Baby Angel (Gabriel)

82 4 0
                                    

Siapa yang tahu jika malaikat juga mengalami masa pertumbuhan seperti manusia mulai dari bayi hingga dewasa, hanya bahan, sayap, umur, dan kekuatan yang membedakan.

Tiga malaikat agung tampak menikmati waktu bersama mereka di paviliun. Malaikat berambut hitam dan bernetra biru indah membaca laporan dalam bahasa enochian sesekali melirik kedua saudaranya. Ketiga pasang sayapnya begitu indah dan megah, dengan warna putih kebiruan terlipat di balik punggung. Dialah malaikat tertua di surga, Michael.

Malaikat tertua kedua tak kalah indah dari Michael, justru dialah malaikat paling terindah dan tercantik ditambah dengan suara merdu ketika bernyanyi. Dialah Lucifer. Rambut pirang gelapnya dibiarkan terbang oleh angin sepoi. Ini keadaan yang sangat langka. Biasanya mereka berdua selalu berdebat, walau masalah kecil pun.

Sedangkan malaikat agung termuda berkulit gelap hanya menikmati nyanyian merdu Lucifer. Yap...dialah Raphael. Dikarenakan dia sudah menginjak usia remaja (kira-kira 17.000 tahun), Tuhan sudah memberikannya pekerjaan sebagai malaikat kesembuhan, bahkan rumah sakit tempat bekerjanya sudah disediakan.

"Seperti biasa suaramu indah, saudaraku." Michael menutup laporannya dan meletakkan atas meja. Seketika Lucifer berhenti bernyanyi.

"Bukan indah, tapi saaaangat indah," balas Lucifer dengan cengiran.

Michael memutar kedua netra birunya dan menggelengkan kepalanya. Itulah sifat Lucifer. Tapi bagaimanapun dia adalah adiknya. Raphael hanya tersenyum kecil melihat tingkah lalu kedua kakaknya.

Tiba-tiba, sebuah cahaya terang muncul di depan ketiga malaikat tersebut. Cahaya tadi perlahan-lahan meredup hingga tampak seorang pria berjubah putih besar menggendong sesuatu.

"Lucifer, kemarilah," perintah pria tersebut, namun tidak terdengar seperti memerintah.

"Baik, Ayah." Lucifer segera mendekati Sang Ayah. Begitu dia berdiri dekat, matanya memandang sesuatu yang ditutup selimut putih lembut di lengan Ayahnya.

"Ambillah adikmu ini."

Lucifer mengambil adiknya dari lengan Ayahnya. Perlahan disingkapnya selimut itu dan terlihat makhluk mungil tertidur lelap. Rambutnya berwarna pirang emas begitupun dengan tiga pasang sayap kecilnya. Tanpa sadar, Lucifer mengelus pipi tembam adiknya hingga kedua netra emasnya terbuka.

"Namanya adalah Gabriel, dia menjadi tanggung jawabmu mulai sekarang. Rawat dan ajarilah dia dengan baik," kata Ayahnya kemudian menghilang.

Michael dan Raphael yang tadi hanya melihat jauh segera berlari menuju Lucifer. Ketika tangan Michael ingin menyentuh Gabriel dengan cepat Lucifer menepis tangan sang kakak.

"Hei! Jangan sentuh dia! Tanganmu kotor dan bau. Dia adalah tanggung jawabku." Michael terkejut mendengar kata-kata Lucifer seakan dia adalah bakteri yang menularkan siapa saja. Dia sudah merawat dan membesarkan kedua adiknya secara baik. Entah kenapa Lucifer tumbuh menjadi kasar padanya, sedangkan Raphael begitu dingin dan datar. Apa ada yang salah sewaktu merawat mereka berdua?

"Aku bahkan tidak melarangmu menyentuh Raphael waktu aku mera--," belum selesai Michael bicara, Lucifer sudah hilang entah kemana membawa Gabriel. "...watnya."

Alis Michael mulai berkedut-kedut memikirkan kelakuan Lucifer. Raphael menepuk bahu saudara tertuanya untuk meredakan emosi Michael.

***

Sementara itu, Lucifer yang sudah kabur dari Michael tertawa terpingkal-pingkal mengingat aksinya tadi. Lagipula itu bukan pertama kalinya dia lakukan. Gabriel yang hanya berbaring terlihat bingung dengan tingkah kakaknya.

Seperti kata pepatah: apa yang kau tabur, itu yang akan kau tuai. Saking tak hentinya dia tertawa, tanpa sadar dia menginjak jubah panjangnya. Wajahnya tepat mencium lantai. Kini dia sudah jadi malaikat jatuh...jatuh kepeleset.

Gabriel yang melihat kemalangan Lucifer tertawa kegirangan seolah dia habis melakukan atraksi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gabriel yang melihat kemalangan Lucifer tertawa kegirangan seolah dia habis melakukan atraksi. Untungnya hidung Lucifer tidak patah atau dia akan berakhir di rumah sakit Raphael.

Mendengar adiknya menertawakan dirinya, Lucifer mengangkat Gabriel dan melempar ke atas. Sayap-sayap kecilnya mengepak begitu Luci melemparnya kembali.

"Apa kau menertawaiku tadi? Hah? Dasar malaikat kecil nakal." Luci tidak melemparnya lagi, namun jari-jarinya menekan perut kecil Gabriel. Tawa girang malaikat muda memenuhi kamar Lucifer.

"Kau adalah adik yang paling ku sayang dan aku akan mengajarimu semua pengetahuan dan trik-trik yang sudah aku dapat," kata Lucifer mantap.

Fanfiksi SupernaturalWhere stories live. Discover now