Chapter 2: Kehidupan dan Karier (Episode 6) Bagian 2

450 23 0
                                    

1921–1922: Perjalanan ke luar negeri

Albert Einstein pada pertemuan Komite Internasional Kerja Sama Intelektual (Liga Bangsa-Bangsa), ketika ia menjadi anggota dari tahun 1922 sampai 1932

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Albert Einstein pada pertemuan Komite Internasional Kerja Sama Intelektual (Liga Bangsa-Bangsa), ketika ia menjadi anggota dari tahun 1922 sampai 1932.

Einstein mengunjungi Kota New York untuk pertama kalinya pada 2 April 1921, di sana ia disambut secara resmi oleh Wali Kota John Francis Hylan, diikuti dengan memberikan kuliah dan seminar selama tiga minggu. Ia megadakan kuliah umum di Universitas Columbia dan Universitas Princeton. Di Washington, Einstein mengunjungi Gedung Putih bersama perwakilan dari Akademi Sains Nasional. Dalam perjalanan kembali ke Eropa, ia dijamu oleh negarawan dan filsuf Inggris Viscount Haldane di London. Di sana ia bertemu dengan beberapa tokoh ilmiah, intelektual dan politik terkenal, dan memberi kuliah di King's College London. Einstein juga menerbitkan sebuah esai, "Kesan Pertama Saya di Amerika Serikat," pada bulan Juli 1921. Dalam esai tersebut, ia mencoba secara singkat menggambarkan beberapa karakteristik orang Amerika, sama seperti Alexis de Tocquevillee, yang menceritakan kesannya terhadap Amerika dalam buku Democracy in America (1835). Dalam beberapa pengamatannya, Einstein jelas-jelas terkejut: "Yang mengejutkan tamu adalah sikap positif dan suka cita terhadap kehidupan... Orang Amerika itu ramah, percaya diri, optimis, dan tanpa rasa iri.":20.

Pada tahun 1922, Einstein bepergian ke Asia dan kemudian ke Palestina, sebagai bagian dari perjalanan wisata dan seminar selama enam bulan. Ketika mengunjungi Singapura, Ceylon dan Jepang, ia menyampaikan serangkaian pidato kepada ribuan warga Jepang. Setelah kuliah umum pertamanya, ia bertemu kaisar dan permaisuri di Istana Kekaisaran Jepang, tempat ribuan orang menonton. Dalam sebuah surat kepada putranya, ia menggambarkan orang Jepang sebagai orang yang rendah hati, cerdas, perhatian, dan memiliki jiwa seni yang murni. Dalam buku harian perjalanannya dari kunjungan 1922-1923 ke Asia, ia mengungkapkan beberapa pandangan mengenai orang Tiongkok, Jepang dan India, yang menurut penilaiannya xenofobia dan rasis. Sehubungan dengan kunjungannya ke Timur Jauh, ia tidak dapat menerima Nobel Fisika secara pribadi dalam acara penghargaan di Stockholm pada bulan Desember 1922. Menggantikan dirinya, pidato penerimaan disampaikan oleh seorang diplomat Jerman, yang memuji Einstein tidak hanya seorang ilmuwan, tetapi juga seorang pejuang perdamaian dan aktivis internasional. Dalam perjalanannya kembali ke Jerman, Einstein mengunjungi Palestina selama 12 hari, yang menjadi kunjungan satu-satunya ke wilayah tersebut. Ia disambut seolah-olah ia adalah kepala negara, bukan fisikawan, termasuk memberi hormat meriam setelah ia tiba di kediaman komisaris Britania, Sir Herbert Samuel. Dalam salah satu acara, gedung tempat ia berada diserbu oleh warga yang ingin melihat dan mendengarnya.

Dalam pidato Einstein kepada hadirin, ia mengungkapkan kebahagiaannya bahwa orang-orang Yahudi mulai diakui sebagai kekuatan dunia. Einstein mengunjungi Spanyol selama dua minggu pada tahun 1923, bertemu sebentar dengan Santiago Ramón y Cajal dan menerima penghargaan dari Raja Alfonso XIII yang menobatkannya sebagai anggota Akademi Sains Spanyol. Dari tahun 1922 sampai 1932, Einstein menjadi anggota Komite Internasional Kerja Sama IntelektualLiga Bangsa-Bangsa di Jenewa, sebuah badan yang dibentuk untuk mempromosikan pertukaran ide-ide internasional antar ilmuwan, peneliti, guru, seniman, dan intelek. Awalnya ditunjuk sebagai wakil Swiss, Sekretaris Jenderal Eric Drummonddibujuk oleh aktivis Katolik Oskar Halecki dan Giuseppe Motta agar menjadikan Einstein sebagai wakil Jerman, sehingga Gonzague de Reynold menggantikannya sebagai wakil Swiss dan mempromosikan nilai-nilai Katolik tradisional. Mantan profesor fisika Einstein Hendrik Lorentz dan kimiawan Prancis Marie Curie juga menjadi anggota komite.

Histori: Kehidupan Si Jenius Abad 20 "Albert Einstein" Where stories live. Discover now