[BL] Gossip! The Prince And The Dragon, That Shameless Couple [END]

Bab 04

Meskipun saya merasa telah dipandang rendah, tetapi melihat wajahnya, saya tidak bisa mengatakan apa pun untuk membantahnya.

Aku hanya bisa merendahkan suaraku dan berdiskusi dengannya, “Lihat, kamu perlu merebut seorang putri. Aku seorang Putri. Dan aku butuh naga untuk merebutku, kau adalah naga itu. Kami akan bekerja bersama dan Anda bisa merebut saya, maka kedua tugas kami selesai."

Dia ragu-ragu, “Tapi … Tapi ….”

Saya mengatakan dengan tegas dan tegas, “Tidak ada apa-apa! Cepat bawa aku pergi!"

Wajahnya memerah saat dia menundukkan kepalanya dan berkata, "Tapi, aku tidak bisa menggendongmu."

Saya: “….”

Buddy, seorang wanita 168cm yang beratnya 50kg, benar-benar seberat itu?

Ah?

Aku bertanya dengan putus asa, “Tidak bisakah kau membawaku dalam wujud nagamu?”

Dia menggelengkan kepalanya dan berbisik, "kita hanya membawa pasangan kita dalam bentuk naga kita."

Meskipun aku benar-benar ingin mengatakan 'Aku akan menjadi rekanmu', tetapi aku melihat wajahnya dan menelan kalimat ini kembali.

Lupakan.

Itu hanya berjalan, bukan?

Tidak bisakah saya berjalan saja?

Saya menemukan seutas tali dan menyerahkannya kepadanya, “Cepat, ikat saya.”

Dia tercengang dan bertanya, “Mengapa? Apakah kamu tidak ikut dengan saya dengan sukarela?"

Saya mengatakan kepadanya dengan wajah lurus, "Ini formalitas, mengerti?"

Dia tiba-tiba menyadari, dan menganggukkan kepalanya seperti seekor ayam kecil mematuk biji, "Aku mengerti, mengerti."

Dia mengikatku seperti yang kukatakan padanya, lalu dengan malu-malu menarik ujung tali, "Lalu … ayo pergi?"

Saya dengan senang berkata, "pergi!"

Itu benar-benar tidak mudah!

Saya akhirnya memulai jalan direbut oleh naga.

Saya akhirnya menyelesaikan bagian penting dari misi hidup saya.

Saya terharu sampai menangis, dan saya ingin melihat kembali ke kota tempat saya dibesarkan ini.

Eh?

Bagaimana dia bisa berada di belakangku?

Pemuda naga itu mendongak dan terengah-engah, dan berkata kepadaku dengan air mata di matanya, “kakak, bisakah kamu lebih lambat? Saya tidak bisa mengikuti.”