"Jangan ngaco lo! Bisa gak sih sehari aja lo gak bangsat hah?!"

"Bisa, asal lo turutin kemauan gue."

Acha mengerang frustasi, dengan sebelah kaki yang menghentak.

"Fine! Tapi habis ini lo jangan ganggu gue! Jangan nyadap atau ngeretas hp gue juga."

Han menggigit bibir bawahnya sembari menganggukan kepalanya.

"Deal,"

•••

Bang Chan baru saja keluar dari kamar mandi, dan mendapati Lea yang ternyata sudah pulang, dan saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu, sambil meneguk air mineral.

"Udah pulang toh, tumben cepet, padahal masih jam setengah delapan." Tutur Bang Chan sembari duduk di sebelah Lea.

Lea tidak langsung menjawab, ia menelan ludahnya terlebih dahulu, sambil berusaha mengumpulkan keberanian.

"Berita tentang kematian temen SMA kita itu, ada kaitannya gak sama kamu?" pertanyaan Lea sukses membuat kening Bang Chan mengernyit.

"Loh kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu? Emang aku keliatan ada sangkut pautnya sama hal itu ya?"

Lea menatap Bang Chan dengan tatapan tajam.

"Udahlah jujur aja," ucap Lea.

"Eh, kamu ini ngomong apa sih? Aku sama sekali gak ada hubungannya lah. Kenapa juga bisa tiba-tiba aku ada hubungannya sama kematian dia. Mati ya mati aja. Lagian aku kan udah jadi Polisi sekarang, mana mungkin aku ngelakuin hal kayak gitu?"

Lea diam. Ya, iya bagaimana mungkin? Tapi Bang Chan itu kan sulit ditebak. Dia mau percaya kalau Bang Chan tidak ada kaitannya dengan kematian teman mereka semasa SMA itu, tapi... hati kecilnya berkata lain.

"Jadi dia emang cuman salah satu korban pembunuhan berantai, yang akhir-akhir ini terjadi?" tanya Lea.

Bang Chan menganggukan kepalanya. "Iya, gak tau juga ya, kok bisa pas dia temen kita pas SMA. Bahkan dia yang ngebully kita dulu, ck, mungkin ini karma."

Lea diam. Kalau korban dari teman mereka SMA hanya satu ini, Lea tidak akan mencurigai Bang Chan, tapi kalau nanti ada lagi, atau bahkan banyak dari teman SMA mereka yang jadi korban, Lea rasa, Lea patut mulai mencurigai Bang Chan lagi.

"Udahlah, kamu ngapain coba mikirin dia? Toh, dia tuh orang yang pernah ngebully kita, pantes buat mati mengenaskan kayak gitu kok." Kata Bang Chan sambil tersenyum.

"Ck, kok ngomongnya kayak gitu sih? Lagian dia ngebully kita kan udah masa lalu, waktu itu dia masih anak-anak yang gak bisa mikir bijak, kalau sekarang masak masih mau sama kayak dulu?"

"Lea, kamu tuh ngapain sih ngebelain dia?"

"Aku gak ngebelain dia, tapi itu fakta."

Bang Chan menggelengkan kepalanya. "Enggak, dia gak pernah dewasa Lea, dia masih sama kayak dulu. Kamu gak taukan? Dia masih sering ngolok-ngolok aku di media sosial sebagai anak koruptor, meskipun dia gak beberin nama aku secara langsung, aku taulah siapa yang dia omongin. Dia jadi sok-sok-an tau gimana kotornya dunia politik, padahal cuman karena satu sekolah sama aku."

"Makanya aku bilang, dia pantes buat dapetin itu."

Lea menghela napas. "Ya udahlah, asal kamu gak terlibat aja."

"Ya jelas enggak dong."[]

Ada yang nunggu cerita ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada yang nunggu cerita ini?

Btw gue sekalian mau promosiin novel Hyunjin yang besok bakal mulai PO 😆. Mungkin di sini ada beberapa dari kalian yg udah baca cerita gue yg Red Moon.

Cerita itu bakal naik cetak, dan besok bakal mulai PO-nya. Mungkin aja dr kalian ada yg mau ikutan PO, harga novelnya gk lebih dr 60 ribu.

Karna gue gk bs share poster dan kontak buat ordernya skrg, kalian bs pentengin terus instagram gue @/aeanakim atau @aeanakim_ bs jg instagram penerbitnya @/gloriouspublisher16. Buat informasi lebih lanjut

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now