The Weird Dream (Mimpi Yang Aneh)

33 6 0
                                    

Sembari pulang, Axelle terus terngiang akan perjumpaan pertamanya dengan wanita bernama Catherin Braven itu. Ia sungguh heran. Bukan main wanita itu.

"Mana mungkin, dengan sehelai rambutnya, aku bisa kenyang semalaman bahkan hingga satu minggu?" gumam Axe dalam hati.

Namun, dengan cepat pikirannya teralihkan oleh bunyi perutnya yang sudah keroncongan. Ia sudah tak dapat menahan rasa lapar yang telah menyiksanya sejak pagi tadi. Dari kejauhan, dapat terlihat dengan jelas oleh Axe gubuk kediamannya yang terbuat dari kayu dan bambu. Atapnya hanya berupa jerami - jerami yang ditumpuk begitu saja. Kalau datang hujan, Axe biasanya harus rela repot - repot mencari ember atau loyang yang digunakannya untuk menadah air hujan yang tak pernah mau berkompromi dengan bumi.

Ia berjalan beberapa langkah Dan sampaikan ia di rumahnya. Dengan cekatan Axe meraih gagang pintunya Dan membuka pintu itu. Ia lalu masuk ke dalam. Didapatinya ruangan depan yang sangat berantakan. Daun - daun berserakan di atas lantai yang hanya berupa tanah, karena sebelum pergi berburu tadi pagi, Axe hanya mengunci pintu, sedangkan dia lupa untuk menutup jendela - jendela. Akibatnya, banyak daun gugur dari pohon yang kemudian berterbangan masuk ke dalam rumahnya karena ditiup angin.

Dengan sabar Axe mencari sapu dan dengan gesit membersihkan daun - daun itu. Dalam beberapa menit saja, rumahnya kini telah bersih. Dia sedikit merasa lega, karena sedikit masalah telah terselesaikan. Masalah berikutnya adalah tentang bagaimana dia dapat makan malam ini. Dengan segera, teringatlah Axe akan apa yang dipesankan oleh wanita yang dijumpainya tadi kepadanya.

"Di mana aku meletakan rambut itu, ya?" gumam Axe. "Oh, iya. Aku ingat. Ada di dalam saku celana ku."

Dengan cepat Axe memasukkan tangannya ke dalam saku celananya dan mengambil sehelai rambut yang tadi diberikan oleh Catherin. Dikeluarkannya sehelai rambut itu dari dalam saku celananya dan meletakkannya di atas meja makan, sesuai dengan perintah wanita si pemilik rambut.

Dia lalu beranjak meninggalkan meja makan itu dengan rambut yang telah ditaruhnya di atas meja makan. Dia masuk ke dalam kamar tidurnya, dan dengan perlahan namun pasti dia melafalkan nama wanita tadi, "Catherin, Catherin, Catherin!"

Dengan tak sabar, dia berlari menuju meja makannya. Namun, betapa terkejutnya Axelle. Di atas meja tidak terdapat apa pun sama sekali. Di sangat kesal dan geram akan apa yang baru saja dilihatnya. Namun, dia berusaha untuk tenang dan memikirkan apa kesalahan yang telah dibuatnya sehingga tidak membuahkan hasil apa - apa. Tiba - tiba dia teringat bahwa tadi ketika mengucapkan nama wanita itu yang disebutnya hanyalah nama depan wanita itu : Catherin. Dia lupa mengucapkan nama belakangnya. Akhirnya, di kembali lagi di kamarnya dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya barusan. Tapi kali ini, dilakukannya dengan lebih baik lagi.

"Tak boleh ada kesalahan lagi kali ini!" katanya tegas pada dirinya sendiri.

Dia lalu mulai mengucapkan nama wanita itu, "Catherin Braven, Catherin Braven, Catherin Braven."

Kali ini dia sudah tidak berlari lagi seperti yang dilakukannya tadi. Dia berusaha untuk tidak tergesa - gesa. Dengan perlahan dia berjalan keluar dari kamarnya menuju ke tempat meja makan berada.

Betapa terkejutnya Axe ketika sampai di depan meja makan. Di atas meja makan itu tertata rapi berbagai jenis makanan yang lezat. Mulai dari nasi, ikan, ayam, berbagai macam sayuran, buah - buahan, bahkan ada pula susu putih yang segar. Betapa herannya Ade akan apa yang sekarang dilihatnya. Mulutnya terbuka lebar, dan dia hanya berdiri seperti patung. Diam. Bagaikan mayat hidup.

"Bagaimana ini semua ini bisa terjadi. Apakah ini sejenis sihir atau ini merupakan ulah jin?" tanya Axe pada dirinya sendiri dengan ekspresi wajah keheranan.

Petualangan Ernest Dalton di Negeri AntheniaWhere stories live. Discover now