Chapter 11

18.5K 1K 58
                                    

Sakura yang tengah meringkuk dalam lemari mengutuk ulah Sasuke dalam hati. Pria itu seperti pemburu yang mencari mangsa. Dia bahkan menyerang ketahanan mentalnya melalui perkataan manis namun mengancam. Ketegangan semacam ini lebih menyiksa dari pada dalam keadaan tertangkap.

"Aku sudah menyiapkan talinya sayang," ucap Sasuke dengan nada menggoda.

'Dasar gila.'

"Dan lihat ini, aku juga sudah menemukan cambuk yang cocok untukmu. "

'Aku tidak butuh. '

"Ada banyak cambuk di sini, kau tinggal memilihnya. "

'Pakai sendiri. '

Pemikiran naif yang mengira jika dia bisa memaksa Sasuke menyetujui permintaannya dengan cara memenuhi kebutuhan biologis Sasuke buyar seketika. Waktu yang berlalu menyiksa Sakura membuatnya semakin takut tertangkap karena tidak ingin menjadi korban sadomasokis.

Kriek ...!

Blaak...!

Sasuke sengaja membuka pintu seolah - olah mencari sesuatu. Dia menyeret, mengangkat kursi ,meja atau benda yang sekiranya bisa menyembunyikan tubuh mungil Sakura. Semuanya ia lakukan untuk menambah ketegangan permainan hide and seek.

"Kau tahu, aku ingin mengikatmu di ranjang, Sayang. "

"Lalu mencambukmu agar kau menjerit. "

Sebagai pemburu, ia sangat senang membuat mangsanya ketakutan. Bagi Sasuke mereka lebih menggairahkan ketika sedang takut. Hasratnya semakin membara jika sepasang mata menatapnya dengan penuh permohonan. Darahnya terasa mendidih, meledak dalam kegembiraan jika mendengar jeritan pilu. Sayang sekali hal itu sudah lama tidak ia rasakan. Para jalang itu sangat profesional juga masokis. Itu menghilangkan daya tarik BDSM dan segala kesenangannya.

Meskipun Sasuke bukan pengidap sadomasokis. Melakukan hal baru seperti itu terdengar cukup menarik.

Tak terasa keringat menetes deras dari pelipis Sakura. Kata-kata Sasuke tidak memberikan dirinya kesempatan agar menyerah sehingga tidak perlu merasakan cambuk atau permainan seks itu.

"I got you," bisik Sasuke di telinga Sakura.

Mata Sakura membola ketakutan. Dia berusaha bangkit tapi tangan Sasuke meraih dan menyeret tubuhnya.

Grep

"Kyaa! "

"Lepaskan, aku tidak mau!"

"Sudah kubilang kau tidak berhak menolak perintahku. Tubuhmu adalah milikku, kau dengar milikku. "

"Iya...aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Lepaskan aku. "

Sakura berusaha memberontak dan melepaskan diri dari Sasuke. Bayangan cambuk dan lelehan lilin panas sangat menakutinya.

"Aku harus mendisiplinkan milikku yang mulai berontak. "

Breettt...

Posisi Sakura sudah terikat sempurna pada tiang. Ia tidak diikat Sasuke di tempat tidur, Sasuke mengikatnya pada dua tiang yang sudah ia persiapkan di kamar dengan posisi berdiri. Tangannya berada di atas kepala dan kakinya membuka lebar. Masing-masing tiang terhubung di kakinya. Posisi Sakura sekarang inibmembentuk huruf lxl.

"Lepaskan aku Sasuke! "

"Tidak setiap permintaanmu bisa terwujud hanya dengan memohon, Sayang. Semua itu ada harga dan konsekuensi nya. "

Jari-jari Sasuke mulai menarik pakaian yang dikenakan Sakura. Menyobek hingga tak tersisa kain malang yang menutupi tubuh Sakura. Sasuke mengusap kulit perut telanjang Sakura sampai pada dada indah yang menjadi favoritnya. Giginya menancap pada klavikula berbentuk kupu-kupu hingga berdarah lalu menjilatnya.

"Lepaskan aku Sasuke, jangan lakukan ini. "

Benda bulat, mungil yang berbentuk seperti Sakura menjadi korban tangan Sasuke. Tarikan,  jepitan dan cubitan yang Sasuke lakukan terasa menyakitkan. Pria itu sama sekali tidak melakukannya dengan lembut seperti biasanya.

"Agh..."

"Kau seharusnya mendengar peringatanku sayang. "

Ctar...

Ctar...

Jeritan pilu dikeluarkan Sakura setiap Sasuke mencambuk kulitnya hingga meninggalkan bekas merah dan biru. Ratapan memohon Sakura tidak pernah berhenti, namun Sasuke menulikan pendengaran dan masih mencambuknya.

"Saatnya permainan kedua Sayang."

"Sasuke... "

.
.
.
.

Tayuya berteriak histeris, ia melemparkan kotak kado seolah tangannya terbakar.

Utakata yang mendengar teriakan evie keluar kamar mandi. Ia hanya dengan mengenakan handuk yang melingkar di pinggangnya.

"Ada apa Tayuya? "

"Sa-Sakura. Dia mengirimkan kotak itu padaku. "

Utakata mengambil kotak yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Tangannya terjulur pada kertas bertuliskan tinta merah.

"Sakura... " lirihnya.

Tangannya mengepal meremas kertas itu hingga tak berbentuk.

'Jika dia kembali maka rencanaku bisa gagal.  Tidak, aku harus mencegahnya muncul karena namanya masih terdaftar dalam ahli waris perusahaan Haruno. "

Grep...

Tayuya memeluk tubuh setengah telanjang Utakata.

''Jangan khawatir, aku akan menyelidiki siapa yang mengirimnya. Sakura sudah di nonaktifkan, okey. "

"Jiwanya sudah berubah menjadi anak-anak. Ini pasti perbuatan orang lain yang ingin meneror kita. "

Tayuta mengangguk, ia semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Utakata. Utakata memeluk Tayuta yang ketakutan. Karena wajah Tayuya terkubur di dadanya, gadis itu tidak melihat sorot jijik di wajah Utakata.

'Tsk, menjijikkan. Andai aku tidak membutuhkanmu, kau sudah kutendang dari sini. '

Seperti biasa untuk menyenangkan Tayuya, Utakata menggendong Tayuta menuju ranjang. Ia membaringkan Tayuya dan menciumi gadis di bawahnya. Perlakuan istimewa Utakata menghanyutkan ketakutan Tayuya beberapa saat yang lalu. Sekarang ia sedang menikmati sentuhan Utakata yang membakar kulitnya.

"Ini yang membuatku mencintai mu Utakata. "

"Begitu pula aku Tayu. "

Rayuan Utakata sudah membutakan nurani Tayuta hingga jauh ke dasar kegelapan. Perasaan irinya pada sang kakak karena memiliki semua yang dibutuhkan seorang gadis membuatnya membenci Sakura hingga ke tulang. Dia benci kakaknya yang cantik, ia benci kakaknya yang brilian dalam melakukan sesuatu.

Meskipun ia tau jika orangtua nya memperlakukan sama dan tidak pilih kasih pada Sakura tetap saja ia benci melihat sorot pandangan memuja pada mata orang tuanya.

Lalu seorang pangeran datang menawarkan cinta padanya. Memberikan pandangan memuja yang selama ini ia inginkan. Tapi melihat Utakata menindih Sakura waktu itu membuatnya lebih membenci Sakura. Dia tidak ingin mendengar apapun pembelaan Sakura karena tidak ingin hatinya terluka. Ia terlalu mencintai Utakata yang menjadi orang pertama memuja dirinya.

tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Girl Behavior (Sasusaku Version) Where stories live. Discover now