12: William

5.9K 669 90
                                    

Lagi-lagi suasana hangat merasuki kediaman Liam pagi ini. Terhitung, belakangan ruang makan sering diisi penuh oleh penghuni rumah.

"Ehm.Ibu?" James berseru, yang membuat Susan lantas menoleh. Bukan hanya Susan, tapi seluruh penghuni meja makan menoleh pada pria itu.

Dengan meneguk air di gelas hingga tandas seperempat, Susan menatap anak lelakinya itu, "Ya, James?"

James melirik ragu-ragu dulu ke arah si istri, setelahnya baru kembali menatap sang ibu, "Apa paket liburan waktu itu masih ada?"

Susan menaikkan alis, "Paket liburan?"

"Trip bulan maduku dengan Bela."

"Uhuk.. uhuk.." Bela tersedak saat mendengar ucapan itu keluar dari bibir James.

Dengan telaten, Amelia mengambilkan minum untuk Bela. Setelah itu mengelus punggung sahabatnya itu, "Pelan-pelan makanya."

"Kau baik-baik saja?"

Atensi seluruh penghuni ruang makan menoleh pada James yang baru saja melemparkan pertanyaan. Bukan! Bukan hanya Bela yang tertegun, tapi semua orang kecuali William tentunya. Pria itu jelas tak tahu apapun. Bukankah hal yang wajar seorang suami perhatian pada istrinya? Begitu pikir William.

❅❅❅

"Jadi kau sudah menerima saran ibu?" Susan tersenyum cerah saat memasuki ruang kerja sang anak.

James mengernyit, "Saran?" ia bahkan lupa.

"Mencoba buka hati untuk Bela. Kau melakukannya? Atau memang hanya sekedar bersikap lembut untuk mencapai kesepakatan, agar ini cepat-cepat selesai? Kau pilih opsi yang mana?"

James terdiam. Ia mencoba buka hati untuk Bela? Atau hanya bersikap lembut agar wanita itu senang, cepat hamil dan semuanya selesai? Yaampun! Kepala James serasa berdenyut hebat dan terasa siap meledak kapan saja.

'Aku mulai mencintai Bela?'

'....'

'T-tidak. Aku masih mencintai Victoria. Iya! Aku yakin, ini terjadi hanya karena aku merindukan Victoria. Dan menjadikan Bela sebagai pelampiasannya. Iya..'

Jahat memang. Namun hanya itu yang dapat James sugestikan pada otaknya yang dilema hebat memikirkan mencintai Bela atau tidak. Ia harus ingat, jika Victoria membutuhkanya untuk kembali.

"Aku tak ingin merubah kesepakatan, bu. Keputusanku masih sama, tolong jangan pengaruhi aku agar mencintainya. Karna jawabanku akan selalu sama. Hatiku hanya milik Victoria." tegas James meyakinkan diri sendiri.

Susan tersenyum simpul, "Baiklah jika itu mau mu. Jangan menyesal untuk keputusan yang kau buat sendiri."

"Tidak akan!" 'Iya.. Tidak akan.. ku harap begitu..'

❅❅❅

"Ibu, aku dan Bela akan ke kampus hari ini."

"Mmm, pergilah.." jawab Susan cepat tak seperti biasanya. Biasanya ia akan selalu melirik waspada terlebih dahulu sebelum menjawab.

"Boleh aku yang mengantar?"

Seluruh atensi orang-orang di meja makan menatap pria yang baru saja buka suara. Ada beberapa tatapan biasa, bercampur sedikit heran, dan satu tatapan tajam.

"Memangnya kau tak sibuk, Will?"

William tersenyum cerah ke arah Susan yang bertanya, "Tidak, bi.. malahan aku merasa sangat bosan seharian di rumah. Boleh aku ikut keluar dengan Amelia dan Bela?"

Second Wife (√)Onde histórias criam vida. Descubra agora