POM [16 Kabar Bahagia

438 55 0
                                    

Pemandangan di luar jendela memaku pandangan Jungkook dan Jimin, orang tua mereka sibuk bekerja.

Jungkook tak pernah menyalahkan mereka yang tidak menemani Jungkook kala sakit seperti ini. Toh, mereka bekerja juga untuk biaya perawatan Jungkook.

Keadaan ruang rawat hening, tak ada yang mau memulai pembicaran. Mereka asik dengan fikiran masing-masing.

Walau diantaranya sedang berusaha menyusun kata yang tepat untuk memulai pembicaraan itu.

"Ah, Kook" panggil Jimin, memulai pembicaraan.

Jungkook beralih tatap dari pemandangan luar jendela ke Jimin yang memanggilnya, ia menggumam sebagai jawaban.

"Kau ingat lomba kita?"

Jungkook mengangguk, tentu Jungkook tak akan lupa kejadian yang begitu membuatnya bahagia. "Kenapa?"

Jimin menggigit bibir bawah nya sebentar, lalu kembali berujar dengan lirih. "Kita lolos"

Jungkook terbelalak, "benarkah?" Jimin mengangguk.

"Kalau begitu aku harus cepat sembuh untuk berlatih" seru Jungkook bersemangat.

Ia tertawa begitu lepas, senyum bibir nya secerah matahari yang tengah bersinar, membentuk bulan sabit yang sangat indah.

"Kapan kak?"

"Tiga minggu lagi?"

"Apa itu cukup untuk berlatih?" Jungkook mengerutkan dahi, waktu yang di habiskan untuk Jungkook pulih pun tak tau seberapa lama.

"Ingat perlombaan pertama kita?" Jungkook mengangguk.

"Apa kita berlatih berminggu-minggu?" Jungkook tersenyum. Benar, mereka hanya berlatih satu minggu sebelum perlombaan.

"Jadi tenang saja" Jimin menepuk pelan pundak Jungkook. Memberi keyakinan lewat dekapan yang menghangat kan hati.

Tiba-tiba pintu ruang rawat terbuka, dokter muda masuk bersama beberapa suster.

"Permisi" dokter itu meminta izin untuk masuk, Jimin mempersilahkan dokter itu masuk dan memeriksa sang adik.

Setelahnya, dokter menoleh menatap Jimin. Merasa aneh, Jimin bertanya. "Ada apa dok?"

Senyum dokter itu terlihat manis, "sepertinya kita akan melakukan operasi, keadaan nya tak bisa dibiarkan" jelas sang dokter.

Jimin melirik sekilas pada Jungkook yang terlelap. Benar, Jimin mau Jungkook cepat sembuh.

"Kapan?"

"Mungkin satu bulan lagi, kami belum menjadwalkan secara pasti"

Jimin mengangguk, "lakukan saja dok, orang tua saya akan menemui dokter nanti"

Dokter dan beberapa suster itu melangkah keluar, meninggalkan Jimin dan Jungkook berdua.

Sejenak terdiam, ia bergumam lirih. "Kau akan sembuh Kook"

Tepat setelah Jungkook terbangun beberapa saat kemudian, Jimin menyampaikan perbincangan nya dengan dokter.

Senyum Jungkook merekah, ia tak bisa menahan rasa bahagianya. Jimin pun ikut bahagia melihat Jungkook tersenyum dan berseru girang.

Jimin berharap Jungkook selalu bisa menunjukkan senyum itu pada dunia dan dirinya.

Bersambung?

Provisions Of Memories  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang