0.12 𝒋𝒂𝒆𝒎𝒊𝒏, 𝒘𝒉𝒚

14.6K 2.2K 197
                                    

[ 𝗽 𝗶 𝘁  𝗮  𝗽 𝗮 𝘁 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ 𝗽 𝗶 𝘁  𝗮  𝗽 𝗮 𝘁 ]

Lagi-lagi aku terbangun di malam hari. Beberapa hari belakangan ini aku memang sering bangun malam-malam. Dan selalu lapar, seperti sekarang ini. Aku beranjak keluar dari kamarku, menatap ke sekitar yang sudah gelap. Lalu pandanganku jatuh pada kamar Kak Jaehyun yang terletak tepat di samping kamarku. Sunyi. Aku bergegas turun dan pergi ke dapur.

Ah lupa, kan persediaan makanan bulanan baru mau di beli besok sama Kak Jaehyun. Tentu saja dapur yang sekarang kosong melompong. Aku mendengus, sebal sekali rasanya.

Aku berjalan mendekati ruang kerja Kak Jaehyun, siapa tahu Kak Jaehyun ternyata ada disitu. Tapi malah terkunci. Mungkin si ganteng lagi tidur di kamar, pikirku.

Kemudian sebuah inisiatif merambati diriku, kenapa nggak pergi cari makan di luar saja? Tapi setelah itu aku menatap jam di dinding, sudah hampir mendekati jam 1 malam. Takut sih, tapi lapar.

Aku mengendikan bahu, nggak peduli. Ku raih jaket pink ku yang tergantung di kamar dan bergegas keluar dari kamar. Sebenarnya aku mau minta di temenin Kak Jaehyun, tapi nggak jadi karena aku nggak mau ganggu waktu Kak Jaehyun sama kasurnya.

Setelah mengunci pintu, aku berjalan keluar dari pagar dan menutupnya rapat. Aku melirik ke kanan dan kiri, sunyi. Seingatku di wilayah sini ada mini market 24 jam. Tapi jauh nggak ya kalau jalan kaki? Nggak tahu deh, jalan saja.

Aku berjalan menyusuri jalanan yang semakin lama semakin sunyi, membuatku merinding saja. Lalu sekitar 120 meter dari posisiku yang sekarang, aku bisa melihat mini market yang biasanya ku lihat kalau pulang ke rumah bareng Kak Jaehyun.

"Itu dia!" Ucapku senang, namun sialnya, dengan lantang. Membuat beberapa pria bertubuh besar yang tadinya duduk di lorong kecil yang baru saja ku lewati menyadari kehadiranku.

Sial. Sial. Sial.

Aku mempercepat langkahku dikala mendengar langkah berat yang menyusul di belakang. Kini aku mendengar beberapa perkataan yang melecehkan keluar dari mulut mereka. Sial!

Dan aku memilih untuk berlari, entah berlari kemana aku juga tidak tahu, asal aku bisa menghindari pria-pria setengah mabuk itu saja secepat mungkin! Mataku tertutup rapat disaat aku merasakan tanganku di tarik cepat oleh salah satu pria itu.

Aku takut. Ku mohon siapapun itu—

Bugh!

Aku membuka kembali mataku, melihat seorang lelaki dengan hoodie hitam yang menutupi tubuhnya dan kepalanya berdiri di hadapanku, setelah menghadiahkan sebuah bogeman mentah pada pria yang tadinya menarik tanganku.

Sontak aku berjalan mundur, menghindari pertikaian yang mulai terjadi. Aku terduduk di aspal, takut. Bisa ku rasakan jika kini tanganku gemetaran hebat. Aku nggak suka perkelahian. Dan kini yang bisa ku lakukan hanyalah menatapi lelaki yang saling beradu tinju dengan empat laki-laki di depannya.

PIT A PAT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang