"Aww!"
Rasanya sangat sakit saat Ia mengompreskannya di pipiku.
"Maaf...sakit ya?"
"Lumayan.."
Aku menatap nya dengan intens dan Ia masih fokus dengan pipiku yang memar.
"Jika di lihat dari jarak dekat Dia terlihat lebih tampan" batinku
"Aku memang tampan" sambil tersenyum
"A..apa?" tanyaku
"Kau bilang aku lebih tampan jika dilihat dari jarak dekat bukan?"
"Aishh...bagaimana Dia bisa tau kalau aku mengatakan itu?" batinku lagi
"Aku bisa tau karena aku bisa membaca pikiranmu"
"A..apa?? Berarti saat di kantin kau juga..membaca pikiranku..?"
"Iya"
"Bagaimana bisa? kau membaca pikiran orang?" tanyaku
Aku terkejut saat pengakuan nya tentang Ia bisa membaca pikiran orang. Ternyata yang di katakan Nelly benar. Aishh..
"Aku tidak tau. Dari kecil aku sudah bisa membaca pikiran orang termasuk kau" jelasnya
"Oohh begitu.."
"Oh..ya namamu siapa?"
"A..aku?"
"Memang nya siapa lagi yang berada disini kecuali kita" terkekeh
Kita?
"Mm..namaku Charlotte Victoria"
"Nama yang bagus" sambil tersenyum
"Kau bisa memanggilku Charlotte/Chacha"
"Okok"
"Dan.."
"Aku Alvaro Van Juliant" tersenyum
Deg...
Senyuman nya membuat jantung ku berdebar hingga aku bisa mendengar detak jantung ku sendiri dan semoga Ia tidak mendengarnya. Aku melihat jam dinding yang berada di UKS yang menunjuk kan pukul 15:00. Aishh..aku sampai lupa waktu.
"Aku harus pulang kalau tidak aku akan di marahi oleh Ibu" gumamku sambil menunjuk kan ekspresi khawatir
Alvaro yang melihat ekspresi ku langsung mengajak ku pulang. Ia ingin mengantarkan aku pulang tapi aku menolak nya dan Ia terus memaksa. Akhirnya aku pasrah dan menurut. Ia mengantarkan aku pulang menggunakan mobilnya tapi..apakah Dia tau alamat rumahku?
Skip
Kami sudah memasuki mobil. Aku kesulitan saat memakai sabuk pengaman. Alvaro melihatku sedang kesulitan memakainya. Ia mendekatkan tubuhnya dan membantuku memakaikannya. Jarak kami sangat dekat dan Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang menerpa wajahku. Jantungku kumat lagi dan berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Aarghh!!! jantungku kenapa!!?
Setelah selesai membantuku memakaikan sabuk pengaman Ia melajukan mobilnya.
"emang nya kakak tau alamat rumahku?"
"Tidak hehe" terkekeh
Aku lalu memberitahu alamat rumahku dan Ia mengangguk.
Mengingat Nelly pernah mengatakan bahwa Ia senior‚ Aku memanggilnya Kakak. Wkwkwk...
Apasih gak lucu juga..
"Jangan panggil Aku dengan sebutan itu"
Ia menatapku tajam
"Lalu aku harus manggil dengan sebutan apa?" tanyaku
"Panggil saja aku Alvaro" tersenyum
"Tapi kau lebih tu-"
Belum selesai aku bicara Ia sudah memotongnya. Dasar memang...
"Turuti saja perkataan ku mengerti" tegas nya
"Baiklah.."
Skip
"Terima kasih sudah mengantarku pulang" sambil tersenyum
"Tidak usah berterima kasih..dan sekarang kita berteman. ok?" mengulurkan tangan nya
"Teman?" batinku
"Iya kita sekarang mulai berteman" tersenyum
"Okok sip" tersenyum sambil menerima uluran tangannya
Aku lalu turun dari mobilnya setelah itu ia melajukan mobilnya dan menjauh dari rumahku.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Seven Angel at SHCOOL
Genç KurguAku bingung harus memilih siapa sebenarnya yang aku cintai di antara ketujuh laki-laki yang juga mencintaiku. Mereka bertujuh adalah saudara dan berparas tampan. Dan konon katanya mereka memiliki kekuatan supranatural. Orang-orang menjuluki mereka d...