Lalu ... apakah dia sungguhan menatapku?

Hahaha, tidak mungkin! Pasti mataku salah, deh. Pasti mataku tuli, nih.

"Kalian beruntung orang spesialnya ada di sini."

Deg!

Mampus!

Siapa orang spesialnya itu?

Aku kembali menatap Lelaki Sialan itu. DIA MASIH MENATAPKU! HUAAA ... DIA INI KENAPA, SIH?! JANGAN BIKIN GUE KEGEERAN GITU, DONG!

Hufftt ... tenang, Fia. Tenang ... okeh? Jangan emosi dulu. Pasti Lelaki Sialan ini bukan menatapmu, Fia. Dia pasti menatap seseorang yang berada di depanmu itu, bukan dirimu. Yah, pasti yang di depanmu.

"SIAPA ORANG SPESIALNYA ITU?" teriak salah satu siswi paling depan.

Lelaki itu tersenyum manis. Hahaha, kurasa mataku benar-benar menipuku. Dia bisa tersenyum begitu? Yang benar saja?! Tidak mungkin!

Hahaha, kok mataku jadi aneh gini, ya? Atau akunya yang aneh? Hahaha, tidak mungkin!

"Dia ...."

Lelaki itu terkekeh geli.

HAHAHA! DIA BAHKAN BISA TERKEKEH GELI BEGITU! JADI ... TADI ITU DIA BENERAN SENYUM, HEH?

"Dia unik."

"Unik bagaimana?" sahut siswi lainnya.

Oke, cukup! Kok aku jadi deg-degan gini, sih?! IH APAAN, SIH?! NGGAK BOLEH DEG-DEGAN, AH POKOKNYA! INI MASIH AWAL CERITA, NGGAK BOLEH BAPER-BAPERAN DULU!

"Dalam sehari, dia udah melanggar tiga peraturan sekaligus. Dia unik."

TUH, KAN! DIA NYINDIR GUE!

AWAS LO LELAKI SIALAN! SETELAH TURUN DARI PANGGUNG SANA, LO NGGAK AKAN SELAMAT! GUE BAKALAN ROBEK MULUT BERBISA LO ITU LALU MEMBAKAR LO DI PENGGORENGAN, ABIS ITU GUE KASIH KE KUCING JALANAN! BIAR TAU RASA, LO!

Lalu dengan polosnya Teman Musuhku, Lulu, dan Indah menoleh ke arahku. Hahaha, dan aku hanya bisa tersenyum miris. Hanya mereka bertiga, Lelaki Sialan, dan aku yang tahu di sekolah ini siapa orang spesialnya  itu. Jadi, aku harap mereka mau mengunci mulut embernya itu supaya tidak menyebut namaku.

Ah, aku tidak percaya, deh pada mereka. Lalu, apa aku harus mengubah namaku di kartu keluarga dan akte kelahiran?

Tapi aku harap, sih beneran bukan aku orangnya. Tapi, kalau bukan aku, lalu siapa?! Jelas-jelas tadi yang selalu bersamaku ketika menjalani hukuman di barisan ... apa ya namanya? Pokoknya barisan khusus si anak pelanggar itu hanyalah LELAKI SIALAN ITU!

Dia selalu bersamaku sampai upacara benar-benar selesai. Maksudku, sampai anak-anak dibubarkan. Jadi, SIAPA ORANG SPESIALNYA SELAIN AKU, SEDANGKAN DIA SELAMA UPACARA SELALU BERSAMAKU?!

"Dia sungguhan melanggar tiga peraturan dalam sehari?"

"Kelas sepuluhkah?"

"Siapa namanya?"

"SEBUT SAJA NAMANYA!"

Terkutuklah untuk suara yang paling keras itu. Suara itu benar-benar membuatku sangat, sangat, sangat kesal di pagi yang cerah ini.

"Namanya? Kalian beneran mau gue sebut nama orang spesialnya itu?"

"IYA!"

Hahaha, pengkhianat!

Sialan!

Terkutuk!

Keparat!

Manusia!

New World [REVISI]Where stories live. Discover now