✨Extra Chapter : 1✨

113 20 7
                                        

AGATHA akhirnya mendapat pengumuman lulus tes beasiswa di kampus negeri ternama. Tentu tidak sendirian, Agatha bersama dengan Irdina yang saat itu juga ikut tes beasiswa walaupun mereka beda jurusan. Sementara Gazzi sudah menyelesaikan urusan pendaftaran pendidikannya dari jauh-jauh hari tanpa sepengetahuan siapapun.

"Congratulation, sayang!" Gazzi dengan bucket bunganya membuat Agatha tersenyum lebar saat ia baru memasuki mobil.

Agatha masih tertawa sambil menerima bunganya. "Thank you."

"Say the magic words!" Pinta Gazzi sambil menaikkan kedua alisnya.

"Thank you, I love you."

Gazzi dengan gerakan secepat kilat mencuri satu kecupan di bibir kekasihnya. "I love you too."

"Mau kemana kita hari ini?" tanya Agatha sambil meletakkan bucket bunganya di jok belakang.

"Kamu mau kemana?" tanya Gazzi kembali.

Agatha diam sebentar, kemudian menoleh semangat. "Dufan!"

ㅇㅅㅇ

RASANYA ini adalah kebahagiaan untuk Agatha. Lulus tes beasiswa, dapat uang saku bulanan, apartment gratis selama menjadi mahasiswi dan sekarang ke Dufan bersama Gazzi.

"Terakhir kita kesini kapan ya?" tanya Agatha sambil membenarkan ikat rambutnya.

"Waktu Devano masih ada. Kita fullteam ber9." Agatha mengangguk paham. Gazzi meraih tangan gadisnya untuk lebih dekat lagi.

"Kangen ya sama Devano?" kata Agatha sambil melingkarkan tangannya di lengan Gazzi. Kemudian Gazzi menyahut dengan sebuah anggukan kecil.

"Kamu mau naik apa? Bianglala?" tawar Gazzi sambil menunjuk sebuah kincir angin besar.

Agatha menggeleng. "Bianglala terakhir aja, waktu udah sore biar lampunya nyala. Kita naik histeria."

"Kamu langsung mau yang ekstrim gitu?"

"Aku tau kamu takut naik yang kayak gitu kan? Tapi masa iya aku naik sendirian, Gaz?" Rajuk Agatha dengan mata memohon.

"Kita naik yang lain." Gazzi langsung menarik Agatha ke depan wahana lain.

Agatha menggeleng cepat kemudian melepaskan pegangan tangannya. "Histeria itu cuma sebentar, enggak ada 2 menit. Ayo dong!"

Gazzi ikut menggeleng cepat. "Ada wahana lain, naik yang lain!" Agatha akirnya terpaksa menurut kemudian membawa Gazzi ke wahana Tornado. Dimana semua orang berteriak saat wahana berwarna kuning itu di putar begitu barbar.

"Ayo naik ini!" Ajak Agatha.

Gazzi dengan cepat menolak. "Enggak!"

Agatha mematut. "Terus kamu ngapain ke Dufan kalo enggak mau naik apa-apa?"

"Aku mendingan naik histeria 5 kali dari pada naik tornado."

Agatha mengembangkan senyumnya. "Yaudah ayo naik histeria 5 kali!" Dengan cepat ia menarik Gazzi sampai mengantri di wahana histeria.

ㅇㅅㅇ

AGATHA panik setengah mati. Tangannya memijat tengkuk Gazzi membantu laki-laki itu agar muntahnya keluar. Padahal mereka baru naik histeria 2 kali.

"Dulu kamu naik histeria cuma pusing. Kok sekarang muntah sih?!" Gazzi belum bisa menyahuti. Ia berusaha mengeluarkan segala sesuatu yang membuatnya mual. Setelah selesai, Agatha memberikannya botol minum yang langsung ia teguk habis.

"Tadi kita kan abis makan," jawab Gazzi sambil memberikan lagi botol minumnya.

"Ih maaf." Agatha mematut. Meraih lengan Gazzi sambil bergelendotan.

Gazzi mengangguk. "Iya udah enggak apa-apa. Kamu mau naik apa lagi? Yang jelas enggak histeria dan tornado." Tekan Gazzi.

Agatha terkekeh. "Kalo gitu Roller Coaster!" Gazzi melotot kemudian menggeleng membuat Agatha terkekeh kemudian mendekatkan Gazzi sambil bermanja-manja ria. "Bercanda, sayang. Ayo kita ke Istana Boneka." Agatha dan Gazzi benar-benar berjalan ke arah Istana Boneka. Agatha sibuk dengan ponselnya, membenarkan posisi topi Gazzi yang ia pakai.

"Tha, apa yang menurut kamu berubah antara dulu sama sekarang?" tanya Gazzi. 

Agatha mengulum bibirnya sambil berfikir. "Apa? Enggak ada. Paling karena kita ngomongnya aku-kamu????"

Gazzi mengangguk setuju. "Tapi masa iya enggak ada yang berubah?"

Agatha menggeleng. "Emang menurut kamu apa?"

"Perasaan aku."

"Loh aku kira emang kamu suka sama aku dari dulu???" tanya Agatha.

Gazzi terkekeh. "Iya, emang dari dulu. Tapi kan sekarang jadi cinta."

"Sayang. Bukan cinta!" Tekan Agatha. "Cinta itu terlalu gimana ya????"

"Beda, sayang." Gazzi memainkan jemari Agatha sambil mereka terus berjalan. "Sayang itu kalau aku ke mama aku. Sayang itu kalau aku ke Arafan dan temen-temen kita. Aku juga sayang ke Milka. Tapi kalau cinta itu, kayak aku ke pendamping hidup aku. Ke kamu."

"GAZZI SIAPA SIH YANG NGAJARIN NGEGOMBAL ANAK ORANG?!?!" Pekik Agatha sebal. Demi kerang ajaib, Agatha akan terbang saat ini juga.

Gazzi tertawa puas. "Loh? Itu bukan gombalan. Kalau gombal itu, aku ngebohong. Aku sekarang ngerayu kamu, itu karena aku nyampein isi hati aku."

Agatha tersenyum. "Iya-iya jangan ngomong gitu terus ya. Aku terbang jauh nih."

"Aku pegangin."

"KAMU NYEBELIN!"

"I love you too."

"GAZZI!" Omel Agatha walaupun bibirnya membentuk senyuman.

Gazzi semakin tertawa dan merangkul Agatha. "Iya, sayang. Maaf."

————————————————

[15] DEALING (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora