang harus di lakukannya demi bisa membabtu sang ayah.

Sementara kondisi di rumah semakin hari semakin memburuk. Brighita yang kabur dari rumah, dan kondisi sang ayah yang mengalami penurunan.

"Ayah." panggil Felicya.

Vincent menyenderkan tubuh lemahnya di kepala ranjang.

"Iya, Nak. Kemarilah. Apa ada yang ingin kau katakan?"

I'm Not Your Obsession [End]Where stories live. Discover now