Rahasia Tobong

Mulai dari awal
                                    

Setelah kejadian malam itu, Soleh tak tampak lagi keluyuran di musala kampung. Tidak ada gunanya berpura-pura tobat, nyatanya Pak RW tidak bisa diandalkan lagi. Nyalinya tidak sebesar mulut harimaunya. Tadinya, Soleh berpikir bahwa Pak RW sama saktinya dengan orang-orang bersorban yang bisa dengan mudah mengobrak-abrik warung yang tidak mau tutup di siang bolong bulan puasa. Ia sungguh-sungguh berpikir jika Pak RW bisa membungkam kegarangan polisi dengan dalil-dalil kitab dan teriakan nama Tuhan seperti mereka. Namun, ia salah besar. Pak RW hanya garang saat menjaga kotak infak di musala. Di depan polisi, Pak RW terlihat seperti tikus got yang dikepung anjing-anjing kelaparan. Agama tidak lebih kuat dari kekuasaan, itu yang bisa dia simpulkan.

Di pesta itu, Soleh bertemu dengan kawan-kawannya. Sukri, korak bantat yang bekerja sebagai debt colelector dealer motor, datang pertama kali setelah pulang menagih kredit macet cicilan motor. Penampilannya biasa saja, tetapi Sukri terkenal tidak punya hati dan anti negosiasi. Ia becerita baru saja merampas motor yang menunggak cicilan tiga bulan. Seorang ibu dan anaknya ditelantarkan di jalan setelah ia merampas motornya. Kemudian, datang Joko yang sengaja merelakan jam mencopetnya demi pesta Otok-otok. Gali ini ditakuti para sopir angkot dan bus kota. Jika ia sedang beraksi, tidak satu pun dari sopir-sopir itu yang berani memperingatkan penumpang. Mereka lebih suka berpura-pura tidak tahu jika Joko sedang beraksi dalam kendaraan yang sedang mereka sopiri. Pernah suatu ketika, seorang sopir babak belur dihajarnya ketika memperingatkan seorang ibu untuk hati-hati., padahal ia berkata setelah dompet si ibu melayang. Tidak seberapa lama, datang Jiman dengan sempoyongan. Jiman bukan preman, hanya lelaki yang doyan minum. Di antara mereka, badan Jimanlah yang paling kuat dan kekar. Ia bekerja sebagai satpam di pergudangan Margomulyo, dan lelaki itu akan melakukan apa saja demi sebotol minuman keras.

"Aku mempunyai proyek," kata Soleh pelan, menghindari kata-katanya didengar telinga yang tak diundang. "Tapi aku tidak bisa membicarakannya di sini."

"Proyek apa lagi? Terakhir proyekmu gagal dan kamu harus mendekam di penjara. Aku tidak mau!" jawab Sukri cepat. "Pekerjaanku sekarang lumayan. Aku tidak mau nasibku sama denganmu."

"Tidak. Tidak akan ada polisi lagi. Proyek ini gampang dan kalian akan bisa kaya mendadak."

Ketiganya bertukar pandang, menimbang apakah perkataan Soleh bisa dipercaya. Joko terlihat lebih tertarik pada tawaran Soleh daripada Jiman dan Sukri. Hasil copetannya akhir-akhir ini tidak begitu memuaskan. Dari waktu ke waktu, semakin sedikit orang yang menggunakan bus atau bemo, menyebabkan beberapa trayek dihapus dan jumlah armada dikurangi. Trayek tersibuk jurusan Jembatan Merah - Bungurasih pun menyusut, padahal itu trayek gemuk. Bus kota jurusan itu banyak mengangkut pendatang yang berduit dan sembrono menaruh barang berharga.

"Dahulu, dalam dua jam aku bisa menguras lima sampai enam dompet, tetapi sejak orang-orang lebih memilih mengredit motor daripada naik bus atau bemo, rezekiku ikut-ikutan mandeg seperti trayek-trayek angkutan umum itu," katanya sambil melirik Sukri yang sedang mencumbu botol bir.

Sukri memang mendapat banyak bonus karena bertambahnya pengredit motor dari perusahaan pembiayaan kredit tempatnya bekerja. Namun, jelas ia tidak mau disalahkan atas tersendatnya rezeki Joko. Ia membanting pantat botol ke meja cukup keras, mencoba menyaingi suara berisik Ninah Gethuk.

"Ya itu pilihan cerdas," kata Sukri membalas sindiran Joko. "Mereka bisa terhindar dari maling macam raimu."

"Oh, begitu. Tunggu saja sampai anakmu itu kehilangan dompet waktu naik bemo. Aku tidak akan pandang bulu, tidak peduli itu anak kawanku atau musuhku. Anak perampas motor kok ndak punya motor. Kebacut!"

Gelak tawa pecah dari meja Soleh dan kawan-kawannya, di susul suara botol bir yang saling beradu. Korak-korak itu memang punya cara bergurau yang aneh. Jika sedang waras dan kadar alkohol dalam darah mereka masih rendah, mereka akan saling adu otot leher dan sindir menyindir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bakiak MaryamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang