Part 9

3.3K 273 105
                                    

Pagi itu Yonghwa sudah berada di depan The Blue Hotel Seoul. Ia keluar dari mobil dengan kacamata hitam yang bertengger rapi di atas hidungnya. Di depan pintu hotel sudah berdiri para karyawan dan juga staf hotel tersebut. Mereka semua menyambut Yonghwa begitu tahu jika pemilik hotel ini akan datang dan ingin menempati salah satu kamar hotel untuk urusan pribadinya.
            
Mereka semua menunduk saat Yonghwa berjalan di depan mereka. Tidak ada yang berani menyapa pemilik hotel terkecuali sang Manager hotel.
            
"Suatu kehormatan, anda bisa datang ke sini, Sajangnim," Manager hotel berjalan di samping Yonghwa dan membawa pemuda itu untuk memasuki hotel.
            
"Aku ingin satu kamar di sini!"
            
"Kami sudah menyiapkan satu president suite untuk anda, Sajangnim."
            
"Tidak, aku tidak membutuhkan kamar seperti itu. Aku hanya ingin kamar biasa dan elegan." Jelas Yonghwa, lalu berhenti tepat di depan meja resepsionis. "Aku ingin berbicara dengan resepsionis di sini." Sambung Yonghwa dingin.
            
Manager hotel menatap barisan karyawan yang masih berdiri di dekat pintu. Ia lalu melambai, meminta dua gadis muda penunggu meja resepsionis tersebut untuk segera mendatangi direktur mereka. "Ini mereka, Sajangnim."
            
Yonghwa menatap sebentar dua resepsionis itu, kemudian mengalihkan fokusnya pada manager hotel.
            
"Bubarkan mereka semua. Aku sudah tidak membutuhkan sambutan ini lagi dan juga kau."
            
"Neh Sajangnim!" Jawab manager itu tegas. Ia kemudian memberi isyarat melalui mata dan tangannya pada para karyawan di sana agar segera membubarkan diri. Tak berapa lama mereka semua segera meninggalkan lobi hotel dan berjalan ke ruangan mereka masing-masing, meninggalkan Yonghwa yang kini masih berdiri di depan meja resepsionis.
            
Yonghwa kemudian membalikkan tubuhnya, menatap lekat pada dua gadis tersebut, membuat yang ditatap menelan ludah gugup dan takut. Mereka sungguh takut pada tatapan tajam Yonghwa. Selama mereka bekerja di sana, baru kali ini mereka melihat langsung pemilik hotel besar ini.
           
"Bisakah kalian membantuku?"
            
"Tentu Sajangnim!"
            
Yonghwa mengeluarkan satu botol minuman -yang sudah ia suntikan obat perangsang di dalamnya- dari balik jas yang ia pakai. Ia lalu meletakkan botol itu di atas meja, membuat dua resepsionis itu menatap bingung pada minuman tersebut.
            
"Aku ingin melihat daftar kamar yang masih kosong di hotel ini. Perlihatkan semuanya padaku."
            
Salah satu resepsionis dengan cepat mengambil kertas di sampingnya dan menyerahkannya pada Yonghwa. "Ini daftar kamar yang masih kosong, Sajangnim."
            
Yonghwa segera mengambil kertas itu, matanya mulai menelusuri setiap nomor kamar yang ada di sana. Lalu, ia tersenyum saat mendapatkan satu kamar yang ia inginkan.
            
"Aku akan menempati kamar nomor 189 ini." Jelas Yonghwa sambil menyerahkan kembali kertas tersebut.
            
"Baik Sajangnim. Ini kunci kamarnya," Resepsionis segera memberikan kartu kunci pada Yonghwa.
            
"Oh ya, nanti akan ada seorang wanita yang datang ke hotel ini. Jika dia menanyakan kamar yang aku tempati saat ini, tolong nanti kalian berikan minuman ini padanya. Katakan saja itu adalah hadiah untuk para tamu yang datang ke hotel ini."
         
Dua resepsionis itu mengerutkan dahi mereka. Tidak mengerti sama sekali apa maksud dari pemilik hotel. Namun, mereka tidak berani untuk bertanya lebih jauh karena takut pria itu akan memarahi mereka. Akhirnya mereka pun hanya mengangguk mengerti. "Baik, Sajangnim. Kami akan melakukannya."
          
"Bagus!" Yonghwa beranjak dari sana untuk menuju kamar yang akan ia tempati. Kamar di mana dirinya akan menghabiskan pagi yang panjang bersama Shinhye. Yonghwa menyeringai licik. Rencana ini sudah ia susun dengan matang-matang sebelumnya. Yonghwa lalu merogoh ponsel di saku celananya, mulai mengetik pesan untuk Shinhye, memberi tahu alamat dan nomor hotel ini pada wanita polos itu.
          
Baiklah, Shinhye. Permainan akan kita mulai. Aku akan pastikan kau mengandung anakku.
         
Yonghwa tersenyum lebar sebelum berjalan memasuki lift.

You're Mine (21+) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now