Chapter 15

1K 87 0
                                    

Pagi - pagi sekali Kirana mendapat panggilan dari pihak kepolisian bahwa telah terjadi pembunuhan dan Kirana harus mengotopsi jasad tersebut, bahkan hingga tengah malam begini Kirana belum juga pulang. Kemarin Kirana berhasil meyakinkan pihak kepolisian bahwa ia bisa membantu mengotopsi mayat korban dari Mr. Lupin itu.

Mayatnya sudah tak berbentuk lagi dan sudah hangus terbakar. Sehingga akan sedikit memakan waktu yang lama. Namun setidaknya mungkin akan ada sedikit bukti yang akan membawanya kepada sang pembunuh.

Disisi lain, mendengar bahwa mamanya mendapat panggilan dari kepolisian, ada rasa senang dihati Luna. Namun juga tak menampik bahwa ada sedikit kecemasan dihati kecil Luna.

"Semoga mama bisa mendapatkan suatu petunjuk" gumam Luna.

Saat Luna tengah mondar - mandir tidak jelas dikamarnya. Tiba - tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Luna bergegas untuk membuka pintu. Saat membuka pintu, Luna tak mendapati siapapun disana.

"Kok gak ada siapa - siapa? " tanya Luna pada dirinya sendiri.

Luna tak mendapati seseorang pun disana. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup pintunya saja. Saat Luna membalikkan badannya, tiba - tiba ada sesosok hantu dengan wajah yang sedikit hancur dan mengerikan berdiri di belakangnya. Secara refleks Luna langsung memejamkan matanya karena terkejut.

'Tolong aku' ujar hantu itu.

"Ap.. Apa yang harus aku lakukan? " tanya Luna sembari membuka matanya.

'Tolong aku, tolong temukan pembunuh itu? '

"Pembunuh? Pembunuh siapa? Dimana? Dan bagaimana? Lalu kamu siapa? "

'Aku Ratih'

"Ratih?"

Setelah itu, nanti Rantih menghilang begitu saja. Luna mencari - cari kemana hantu Ratih menghilang, namun nihil ia tak menemukannya. Luna menyerah. Ia tak bisa menemukan hantu Ratih dimanapun.

Tiba - tiba saja Luna mendapat gambaran penglihatan. Penglihatan bagaimana Ratih tewas dengan cukup mengenaskan.

Penglihatan itu seakan menguras semua tenaga Luna dan juga merasakan pasokan udara disekitarnya mulai menipis.

Luna menghirup udara sebanyak - banyak, berharap itu bisa mengurangi rasa sesak di dadanya. Tak sampai disitu, Luna kembali diperlihatkan oleh penglihatan lain.

Setelah selesai, Luna kembali teringat akan diary yang ia temukan. Luna segera berjalan dengan cepat menuju ke nakas disamping tempat tidurnya.

"Dairy ini, ternyata semuanya ada hubungannya sama diary ini" gumam Luna.

Ia segera kembali membuka lembaran demi lembaran diary tersebut. Dan menukan sebuah foto keluarga yang tampak usang. Luna mengamati foto tersebut, berharap ada seseorang yang mungkin saja bisa ia kenali dari foto tersebut.

'Tolong'

Suara itu kembali terdengar.

'Tolong'

"Siapa kamu? Tunjukkan dirimu sekarang juga" ujar Luna.

Tiba - tiba muncullah hantu anak kecil itu itu.

'Kak, tolong, kak'

Luna menghampiri hantu anak kecil itu. Luna berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi anak kecil itu.

"Apa bisa aku bantu buat kamu? " tanya Luna.

Bukannya menjawab, tapi anak kecil itu sepertinya merusaha memperlihatkan penglihatan kepada Luna. Setelah selesai, wajah Luna langsung saja berubah menjadi panik.

Misteri Desa Berdarah ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang