Chapter 19

57.3K 5.6K 1K
                                    




Jadi, coba mana ini Noona Noona bucinnya Hyunki. Voter keberapa nih?


Bentar ini benih tampannya Jungkook mau lewat dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentar ini benih tampannya Jungkook mau lewat dulu






Seperti biasa saat cakrawala tergores oleh lukisan jingga, ruang tengah penuh dengan suara bising Hyunki yang menirukan salah satu kartun favoritnya. Sementara tidak jauh dari Hyunki memasrahkan perut buncitnya di atas karpet, Yoonji nampak menyiapkan beberapa bahan makanan untuk nanti malam. Agaknya jumlah piring yang ia letakkan di tengah meja bertambah satu kali ini. Suara denting notifikasi pesan beberapa menit lalu membuat Yoonji memutuskan membaringkan penggorengan di atas kompor lebih awal.

Sejenak, Yoonji menoleh ke arah pintu kaca—bingkai persegi menuju halaman samping. Melihat bagaimana langit tidak terlihat senang sore ini. Mendung dengan rintikan air memang tidak terlalu lebat, tetapi sudah mengguyur seluruh permukaan bumi sejak dua jam terakhir. Air muka Yoonji sedikit khawatir bagaimana rasa dingin akan kembali menggempur kondisi tubuh yang baru saja membaik di luar sana. Itu tidak lama bagaimana ia membayangkan Jungkook masih bersikukuh menyelesaikan proyek di tengah hujan seperti ini, sebelum langkah kecil Hyunki sudah mengayun dan mendarat di samping kakinya.

"Eomma! Unki mau makan," ucapnya dengan semerbak bau bedak dan lotion segar dari tubuh gembilnya—Hyunki baru saja mandi sore.

Yoonji tersenyum sebelum menjawab saat memotong beberapa sayuran hijau di atas tatakan kayu, "Iya, setelah ini kita makan malam," jawab sang ibu.

Akan tetapi, ekspresi Hyunki tidak menunjukkan kepuasan dalam jawaban lembut ibunya. Pipinya masih menggembung semangat sebelum mengutarakan keinginan keriuk lambungnya, "Tapi Unki ingin makan donat."

Yoonji menunduk sekilas, bersaksi bagaimana Jeon kecil itu melipat tangan di depan dada dengan tekad setebal tumpukan kapas yang lembut. Hmm, donat di tengah hujan dan sore hari. Sebenarnya itu bukan hal yang sulit dan sangat memungkinkan bagaimana gigitan lembut dan rasa manis topping menemani waktu di tengah hujan. Tetapi, masalahnya adalah, jasa pesan antar sedikit susah jika di jam-jam tertentu seperti ini. Sedikit tidak yakin juga meminta Yungi membelikan, karena ia sudah menitip beberapa barang kebutuhan Hyunki beberapa waktu lalu.

Yoonji sedikit bergumam sebelum meraih telepon pintarnya, tidak terlalu tega juga ketika manik obsidian Hyunki menatapnya penuh harap seperti ini. Setidaknya ia ingin mencoba bertanya, "Coba Eomma tanyakan Paman Yungi dulu, semoga ia sempat mampir ke toko roti."

"Paman Sugal ke sini, ya?" tanya Hyunki dengan tumit kaki yang berjinjit antusias saat sang ibu mengelus lembut pendar layar ponsel. Mendadak merasa senang karena bertemu Paman Yungi adalah kebahagiaan tersendiri bagi Hyunki. Benak batita itu sudah kelimpungan penuh kembang api saat berlari memutar menuju ruang televisi. Berteriak heboh memenuhi penjuru rumah ketika Yoonji tertawa lirih dari arah dapur, bahkan sang ibu masih bisa mendengar suara Hyunkia yang berkata, "Asyik, Unki boleh min—!"

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang