Chapter 8

66.1K 6.6K 1.2K
                                    

Kangen banget sama kalian, ramein komen yuuk 🦄🦄

Tapi boleh main game dulu untuk pemanasan!
📌Berdasarkan angka vote terakhir yaa

Tapi boleh main game dulu untuk pemanasan!📌Berdasarkan angka vote terakhir yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi dapet apa? adik baru buat Hyunki? 🌚








Jungkook dalam suasana yang menyenangkan hari ini. Setidaknya proyek yang ia usahakan selama beberapa minggu terakhir membuahkan hasil. Berkecimpung dalam dunia arsitektur bukanlah hal yang mudah, tetapi mengingat bakat seni yang mengalir di setiap aliran darah, membuat Jungkook cukup di akui dalam dunia properti. Maka pribadi dalam setelan jaket hitam dan celana jeans itu ingin menyempurnakan pencapaiannya dengan mengunjungi sang buah hati pada minimarket Goo. Jungook sudah berjanji akan membelikan Hyunki seperangkat mainan miniatur mobil kontraktor untuk bermain pasir.

"Bibi, apakah Hyunki tidur?" tanya Jungkook yang sudah berada di belakang Goo yang tengah menata roti di rak.

Berhasil membuat wanita dengan tatapan teduh itu sedikit terjingkat, "Ya Tuhan, kenapa kau tiba-tiba muncul seperti itu?" ucap Goo sembari memukul lengan Jungkook ketika ia malah membentangkan gigi putihnya.

"Maaf Bi, aku tidak bermaksud mengangetkan," jeda pribadi jangkung itu seraya menoleh pun menjajakkan pandangan pada seluruh penjuru toko, "Jadi, Hyunki benar tidur ya?"

Wanita paru baya itu menenteng keranjang berwarna biru dengan sebelah tangan, lantas berjalan kembali kea rah kasir sebelum berucap lebih jauh, "Dia pergi bersama Yoonji ke café kucing di depan gang," jawab Goo ketika menyimpan keranjang di bawah meja.

"Yoonji tidak bekerja, Bi?" dahi Jungkook berkerut, sedikit banyak mengantisipasi dengan baik apa yang Goo ucapkan.

Bukannya menjawab, Goo malah melipat kedua tanga di depan dada. Menelisik Jungkook dengan mata yang mulai menua. Di amati seperti itu, jelas Jungkook mendadak tidak mengerti, sedikit banyak melihat penampilannya sendiri guna memastika ia tidak menggunakan jaketnya secara terbalik.

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan malam itu?" pertanyaan Goo merangsek masuk tiba-tiba, sukses membuat Jungkook memaku dengan debaran jantung. Gila, tidak mungkin kan suaranya bersama Yoonji malam itu benar terdengar sampai luar rumah sewa. Belum sempat Jungkook menerka, Goo kembali melanjutkan dengan gelengan lirih, "Yoonji terlihat semakin tidak menyukaimu. Terbukti ia benar-benar bungkam ketika Hyunki membicarakanmu sebelum mereka berangkat."

Demi apapun, Jungkook memanjatkan syukur atas kalimat yang baru saja mengudara dari wanita ramah di depannya ini. Bahkan telapak tangannya sudah berkeringat dingin diam-diam, "Ka—kami membicarakan masa depan Hyunki," ulasan senyum itu tersulam setelahnya—sedikit kikuk sebenarnya.

Tepat setelah itu, Goo menghela napas panjang, mempercayai sepenuhnya tanpa mengerti apa yang sebenarnya terjadi, "Cepatlah kalian berbaikan. Kasian Hyunki," ucapnya penuh kekhawatiran. Bagaimanapun juga, Goo sangat menyangi Hyunki seperti cucunya sendiri. Setidaknya melihat buntalan menggemaskan itu tertawa stiap hari sangat layak untuk di saksikan di usia yang semakin tua—Goo hidup sendiri selama ini.

Lacuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang