.

5.5K 588 50
                                    

(y/n) melirik ke seluruh penjuru tempatnya ia bekerja. Ia tidak ingin ada yang melihat jika ia merenggangkan badan. Entah apa alasannya. 

(Y/n) merenggangkan badannya kemudian berjalan menuju pantry. Ia kembali mengingat pembicaraan Levi dan Erwin yang tidak sengaja ia dengar.

"Bagaimana pendapatmu kali ini Levi? Menurutku ini penawaran yang bagus,"

"Ya, memang bagus. Aku bisa merasakan peluang yang besar dan mendapatkan keuntungan yang banyak dimasa depan nanti. Aku akan menyuruh (y/n) untuk menghubunginya,"

"Oke,"

(Y/n) tidak menyangka jika ia akhirnya bertemu dengan manager perusahaan Marleyian yang sempat menolaknya dulu.

"Ugh, jadi keinget masa lalu kan,"kata (y/n) bergumam di pantry. "Ah, sudah jam segini.. Aku harus bersiap-siap mengikuti meeting ini,"

*****

Selama meeting dilaksanakan (y/n) hampir tidak bisa menjaga kefokusannya saat melakukan presentasi meeting tadi. Ia tidak nyaman dengan tatapan manager dari perusahaan Marleyian. Tatapan manager itu benar-benar terlihat bahwa ia tertarik dengan (y/n).

(y/n) menghela napasnya tiap kali mengingat tatapan manager itu. Ia teringat masa lalunya bersama manager itu. Seorang laki-laki yang pernah membuatnya jatuh cinta. Sayangnya, ia ditolak dan dipertemukan lagi ketika (y/n) sedang mengikuti interview kerja di perusahaan itu. Dan, hari ini perusahaan tersebut mengundang Levi dan petinggi jabatan di Ackerman Company lainnya untuk makan malam bersama dalam rangka merayakan kerja sama mereka.

TING!

Bunyi notifikasi pesan hp (y/n). (Y/n) langsung memeriksa hp nya.

Brat, nanti langsung ke sana saja. Tidak perlu ganti pakaian.

(Y/n) langsung melempar hpnya ke meja kerjanya dan memejamkan mata. Ia ingin cepat-cepat mengakhiri pekerjaannya hari ini.

*****

Di Restoran

"Hahahaha, itu cerita yang lucu Mr. Smith," gelak tawa memenuhi ruangan tersebut. (Y/n) melirik ke arah Levi. Ia melihat raut muka suaminya yang sama sekali tidak berubah, tetap datar. Levi sendiri tampaknya tidak terlalu menikmati makan malamnya, mungkin karena terlalu ribut disini. (Y/n) kemudian menoleh kesamping, ia nyaris terkejut melihat manajer a.k.a mantan pujaan hatinya tersenyum lebar kearahnya sambil mengedipkan matanya. (Y/n) langsung membuang mukanya.

"Ah, benar juga, sekretaris Mr. Ackerman,"

"Eh, iya?" jawab (y/n) terkejut sambil menoleh ke arah sumber suara dipanggil oleh direktur perusahaan Marleyian. 

"Kau tahu? Aku sangat kagum padamu pada saat kau prsentasi tadi. Padahal di awal meeting kau terlihat seperti tidak fokus akan sesuatu. Tapi saat kau presentasi dan menjelaskan tentang investasi tadi kau benar-benar langsung mengambil hatiku," kata Direktur tersebut dan langsung disetujui oleh beberapa orang.

"Ah, maafkan saya Mr. Tybur. Saya akan berusaha lebih profesional lagi kedepannya,"jawab (y/n) sambil menatap Willy Tybur yang tersenyum puas dengan tatapan (y/n).

(Y/n) merasa bersalah pada Levi. Karena (y/n) tahu Levi mengetahui ketidakprofesionalannya saat meeting tadi. Padahal, Levi dikenal sebagai CEO yang sempurna. Jangan hanya karena sekretarisnya yang tidak profesional saat meeting tadi, citra Levi sebagai seorang CEO yang sempurna menjadi tercoreng. Ya...walaupun tidak ada yang sempurna di dunia ini. 

 "Anda ini sangat cantik, siapapun yang akan menjadi suamimu sangat beruntung. Dia langsung mendapatkan wanita cantik, pintar, dan masa depan yang cerah," kata Willy Tybur selaku direktur perusahaan Marleyian sambil tersenyum melihat (y/n). "Tiap kali aku melihat mu, aku jadi teringat anak perempuanku juga hahaha,"

Pipi (y/n) langsung memerah mendengarnya.

"Wah, anak perempuan anda pasti bangga memiliki ayah yang bijak seperti anda," Ucap Levi sambil tersenyum kecil menatap Willy Tybur tersebut.

Direktur perusahaan Marleyian salah tingkah dipuji oleh Levi, "Ah, anda terlalu memuji Mr. Ackerman,".

"Tapi, itu memang benar loh Mr. Tybur. Nona (y/n) memang pas seperti yang anda sebutkan,"kata Floch sambil tersenyum lebar melirik (y/n).

(Y/n) tertegun dengan aksi Floch yang menyebut langsung namanya. (Y/n) merasakan hawa panas dari sebelahnya, ia melirik Levi yang melihat Floch sambil mendecih.

"(y/n)? Wah, Floch tampaknya kau mengenal sekretaris tuan Ackerman dengan baik ya," kata Willy Tybur kaget. Tampaknya seluruh orang yang berada di ruangan itu terkejut bahkan Levi sampai menoleh ke arah (y/n) dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Hahaha, benar kami teman saat masih dibangku smp," jawab (y/n) tertawa canggung.

Merasa suasana akan canggung, Erwin langsung mengambil alih suasana. (Y/n) sendiri merasa ia sudah tidak ingin berada disini. (Y/n) langsung meminta izin Levi untuk pergi ke kamar mandi sebentar.

Di kamar mandi, (y/n) mengeluh dalam hati ia ingin segera pulang. Entah berapa kali (y/n) telah mengeluh ingin pulang hari ini. Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, ternyata (y/n) sudah ditunggui orang yang tidak ingin ia temui.

"Floch,"

"(y/n),"

"Ada apa?"

"Apa kau tidak kangen pada ku? Bukan kah aku cinta pertamamu?"

(Y/n) terdiam mendengar perkataan Floch. (Y/n) sungguh tak menyangka jika Floch langsung mengatakan hal itu. Ini membuat (y/n) merasa direndahkan.

"Lalu kenapa jika kau cinta pertama ku? Apa kau berpikir aku kangen padamu? Dih, ngacam"jawab (Y/n) kesal sambil memutar bola matanya.

Floch langsung emosi mendengar jawaban (y/n). "Dasar wanita jalang, jangan karena kau sekretaris CEO cebol itu kau merasa lebih superior dari padaku," kata Floch sambil mendekatkan diri ke (y/n).

(Y/n) tidak mundur, ia ikut maju mendekati Floch sambil menatap marah.

"Wanita jalang katamu? Hah, padahal kau manajer perusahaan yang cukup dihormati. Tapi, kualitas manajer nya serendah ini,"kata (y/n) sambil menatap meremehkan Floch.

"Kualitas rendah? Tampaknya kau tidak bisa melihat dirimu sendiri ya,"Kata Floch sambil mengangkat tangannya untuk menampar (y/n).

GREP

Tangan Floch ditahan oleh tangan (y/n) yang jauh lebih cepat.

"Heh, kau bahkan jauh lebih lambat daripada istriku tuan manager,"

Sontak Floch langsung menoleh ke sumber suara. "Mr. Ackerman.... Eh, tunggu sebentar, istri?" tanya Floch bingung.

Levi langsung menepak tangan Floch yang masih dipegang oleh (y/n) dan langsung merangkul (y/n), "ya, istriku. (Y/n) yang kau kenal ini adalah istriku,"kata Levi menatap tajam Floch.

Floch langsung merasa bahwa ini adalah akhir dari hidupnya.

*****


Terima kasih bagi yang udah baca, vote dan komen. 

See yaaa....

My Wife Is My Secretary (Levi x reader)Where stories live. Discover now