Bab 38

4.4K 438 36
                                    

Halo semuanya. Senangnya bisa menyapa kalian di sini lagi hari ini.

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Helena dan Trey bisa dikenal lebih banyak orang💛💛💛

A/n: Ayooo ramaikan kolom komennya ya, aku udah mulai update rutin nih. Biar aku semangat juga hehehe🤩🔥💓🦋✨

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

MELIHAT TREY yang tiba-tiba berdiri, Helena tidak bisa diam saja tanpa bertanya, "Kamu mau ngapain?"

"Kita tidak bisa di sini terus." Trey membenahi kekusutan di kemejanya. "Kita harus telusuri hutannya lebih dalam."

Helena langsung duduk. Dia tahu kalau Trey orangnya nekat, tetapi masa iya sampai begitu? Meski hutan ini tidak begitu belantara, tetap saja Helena takut di sana ada apa-apa. Misalnya, keberadaan ular. "Kalau kamu mau kayak gitu, sendiri aja sana. Nggak usah ngajak aku."

"Terus tinggalin kamu di sini sendiri?"

"Iya."

"Memangnya berani?"

"Y—ya berani, dong!" Tidak ingin ketahuan takut, Helena meninggikan suaranya. Dia bangun dari duduknya. "Ngapain juga aku takut? Misalkan aku takut, aku bisa, kok, langsung lari terus masuk mobil kamu."

"Kunci mobilnya saja ada di aku." Trey tahu bahwa Helena ketakutan dan dia di sini ada untuk menjaganya. "Sudah, intinya kita harus telusuri hutannya. Kamu tidak perlu khawatir soal apa pun, ada aku yang siap pasang badan semisal di sana ada hal-hal aneh."

"Hush! Pamali!" Helena refleks menepuk bibir Trey. Sebenarnya tidak keras, mungkin karena terkejut, Trey pun memekik. "Di area gini nggak boleh ngomong sembarangan!"

Dengan setengah hati, Helena akhirnya menyetujui ajakan Trey. Dia pasrah pada Trey yang mau membawanya ke mana saja. Setidaknya buat sekarang, Helena tidak ingin ada perdebatan cuma karena hal sepele. Mereka akhirnya memasuki hutan lebih dalam. Selama itu, Helena celingukan, bentuk antisipasi barangkali saja ada sesuatu yang siap menerkam mereka atau apa.

"Helena?"

Panggilan itu sontak buat Helena terkejut. Dia mengusap dadanya, lalu menjawab, "Ada apa, sih?"

"Aku mau tahu soal ini." Trey berhenti melangkah. "Apa fobia kamu?"

"Ngapain tanya gitu?"

Trey mengedik tidak acuh. "Ya ... aku cuma mau tahu."

"Kalau aku nggak mau kasih tau?"

"Aku bakal tetap maksa kamu, sih."

"Kebiasaan!" Karena jengkel, akhirnya Helena menyelonong duluan. "Terus aja bersikap gitu sampai janji kamu buat berubah cuma berakhir di mulut!"

Break the RulesWhere stories live. Discover now