"Aarh..."
"Setan lo ka"
"Awas aja lo ka. gua golok pala lo brani bikin gua nunggu selama ini." Aira pun mengaktifkan kembali benda pipi yang sendari tadi di genggamannya. Ia membuka kembali ikon kontak dan menghubungi kembali nomor yang dari tadi ia hubungi dan membuatnya frustasi karena sang empu tidak mengangkat telponnya.
Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.
"Argh... kok jadi gak bisa di hubungi si? Tadi kan bisa! ka lo dimanasi?" Aira mendengus sebal karena nomor arka kini malah tidak bisa dihubungi.
Dengan gusar aira mengusap matanya yang mulai berair. Ia benci jika harus seperti ini. Keadaannya yang seperti ini mengingatkannya akan suatu momen yang sangat jelas ia ingat. Padahal aira sudah bekerja keras agar tidak mengingat masalah itu lagi. Tapi hanya dengan seperti ini ia sudah bisah dengan mudah mengingat kembali masa lalunya.
Karena tidak mau terlalu lama sendirian menunggu arka, Aira pun akhirnya pergi dari tempat yang biasanya mereka tongkrongi. Tempat mereka nongkrong bisanya ramai dengan siswa siswi yang berlalu-lalang. Tapi kini tempat ini rasanya sangat sunyi karena hanya ada aira yang mengisi tempat itu. Hya... tentu saja sepi memang siapa yang mau berlama-lama di sekolah yang sudah jelas pembelajaran dan ekstra kulikuler saja sudah berakhir dari satu jam yang lalu? Ditambah rintik hujan dan kilat petir yang mulai beradu memecah kesunyian. Jadi tidak banyak alasan untuk mereka tetap tinggal.
Aira berjalan meninggalkan tongkrongan dengan cepat. Pikirannya kini hanya terfokus mencari cara supaya bisa cepat pulang tanpa harus basah karena aira benci hujan.
Di liatnya lagi benda pipi yang sedari tadi di pegang erat olehnya. Aira membuang nafasnya gusar mendapati hp nya lagi aira tidak menyadari jika baterai hp nya yang tinggi satu persen. Padahal aira berniat ingin memesan taxi online tapi hp nya sudah keburu mati. Huh... menyebalkan sekali memang!
Sekarang aira hanya tinggal pasrah dengan bagaimana cara dia bisa pulang kerumah tanpa kehujanan.
Aira meringis kala disaat ia menyusuri koridor dia menyadari ada langkah kaki lain selain langkah kakinya. Aira pun memperpanjang langkah kakinya. Aira akui dia mulai takut akan terjadi apa-apa. Bagaimana kalau yang di belakangnya penjahat? atau orang-orang yang tidak suka dengannya dan ingin mencelakakannya? Atau parahnya lagi bukan manusia? dengan suasana koridor yang hanya dicahayai lampu enerjensi yang remang karena lampu yang padam dan disertai hujan dan petir, membuat aira benar-benar ketakutan.
"Fokus aira di belakang gak ada apa-apa!!" Batin Aira mencoba berfikir dengan jernih dan menenangkan diri.
Saat aira sedang fokus berjalan langkah nya seketika terhenti. Mata sipit nya membuat dengan sempurna. Ia melihat semburat terang yang bergerak dengan cepat membentuk garis abstrak di langit gelap.
Dengan refleks aira membanting tubuhnya ke arah lain. Sekilas aira melihat bayangan manusia mendekatinya, bahkan sudah sangat deka dengannya. tapi aira tidak melihat nya dengan begitu jelas karena Aira segera menutup matanya erat dia sekarang sangat takut.
Aira merasa seluruh tubuhnya membeku. Ia tidak bisa bergerak mengikuti naluri nya yang memerintahkan dia untuk bergerak dan berlari sejauh-jauh nya dari koridor sekolah yang sangat sepi dan mencekam di tamba dengan sosok di depannya.
ČTEŠ
Devra
TeenfikceKamu itu bagi bunga mawar yang disembunyikan ditengah labirin. Susah untuk menemukan titik dimana kamu berada. Awalnya aku hanya ingin bermain dan berpetualang. Namun disaat aku sudah menemukan titik dimana kamu dan bagaimana kamu. Aku tidak bisa p...
02. he's again?
Začít od začátku
