Chapter 2: Kehidupan dan Karier (Episode 12)

116 11 0
                                    

Kematian


Otak Einstein diawetkan setelah kematiannya pada tahun 1955, tetapi fakta ini baru terungkap pada 1978

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Otak Einstein diawetkan setelah kematiannya pada tahun 1955, tetapi fakta ini baru terungkap pada 1978.

Pada 17 April 1955, Einstein mengalami pendarahan dalam akibat pecahnya aneurisma aorta perut, yang sebelumnya telah dikencangkan melalui pembedahan oleh Rudolph Nissen pada tahun 1948. Ia membawa ke rumah sakit konsep pidato yang dipersiapkannya untuk penampilan televisi memperingati ulang tahun ketujuh Negara Israel, tetapi tidak sempat menyelesaikannya. Einstein menolak operasi, mengatakan, "Saya ingin pergi saat saya menginginkannya. Hambar rasanya memperpanjang hidup secara tidak alami. Saya telah menyelesaikan urusan saya; ini saatnya untuk pergi. Saya akan melakukannya dengan elegan. Einstein wafat di Rumah Sakit Princeton keesokan paginya pada usia 76 tahun, setelah terus bekerja sampai penghujung hayatnya.

Saat diautopsi, patolog Rumah Sakit Princeton, Thomas Stoltz Harvey, mengambil otak Einstein untuk diawetkan tanpa seizin keluarganya, dengan harapan bahwa ilmu saraf masa depan bisa mengetahui penyebab kecerdasan luar biasa Einstein. Jenazah Einstein dikremasi dan abunya disebar di lokasi yang dirahasiakan. Dalam pidato mengenang Einstein pada 13 Desember 1965 di kantor pusat UNESCO, fisikawan nuklir J. Robert Oppenheimer mengungkapkan kesannya terhadap Einstein: "Ia sama sekali tidak memiliki kecanggihan dan tanpa keduniawian... Selalu disertai ketulusan luar biasa sekaligus sifat kekanak-kanakan dan keras kepala."

Histori: Kehidupan Si Jenius Abad 20 "Albert Einstein" Where stories live. Discover now