Chapter 5

138 8 0
                                    

"Mencari shikon no tama?" ucap mereka bersamaan. Kagome mengangguk pelan.
"Apa itu shiro ro rama? Bukannya nyi roro kidul? " tanya Era memiringkan kepalanya bahwa ia bingung dan tidak tahu. Liza yang melihatnya mendengus.

"Shikon no tama, ra bukan shiro ro rama. Dapat dari mana nyi roro kidul, ha? Hadeeehh,"
Era langsung ber'oh'ria.
"Tapi aku tidak tahu itu. Kenapa kalian mencari yang namanya shikon no tama itu?" tanya Norita penasaran.

"Shikon no tama itu memiliki kekuatan besar yang tidak boleh sampai didapatkan oleh siluman jahat yang bisa saja menguasai dunia," jelas Kagome.

"Tapi itu kan lama untuk mencarinya. Bertahun-tahun lho" sahut Seli.
"Apalagi kepingan-kepingan kecil," sambung Kartika yang mengipasi dirinya dengan kipasnya.

"Mau bagaimana lagi, itu kan karna ambisiusnya si siluman kepala musang ini yang ingin menjadi siluman sepenuhnya. Dia kan setengah siluman," seru Liza.
Inuyasha menatap Liza tajam.
"Siapa yang kau panggil musang, ha?" gertak Inuyasha dengan kesal.
"Tentu saja kau. Kau musang, bukan?" Liza menatap pemuda itu dengan polos.
"Aku siluman anjing, bukan musang," menatap Liza kesal.
"Oohh...aku kira siluman musang,"

"Ada apa dengan dia?" tanya Lisa penasaran.
"Tidak ada," acuh Liza mengalihkan pandangannya.
Sedari tadi Kagome menatap Liza intens. Liza yang menyadari hal itu menghela nafas dan bangkit berdiri menuju kebelakang.
"Aku ada dibelakang jika kalian ingin mencariku," ucapnya meninggalkan ruangan.

"Ada apa dengannya?" tanya Miroku.
"Aku tidak tahu. Tidak biasanya," jawab Seli cuek yang menyeruput tehnya.

"Setelah ini kalian akan kemana?" Meli bertanya pada rombongan Inuyasha.
"Kami akan kembali kedesa kami," jawab Shippo sementara Meli ber'oh'ria.

Seli melirik Norita yang tampak merenung. Dengan usil Seli menyenggol Norita yang membuat sang empu terjatuh. Menatap Seli tajam yang terlihat santai-santai saja.

"Kau ba Seeell... Apa salahku sampai-sampai kau menyenggolku?" cicit Norita mengubah dirinya yang terjatuh menjadi duduk sesekali mengusap lengannya.

Seli tertawa geli.
"Salahmu?" menatap tajam pada Norita.
"Kau....tidak membantu kami tadi. Malah asyik-asyikan nonton melihat kami," Seli cemberut dan menunjuk-nunjuk didepan wajah Norita.

"Yah maaf. T-tapi...Liza salah juga kok, bukan aku saja," kata Norita.
"Oh iya ya. Liza juga ternyata," sahut Kartika.
"Benar," kata Meli.
"Hajar dia Su," hasut Kartika.

"Siapa?" Meli menatap Kartika.
"Siapa apanya?" balik tanya Kartika.

Wuah mereka berdua sedang loading nih

"Norita atau Liza yang dihajar?" dengus Meli.
"Dua-duanya Su," semangat Kartika.
"Iya benar, dua-duanya Su. Wuah, tidak sabar nih," kata Seli mengusap kedua tangannya dengan kikikan seperti kuntilanak.

"Kalian ba....Tega bingit," ucap Norita dengan mata yang berkaca-kaca.

"Udah, hajar saja mereka berdua," dukung Era dengan semangat yang membara.

Mereka menatap Norita dengan horror membuat Norita bergidik ngeri. Dengan seribu kecepatan Norita berlari keluar rumah.
"Kyaaaa!!!"
"Hey, jangan kabuss kau Nor," teriak Era.
"Kabur ra bukan kabuss," jawab Lisa.
"Helah, mau kabur kek mau kabuss kek mau terbang-terbang kek. Pokoknya, kejar dia! Dia sudah hilang tu...tu...tu...," ucap Era dengan ucapan menggema diakhir kalimat.

"Kejaaaarrr!!" Meli berseru.
"Aku, Su Meli, dan Kartika  kejar Norita sementara kalian hajar Liza," kata Era dengan tegas. Sementara yang lain mengangguk dan langsung berpencar.

Ternyata mereka melupakan rombongan Inuyasha tuh. Sepertinya mereka sedang sweatdrop ria. Hihihihi.
.
.
.
.
.
"Haaaahhh... Indahnya pemandangan, banyaknya pepohonan," bersenandung Liza yang menikmati angin sepoi-sepoi dibelakang rumah sesekali mengayunkan kedua kakinya.

"Itu dia,"
Liza mengerutkan kedua alisnya dan menoleh melihat Lisa dan Seli berlari kearahnya dengan seringai iblis mereka membuat Liza bergidik ngeri.
'Ada apa ya?'

Norita melompat ke satu dahan ke dahan yang lain menghindari kejaran dari Era, Meli, dan Kartika. Menoleh sebentar dan kemudian fokus pada arah depan.
"Untung aku pakai celana jika tidak nampak sudahlah," Norita bergumam tentang dirinya.

"Jangan lari kau Nor," teriak Era.
"Aku bukan lari tapi aku melompat dahan," balas teriak Norita.

"Jangan menyahut," sekarang Meli yang berteriak.
"Sampai kapan kita akan mengejarnya?" Kartika bertanya dengan ekspresi lelah.

"Pokoknya sampai dapat," kata Era.

'Huuuh sampai kapan mereka akan mengejarku?' keluh Norita dalam hati yang terlihat raut lelahnya.
Tanpa sengaja Norita tersandung oleh dahan kecil membuat ia terjatuh dari ketinggian.
"Kyaaaa!!"

"Norita!!" teriak mereka panik.

Norita memejamkan kedua matanya. Namun, ia tidak merasakan sakit. Dengan pelan ia membuka kedua matanya dan...
"Eh?"
Mereka tertegun melihatnya.

"Pemuda itu," gumam Era.

Norita begitu terpaku dalam gendongan Sesshomaru yang menatapnya datar. Tak lupa, semburat tipis muncul diwajahnya Norita.
'Dia....tampan'

Seakan sadar Norita melepaskan diri dari gendongan Sesshomaru dengan wajah merona.
"M-maaf. T-terimakasih telah menolongku,"
Sesshomaru hanya diam tanpa menjawab ucapan Norita.

"Norita!"
Merasa namanya dipanggil, Norita menolehkan diri menatap ketiga temannya yang menghampirinya dengan raut cemas.

"Norita, kau baik-baik saja?" tanya cemas Kartika. Norita hanya mengangguk pelan.
"Aku baik-baik saja,"

"Ternyata kalian disini,"
Mereka semua menoleh mendapati Seli dan Lisa beserta rombongan Inuyasha yang menghampiri mereka.
"Kalian ini ya, meninggalkan tamu di rumah," dumel Seli sambil berkacak pinggang.

Mereka berempat hanya cengengesan tanpa dosa.
"Maaf, maaf. Kami lupa," kata Meli.
"Eh dimana Liza?" tanya Era celingak-celingukan mencari Liza.

"Disini," sebuah suara yang menampakkan sosoknya dihadapan mereka dengan jalan terpincang-pincang sambil memegang pinggangnya dengan rintihan kecil hanya tersenyum kecil menanggapai walau raut kesakitan terlihat diwajahnya.

"Haaa...itulah tidak membantu kami. Jadi begitu, kan" seringai Meli.
"Ya, ya, ya. Maaf Su," kemudian pandangannya tertuju pada pemuda yang ada dibelakang Norita yang ternyata menatapnya.
'Dia lagi' batin Liza.

"Sesshomaru" desis Inuyasha menatap Sesshomaru tajam.
"Hn,"
"Apa yang kau lakukan disini?" kata Inuyasha tak ramah.
Sesshomaru hanya membalikkan tubuhnya dan hendak pergi dari sana. Namun penciuman mereka tepatnya Sesshomaru, Inuyasha, dan Shippo mencium bau siluman yang mengarah arah kemari.
"Siluman," desis Inuyasha.

Seketika sekerumunan serigala hitam dan ular telah mengerumuni dan mengelilingi mereka. Ternyata mereka sangat banyak. Sekitar ratusan mungkin.

Seketika Sesshomaru mencium bau yang sangat familiar. Dan ia menatap tajam pada salah satu serigala yang menatapnya dengan seringai. Yang menyeret seorang gadis kecil dan juga si katak hijau. Rin dan Jaken.

"Sesshomaru-sama, tolong selamatkan kami," ucap Jaken yang memukul-mukul serigala yang memegang kepalanya.

"Sesshomaru-sama," lirih Rin menatap Sesshomaru sendu.

"Ternyata kau disini" kata sang ketua serigala menyeringai pada Sesshomaru.
"Sesshomaru ini, tidak punya masalah denganmu," ucap Sesshomaru dengan dingin.

"Hahahaha....tentu saja ada. Kau membunuh ayahku," bentaknya yang diketahui namanya Katashi.

"Ya, ya, ya. Itu urusan kalian, boleh kah kami lewat?" tanya Liza dengan sopan yang memegang tangan Rin dan dibantu Meli yang mengobati luka yang ada pada lengan Rin.

Katashi tersentak dan baru menyadari ia tidak memegang gadis kecil tersebut. Dan menatap Liza tajam.
"Apa? Aku kan hanya tanya. Jangan terkejut begitu," ucap Liza tanpa ada rasa bersalah.

Semua yang melihatnya dibuat tercengang dan terpaku pada apa yang terjadi barusan karena Rin dan Jaken berada ditempatnya Liza dan teman-temannya. Sementara Sesshomaru menatap Liza datar walau dalam hati tertegun dan takjub dengan apa yang dilakukan Liza dan gengnya Liza itu.

Sejak kapan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung~

ElementalWhere stories live. Discover now