Chapter 2: Kehidupan dan Karier (Episode 9 & 10)

170 12 0
                                    

Perang Dunia II dan Proyek Manhattan

Pada tahun 1939, sekelompok ilmuwan Hongaria, termasuk fisikawan Leó Szilárd, berupaya memperingatkan Washington mengenai penelitian bom atom Nazi yang sedang berlangsung. Peringatan ini diabaikan. Einstein dan Szilárd, bersama dengan para pengungsi lain seperti Edward Teller dan Eugene Wigner, "memutuskan jadi tanggung jawab mereka untuk memperingatkan Amerika akan kemungkinan para ilmuwan Jerman memenangkan perlombaan membuat bom atom, dan memperingatkan bahwa Hitler lebih dari sekadar bersedia menggunakan senjata semacam itu." Untuk memastikan AS menyadari bahaya tersebut, pada bulan Juli 1939, beberapa bulan sebelum dimulainya Perang Dunia II di Eropa, Szilárd dan Wigner mengunjungi Einstein untuk menjelaskan kemungkinan bom atom, yang menurut Einstein, seorang pasifis, tidak pernah ia pertimbangkan. Ia diminta memberikan dukungannya dengan menulis surat, bersama Szilárd, kepada Presiden Roosevelt, menyarankan agar AS memperhatikan dan memulai penelitian senjata nuklir sendiri.

Surat tersebut diyakini "menjadi stimulus utama bagi AS dalam melakukan penyelidikan senjata nuklir dengan serius menjelang masuknya AS ke kancah Perang Dunia II". Selain surat tersebut, Einstein memanfaatkan koneksinya dengan Keluarga Kerajaan Belgia dan ibu suri Belgia untuk mendapatkan akses ke Oval Office Gedung Putih. Beberapa pihak mengatakan bahwa akibat surat Einstein dan pertemuannya dengan Roosevelt, AS memulai "perlombaan" untuk mengembangkan bom, menghabiskan "bahan material, dana, dan sumber ilmiah yang sangat besar" untuk memulai Proyek Manhattan.

Bagi Einstein, "perang adalah penyakit... [dan] ia menyerukan perlawanan terhadap perang." Dengan menandatangani surat kepada Roosevelt, beberapa pihak berpendapat bahwa ia menentang prinsip pasifisnya. Pada tahun 1954, setahun sebelum kematiannya, Einstein bercerita kepada sahabatnya, Linus Pauling, "Saya membuat satu kesalahan besar dalam hidup saya—ketika menandatangani surat kepada Presiden Roosevelt yang merekomendasikan agar bom atom dibuat, tetapi ada beberapa pembenaran—bahaya yang akan dipicu Jerman..."

Kewarganegaraan AS

Einstein menerima sertifikat kewarganegaraan AS dari hakim Phillip Forman

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Einstein menerima sertifikat kewarganegaraan AS dari hakim Phillip Forman.

Einstein menjadi warga negara Amerika pada tahun 1940. Tidak lama setelah menyelesaikan kariernya di Institute for Advanced Study (di Princeton, New Jersey), ia mengungkapkan rasa penghargaannya terhadap meritokrasi dalam budaya Amerika jika dibandingkan dengan Eropa. Ia mengakui "hak individu untuk mengutarakan dan memikirkan apa yang mereka sukai, tanpa hambatan sosial, dan sebagai hasilnya, individu terdorong untuk lebih kreatif", suatu sifat yang ia hargai sejak kecil.

Einstein bergabung dengan National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) di Princeton, ketika ia ikut berkampanye memperjuangkan hak-hak sipil warga Afrika-Amerika. Ia menganggap rasisme adalah "penyakit terburuk" Amerika, melihatnya sebagai "warisan dari satu generasi ke generasi berikutnya". Sebagai bagian dari keterlibatannya, ia berkorespondensi dengan aktivis HAM W. E. B. Du Bois dan siap memberikan kesaksian atas nama dirinya dalam persidangannya pada tahun 1951.:565 Ketika Einstein menawarkan untuk menjadi saksi karakter bagi Du Bois, hakim memutuskan mencabut kasusnya.

Pada tahun 1946 Einstein mengunjungi Lincoln University di Pennsylvania, sebuah perguruan tinggi kulit hitam bersejarah, di sana ia dianugerahi gelar kehormatan. Lincoln adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang memberikan gelar sarjana kepada warga Afrika-Amerika; alumninya antara lain Langston Hughes dan Thurgood Marshall. Einstein berpidato mengenai rasisme di Amerika, menegaskan "Saya tidak akan diam mengenai hal itu." Seorang pegawai Princeton mengenang bahwa Einstein pernah membayar uang kuliah seorang mahasiswa kulit hitam.

Histori: Kehidupan Si Jenius Abad 20 "Albert Einstein" Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz