[vi] di dekatmu

404 122 2
                                    







"gila! ini beneran?!"
yohan terus bersuara,
menanyakan kevalidan hal yang ia dengar tadi.

seluruh kantor langsung tau,
seluruh karyawan heboh.

iya, anak yang baru kerja 3 bulan itu langsung diangkat jadi sekertaris pribadi bos mereka.

sementara hyunjin hanya diam.
antara percaya dan tidak.

senang? ada pastinya.
mereka bisa punya waktu berdua lebih banyak dari hari biasa.

tidak senang? juga ada.
seperti tak tau saja kebiasaan manusia jaman sekarang.

dia pasti akan jadi bahan gosip untuk seminggu ke depan.

"hyunjin! cepet tolak!
bilang kalo di bidangmu aja
kamu udah kesusahan,
malah mau diangkat
jadi sekertaris segala"
yohan masih mengoceh,
dan gadis itu masih betah diam.

bukan karena peduli akan ocehan yohan,
dia bahkan hampir kesal sekarang.

"yohan, berisik!" ia bentak yohan secara refleks.
dan serefleks itu pula respons yang ia terima.

seluruh pasang mata memandangnya,
karyawan sebaya namun lebih dulu bekerja di sana juga tak luput memberi hyunjin tatapan tak suka.

ya, kalau karyawan baru sepertinya berani membentak atasan seperti yohan,
tentu saja dia akan ditempeli stigma dari karyawan lainnya dengan label 'tak sopan'.

gadis itu kini menyesal.
setelah membentak dan meninggalkan,
kini ia harus terima tatapan tak suka dari semua orang.

ingin rasanya hyunjin memutar waktu,
tapi mau bagaimana lagi?
kakinya juga sudah terlanjur melangkah.

hingga di depan pintu ruang kerja mereka,
ia berhenti saat melihat yunho tepat berdiri di sana.

"astaga!" ujarnya refleks.

yunho melihat sekeliling, dan agak kebingungan saat karyawannya hanya diam saja dengan mata yang tersorot pada mereka-- hyunjin dan dirinya.

"kalian kenapa diem begini?"
seolah dibangunkan oleh alarm,
orang-orang itu segera menduduki kursi masing-masing-- melanjutkan kerja yang tertunda.

lalu matanya menatap hyunjin, "ikut saya" ucapnya singkat lalu pergi.

sebagai bawahan, sudah sepatutnya hyunjin menurut.
kalau dia menolak dengan alasan menghindari pikiran negatif orang,
mungkin malah akan memperumit keadaan.

ah, peduli setan.
gadis itu segera menyusul yunho.

dalam diam, pikirannya berkecamuk.
sampai di ruangan yang yunho maksud,
dia berbalik menghadap hyunjin.

secara tiba-tiba, sampai gadis itu terkejut.

yunho tertawa gemas,
mengusak kepala hyunjin.

gadis itu menghindar cepat,
dengan tatapan waspada, ia berkata,
"kamu gila? nanti kalau diliat orang gimana?"

"memang gak boleh aku pegang pacarku?"

"ya bukan gitu, ini kan di tempat kerja.
kalau ada yang liat, nanti ngadu ke istrimu?"

"hyunjin, kamu itu lebih dari sekadar pacarku.
sebelum kenal sohye, aku cintanya 'kan sama kamu. lagian aku begini biar bisa deket kamu"

hyunjin wajarkan yunho berkata demikian,
lagipula memang benar cerita yunho yang dipaksa menikah,
tapi kalau ditinjau lagi ucapannya barusan-- ah... dia bajingan juga rupanya.

"terserahmu. aku cuma bawahan di sini,
aku nurut apa kata bos-ku.
bahkan kalau satu kantor ngira ada apa-apa antara aku dan kamu, aku bisa apa?"

yunho melepas jas kerjanya, menyampirkannya di kursi kerja.
ia kembali mendekati hyunjin lalu memeluknya erat.
yunho ingat betul, pintu sudah terkunci rapat dan tidak ada kamera pengawas di sini.

sudah direncanakan ya?

"yang akan terjadi, maka terjadilah.
lagipula apa peduli kita sama ucapan mereka?
kita saling memiliki, itu udah lebih dari cukup"

hyunjin ingin berontak, melepas pelukan.
namun ragu menghampiri,
ia biarkan yunho memeluknya lebih lama.

berita hari ini, jujur membuatnya senang.
tapi jangan lupa, rasa itu tak berhak hyunjin miliki sementara yunho dimiliki orang lain.
ya..., dia merasa tidak tenang.



━━━━━━
s e p h i a
━━━━━━

SEPHIA : Jeong Yunho ✔Where stories live. Discover now