Selubung

10.3K 990 27
                                    

"Semua tokoh adalah milik penciptanya."

Lan XiChen
Lan WangJi
Mo XuanYu
.
.
.


Lan XiChen tidak mengerti.

Ia mengenal tabiat adiknya seperti telapak tangannya sendiri. Tumbuh bersama sebagai saudara, Lan XiChen boleh berbangga bahwa satu-satunya yang mengerti dengan baik arti tatapan dingin dan wajah datar Lan WangJi hanyalah dirinya. Sedikit riak di wajah, kedutan di ujung bibir, bahkan lirikan mata Lan WangJi selalu meneriakkan emosi yang begitu transparan di mata Lan XiChen.

Singkatnya, Lan Zongzu ini mampu membaca adiknya seperti buku yang terbuka.

Sebelumnya ia baru saja kembali dari kamar pamannya, Lan QiRen, dan memutuskan untuk berjalan-jalan mengitari pagar pembatas sebelum kembali di sibukkan dengan setumpuk masalah di Hanshi miliknya. Menjadi ketua sekte besar seperti GusuLan tidaklah mudah, selalu ada yang datang membawa masalah, mengharuskannya memusat fokus dan membuatnya lelah secara mental, meskipun tidak dapat dipungkiri kalau ia menikmati pekerjaan ini sebanyak ia tertawa pada saat saat perburuan malamnya dengan Jin GuangYao, atau Jiang Zongzu dari Yunmeng.

Ia sedang melewati tepi tembok dekat gerbang ketika didengarnya suara lonceng kecil berbunyi tidak teratur.

Itu bukan lonceng peringatan dari menara. Batin Lan XiChen.

Ia memutuskan berhenti dan memandang ke arah gerbang. Siluet sosok-sosok dalam jubah putih khas sekte Gusu, yang ia kenali sebagai murid-murid junior sekte nya dan Lan WangJi, terlihat tengah berjalan mendekati pintu gerbang.

Lan XiChen ingat dirinya meminta Lan WangJi turun gunung membawa murid-murid junior untuk mengatasi serangan mayat hidup di Desa Mo. Selain untuk memenuhi permintaan si Kepala Desa, ia berpendapat melihat langsung prakteknya jauh lebih efektif untuk menambah pengalaman dibanding hanya duduk mempelajari materi.

Lan XiChen akhirnya berjalan pelan menghampiri mereka. Dari dekat, bisa dilihatnya kalau mereka tidak sendirian.

Ada sosok asing disana.

Sosok itu laki-laki dengan pakaian beraksen merah hitam berantakan, rambut panjang tergerai tak beraturan, dan tangannya yang bergerak liar memeluk kepala keledai, menjerit tidak mau!! tidak mau!! dengan kegigihan tak wajar seperti kehilangan kewarasannya.

Mungkin dia benar-benar tidak waras.

Lan XiChen akhirnya bisa mengenali Tuan Muda Mo setelah jarak mereka hanya empat langkah. Tersenyum maklum, ia menerima hormat dari adik dan murid-muridnya. Bagaimanapun, desas-desus mengenai Mo XuanYu yang selalu berlaku sinting sudah sampai di telinganya.

Rupanya kedatangan Lan Zongzu menyebabkan rengekan Mo XuanYu akhirnya berhenti. Dianggap sinting rupanya tidak membuat pria itu menanggalkan sopan santun yang diajarkan mendiang ibu nya. Mo XuanYu merapikan penampilannya dan memberi hormat.

Baru setelahnya Lan XiChen benar benar dapat melihat Tuan Muda Mo ini dengan baik. Matanya yang besar dan berbinar, wajah oval yang kecil, dan bibir tipis kemerahan yang kesemuanya meneriakkan satu kata.

Rupawan.

Tuan Muda Mo ini sungguh manis terlepas dari gendernya sebagai laki- laki. Ini pertama kalinya ia melihat dari dekat wajah Mo XuanYu, walaupun ia mengenal fitur wajahnya dari pertemuan-pertemuan tidak sengaja mereka. Bagaimanapun, Lan XiChen kan saudara tersumpahnya Jin GuangYao, si Kepala Sekte LanlingJin. Ia mengetahui hal-hal yang tidak menjadi konsumsi umum disana.

Pandangan mata Lan XiChen beralih pada adiknya. Berusaha menebak apa yang menyebabkan Mo XuanYu tampak seperti diseret paksa kesini. Tapi pertanyaannya tak pernah sampai.

Tidak saat dilihatnya emosi yang terbentang di wajah adiknya.

Apa aku tidak salah lihat? Lan WangJi tersenyum?

Lan XiChen bisa melihat sudut bibir adiknya membentuk kurva kecil yang tidak disadari siapapun kecuali dirinya, dan sorot keemasannya yang memercikkan euforia meski berusaha ditutupi dengan wajah datarnya. Lan WangJi sedang luar biasa senang.

Apa karena Tuan Muda Mo ini?
Lan XiChen bertanya tanya.

"Kulihat kan membawa tamu, WangJi."

Lan WangJi mengangguk, datar. Lan XiChen tersenyum dan beralih pada pria itu.

"Selamat datang Tuan Muda Mo, apakah ini pertama kalinya anda datang kesini?"

"Zewu Jun ,sungguh kehormatan bisa bertemu anda." suara Mo XuanYu jernih dan tenang, nyaris tidak ada sisa-sisa kelakuan sinting yang tadi dilakoninya.

Lan XiChen mengangguk. "Selamat datang di GusuLan, Tuan Muda Mo. Sepertinya Lan WangJi senang sekali anda bersedia datang sebagai tamu."

Ia bisa mendengar hela napas pasrah yang adiknya hembuskan menyadari sia-sia saja menyembunyikan perasaannya dari kakaknya. Sebagai gantinya, Lan WangJi memberi hormat sekali lagi dan menarik Mo XuanYu yang masih terdiam bingung mendengar kata-katanya.

Para junior sekte GusuLan itu segera memberi hormat dan mengikuti Lan WangJi, meninggalkan Lan XiChen yang masih ada disana mendengar percakapan mereka.

"Dimana kami harus menempatkannya?" Salah satu dari mereka bertanya.

"Jingshi."

Dan yang terkejut dengan jawaban singkat Lan WangJi bukan hanya para junior itu, melainkan Lan XiChen juga.

Benaknya mulai bertanya apa yang istimewa dari Tuan Muda Mo ini sampai dia dapat menunggu di tempat yang Lan XiChen sendiri harus mengetuk pintu untuk masuk. Lagipula jika di pikir-pikir, ini pertama kali nya dia benar-benar melihat Lan WangJi tersenyum setelah sekian lama.

Setelah 13 tahun.

Setelah kepergian Tuan Muda Wei.

Ah, ia harus meminta penjelasan Lan WangJi setelah ini.

[WangXian] Feels ✓Där berättelser lever. Upptäck nu