three

291 61 7
                                    

"Apa kau sedang jatuh cinta?", tanya Louis memecah keheningan didalam mobil.

"Apa kau sedang jatuh cinta dengan orang yang tak kau kenal?"

"Apa kau sedang jatuh cinta dengan lelaki bermata biru muda?"

"Shut the fuck up, Lou", Vanes mendelik kesal, "semua inti pertanyaanmu sama,semuanya tentang cinta, tak bisakah kau bertanya apakah aku sakit, apakah aku sudah meminum obat atau mengerjakan tugas, kurasa itu jauh lebih penting dari pertanyaan cinta yang tak bermutu itu".

"Tetapi menurutku lebih menarik pertanyaan tentang jatuh cinta kepada orang yang tak dikenal, karena itu jarang terjadi padamu dan tandanya kau bisa move on dari Zayn, dude! itu keren!", Louis tertawa renyah sambil menyetir mobil.

"Apa Liam memberitahumu cerita yang tidak tidak tentangku?", tanya Vanes menebak.

"Aduh Vanessa Payne, kau tak perlu tahu. Kau hanya perlu menjawab saja"

"Menjawab apa? Pertanyaan itu tidak masuk akal"

Lagi dan lagi, Vanes jadi mengingat kejadian itu lagi.

"Kumohon jangan bertanya pertanyaan itu lagi, itu tidak lucu Lou", Vanes melanjutkan kalimatnya.

"Oke,semoga kau beruntung bisa berkenalan dengan orang yang bisa saja sudah punya pacar, bisa saja hanya turis dari Afrika, bisa saja kau tak akan bertemu lagi dengannya,bisa saja--"

"Tutup mulutmu,Tomlinson. Jangan membuatku ingin melemparmu dengan sendal buluk Liam!"

"Coba saja kalau bisa, Nessa"

Louis tetap tertawa meskipun sebenarnya ia cemburu dengan orang yang bisa merebut hati Vanes dalam waktu sekejap saja, sementara Louis yang mengenal Vanes lebih dari 15 tahun tak bisa merebut hati Vanes.

"Aku tidak sebocah itu, Tommo.Dan berhentilah memanggilku dengan nama itu!"

"Itu panggilan sayang dariku. Padahal kurasa aku menyebutmu dengan nama itu sudah sejak 3 tahun terakhir."

"Dan aku semakin tidak suka dengan nama itu jika itu disebut olehmu, Louis"

***

Lisa dan Harry.

Pemandangan pertama yang Vanes lihat saat pertama kali masuk kedalam kelas. Terbesit rasa kesal dihatinya. Akhir-akhir ini Vanes memang dekat dengan Harry dan mencoba membuka hatinya untuk lelaki berambut keriting itu.

Harry sudah mengungkapkan isi hatinya pada Vanes, dan pada saat itu Vanes jujur belum bisa melupakan Zayn, meskipun itu terlihat bodoh tapi justru semenjak itu Harry makin mencoba membuat Vanes membuka hatinya, bukan malah menjauh. Lalu, disaat Vanes sudah membuka hatinya kenapa Lisa (lagi) yang menikungnya.

Lisa Loretha, sahabat Vanessa Payne, tapi itu dulu, sebelum Vanes tau bahwa Lisa hanya memanfaatkannya, merebut Zayn, dan sekarang merebut Harry.

Vanes berjalan lesu ke tempat duduk.

Dia bisa melihat jelas didepan matanya bahwa Harry sedang bercanda dengan mantan sahabatnya.

"Morning Princess Vazza", sapa Harry bersemangat.

Vazza adalah nama panggilan khusus atau mungkin lebih tepatnya panggilan sayang dari Harry.

Sementara, Lisa yang menyadari datangnya Vanes malah menatapnya kesal.

Vanes menaruh tas dan langsung menuju keluar kelas, tak ingin cemburu dan memperdalam lagi rasa sukanya kepada Harry.

"Kau kenapa,Van?", tanya Harry lembut sambil menahan tangannya.

"Aku tak apa," jawab Vanes menunduk.

Harry menyentuh kedua pipi Vanes dan membuat wajah Vanes sejajar dengan wajahnya.

"Tatap mataku, Van"

"Tidak, aku tidak mau"

"Apa kau cemburu?"

Sontak pertanyaan itu membuat Vanes menatap mata hijau emerald milik Harry.

Wajah Harry sangat dekat dan makin dekat.

dan....

Irresistible [ discontinued ]Where stories live. Discover now