🥂Drunk E4

6K 866 60
                                    

"Matilah!"

Pranggg!

Vas bunga itu terhempas ke lantai, pecah terberai.

Xiao Zhan memegangi kepalanya, langkahnya terhuyung kebelakang. Sebelum ia tumbang, Yibo menangkap tubuh Xiao Zhan dan mendekapnya. "Itu tidak kena. Apa kau terkejut?"

Xiao Zhan mengusap kepalanya lagi, memang tidak sakit juga tidak ada darah.
Ia merasa pusing karena efek dari alkohol.

Yibo menyeringai tipis, "Kau pikir aku akan benar-benar membunuhmu?"

"Kenapa tidak? Bukankah kau adalah seorang kriminal? Orang jahat yang telah memalsukan kematiannya sendiri agar terlepas dari hukuman?"

Raut wajah Yibo menggelap, tangannya yang menahan pinggang Xiao Zhan berubah menjadi cengkeraman. "Jangan percaya apa pun yang orang lain katakan tentangku."

"Lalu, orang seperti apa kau sebenarnya?" tanya Xiao Zhan sambil menatap intens.

"Kau sungguh ingin tahu?"

Xiao Zhan melepaskan diri lalu bangkit berdiri. "Tidak, tidak juga. Aku akan pergi."

Ketika ia mencapai pintu, matanya menoleh ke belakang, melihat Yibo yang masih terduduk di lantai, diantara pecahan vas bunga dan tangan yang meneteskan darah.
Sepertinya ketika menangkap Xiao Zhan, ia mengenai pecahan vas bunga itu dan terluka.

Dengan kepala jatuh tertunduk, Yibo hanya terdiam.

Tangan Xiao Zhan menyentuh gagang pintu lalu turun lagi. Tiba-tiba saja kedua kakinya terasa berat untuk pergi.

Yibo berucap dengan suara rendah,"Sekeras apapun aku bicara, bahkan sampai tenggorokanku robek pun, tak ada yang mau mendengarku. Pada akhirnya, hidupku hanya tentang dibenci dan membenci."

Xiao Zhan memutar langkahnya, ia berjalan ke arah dapur dan menggeledah isi kulkas. Ia kembali duduk di sofa dengan beberapa botol bir dalam dekapan.

Xiao Zhan meminum bir itu, teguk demi teguk hingga habis. Setelah itu, ia terdiam, menatap Yibo yang juga tengah menatap di seberang duduknya.

Yibo bangkit dan menghampiri, "Kau kembali untuk mendengarkanku?"

Xiao Zhan mengelengkan kepala. Wajahnya yang sudah memerah semakin matang seperti tomat. "Aku sedang mabuk. Aku tidak akan ingat apapun yang kau ceritakan padaku setelah malam ini berlalu."

"Lalu kenapa kau tidak jadi pergi?"

"Aku ingin mengobati lukamu." Xiao Zhan meraih tangan Yibo lalu menghisap punggung tangan yang berdarah itu, menelan cairan merah itu seperti alkohol.

Setelah membersihkan luka itu, Xiao Zhan merogoh sapu tangan dari saku celananya lalu memasangkannya seperti perban. "Sudah."

Yibo sedikit membungkuk, menarik dagu Xiao Zhan dan memberinya tatapan lekat, "Sebenarnya, kau menyukaiku atau tidak?"

Xiao Zhan terkikik, ia menangkap tangan Yibo lalu menjawab, "Aku menyukaimu, tapi hanya ketika aku mabuk."

"Ha? Hanya ketika kau mabuk?"

Xiao Zhan mengangguk. Ia berdiri dan menjatuhkan tubuhnya pada Yibo, mengecup leher Yibo lalu memeluknya. Sentuhan itu terasa begitu tulus dan hangat, membuat Yibo tertegun.

"Yibo, … Wang Yibo ... Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi malam itu. Tapi, … Aku selalu mengingat namamu."

Yibo menjatuhkan Xiao Zhan ke sofa, merobek kemeja polos Xiao Zhan lalu melucutinya.

Xiao Zhan mengulurkan tangannya menyentuh abs perut Yibo, meraba-raba hingga membuat tubuh itu kepanasan.

"F*ck!" Yibo mengumpat, ia tersenyum gemas lalu segera membuang pakaiannya ke lantai.

Sementara di bawahnya, Xiao Zhan meraih zeeper celana Yibo, menurunkannya perlahan dengan mulut sedikit terbuka.

Yibo menangkap kedua sisi wajah Xiao Zhan lalu menghujani lehernya dengan kecupan dan hisapan kuat.

Xiao Zhan mengerang, tangannya berhasil menurunkan celana Yibo sepenuhnya dan melihat pemandangan tersembunyi di balik celana dalam berwarna hitam itu.

"Jangan terburu-buru," bisik Yibo yang kemudian menanamkan ciuman panas menggunakan lidah, lebih dalam dan leluasa.

'Hmmphhhh….. mmhhh'

Xiao Zhan memburu napas sejenak kemudian menarik kembali wajah Yibo padanya, melanjutkan cumbuannya dengan lebih berani.

"Yibo, cepat lakukan, ... Please!"

Yibo mengangguk senang, "Oke."

***

Pagi harinya, Ji Xia berlari menghampiri 4 bodyguard yang telah berjajar di depan pintu Hotel Angel. Para pria kekar itu tidak terlihat sehat, mereka pucat dan babak belur.

"Katakan apa yang terjadi?!" Ji Xia menyelidik.

"Kami bertemu dengan orang-orang misterius, mereka menghajar kami dan memberi ancaman."

"Kami disekap di dalam gudang hotel," timbal rekan bodyguard lainnya.

"Kami minta maaf, tapi kami telah sepakat untuk mengundurkan diri sebagai penjaga Tuan Xiao Zhan."

"Kami tidak punya pilihan lain. Kalau begitu, ... Kami pamit pergi."

"Hey, hey—" Ji Xia menjerit percuma.

Gerombolan pria kekar itu lari terbirit-birit. Ji Xia menggaruk kepalanya lalu memasuki hotel dan mulai mencari keberadaan Xiao Zhan.

Ia berdiri di depan elevator sambil memantau layar ponselnya, menekan panggilan.

"Bukankah itu asistenmu?" tanya Robert ketika pintu lift terbuka dan melihat sosok Ji Xia berdiri di depannya.

Xiao Zhan keluar dari balik punggung Robert lalu melompat ke pada Ji Xia, memeluknya lalu terisak kuat.

"Boss?!" Ji Xia hampir saja menjatuhkan ponselnya, ia menahan tubuh Xiao Zhan yang bergelantungan padanya sambil menangis.

"Tuan Robert, apa yang terjadi pada Bosku?!"

"Aku tidak tahu, semalam dia menghilang dari pesta. Lalu pagi ini staff-ku menemukan dia kamar VIP lantai 29, dalam keadaan kacau. Aku rasa dia masih agak mabuk," tutur Robert.

Xiao Zhan mengusap airmatanya lalu berbisik ke telinga Ji Xia, "Pantatku hancur, tolong gendong aku ..."

"B-bos?" 😶

𝑫𝑹𝑼𝑵𝑲 [𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang