-O6-

63 8 1
                                    

       Xiao hanya memainkan ponselnya pada minggu hari ini. Tidak ada hal menarik yang ia lakukan saat hari libur. Ya,ia pikir sekolah lebih baik karena setidaknya sekolah tak se sepi rumahnya.

      Xiao menatap sekeliling kamarnya berusaha menemukan sesuatu yang menarik. Hingga matanya terhenti saat melihat Xukun tengah berdiri di ambang pintu kamar sembari menaruh kedua tangannya di dada dan menatapnya aneh.

      "Ngapain lo disitu?" tanya Xiao sembari mengerutkan dahinya. Xukun memilih tak menjawab dan berjalan kearah Xiao.

      "Et et ngapasi lo?" ujar Xiao mulai menjauh dari tempat asalnya. Bukannya menjawab, Xukun malah memilih terus mendekat.

       Xiao mulai bangkit dari kasurnya dan berjalan mundur sembari meneguk saliva nya. Tanpa sadar ia berada diujung tembok membuatnya tak bisa mundur lagi. "Ni bocah ngapasi".

         Xukun terus berjalan mendekat dan kini berada tepat di depan Xiao. Tangan nya mengunci Xiao dari samping. Xukun mendekatkan wajahnya ke wajah Xiao lalu berbisik "kamu ga jadi kerkom sama si Junkai?".

          Xiao hanya membeku lalu menggelengkan kepalanya sembari mendorong tubuh jangkung Xukun. "Ng-nggak, kalo nanya ya nanya jangan gitu gitu" ujar Xiao sembari menggaruk rambutnya yang tak gatal sama sekali.

         "Di drama kemarin yang aku tonton laki lakinya gitu gapapa" ujar Xukun yang membuat Xiao memijat kening. "Ya kan beda !" ujar Xiao berjalan pergi sembari mengumpat.

         "Padahal kalo di drama abis itu di...." ujar Xukun yang langsung terkena lemparan buku dari jauh oleh Xiao. "bodoh nya murni tanpa dibuat buat" ujar Xiao kesal sembari berjalan keluar kamar.

          "Xiaooo, main yu" suara tak elit muncul dari balik pintu. Xiao sudah tahu itu siapa, jelas pasti orang gila.

          Xiao membukakan pintu dengan wajah datar dan melihat Junkai berdiri bersama temannya, Yiren. "Jujun? ngapain?" tanya Xiao. Junkai memutar bola matanya, "gue mau minta penjelasan".

         " PA MAKSUDDD?" ujar Xiao heboh. padahal ia tidak mengambil gorengan milik Junkai ataupun mengambil buku tanpa mengembalikannya. "sumpah ya jun, gue gada salah apa apa".

         " nih patimeh" ujar Yiren sembari menunjukkan ponsel dan layarnya yang memperlihatkan sebuah foto tak elit. Xiao lamgsung mengucek matanya, siapa tau ia salah lihat.

          Yiren langsung menarik Xiao keluar rumah dan menutup pintu. "gue nanya, itu itu yang ada dirumah lu. kak Xukun atau kak August?" ujar Yiren menatap dengan tatapan membunuh.

           "y-ya mana gue tau, yang gue tau dia ngaku namanya Xukun. lah lo semua manggil doi kan Xukun, kok tiba tiba nanya gini?" tanya Xiao heran dengan kedua temannya ini.

            "dengerin. . ." ujar Junkai sembari melihat sekelilingnya dahulu, "kak Xukun kan emang ada niat ngulang pas tahun tahun sebelumnya, lo inget kata kata gue kemarin kan?" ujar Junkai yang dibalas anggukan oleh Xiao.

            "kita semua otomatis nyangka dia siapa?" tanya Junkai. "Xukun" jawab Xiao. Junkai kemudian memetikan jarinya, "itu maksud kita".

            " gue dari awal emang tau itu bukan kak Xukun, tapi apa maksudnya dia ngaku ngaku kak Xukun" ujar Junkai yang membuat Xiao dan Yiren ikut berfikir. "tau ah lagipula gabakal bikin kita rugi kan" ujar Xiao.

             "tergantung, gimana kalo tujuan dia buruk?" ujar Yiren yang membuat Xiao mendesah lelah. "jadi intinya mau gimana?" tanya Xiao sembari menatap teman temannya itu. "tanya langsung"

             ucapan Junkai langsung membuat kedua temannya menatapnya. "gasalah?" ujar Xiao dan Yiren bersamaan. "ya daripada kita susah susah nyari informasi, mending tanya langsung. ya gak?" ujar Junkai sembari menaik turunkan alisnya.

             "gue keknya salah pilih jadiin Junkai ketua kelas" ujar Xiao berbisik pada Yiren. "gue juga kayaknya" bisik balik Yiren. "heh patimeh, gue bisa denger ya" ujar Junkai menatap kedua temannya dengan tatapan membunuh.

             "ampun ndoro" ujar Xiao dan Yiren membuat Junkai ingin resign dari dunia saja.

             tanpa mereka sadari, ada pasang mata yang memperhatikan percakapan mereka. "coba aja" ujarnya sembari pergi. tapi Junkai tau jika ada yang merhatiin mereka, makannya dia bilang tanya langsung. padahal tadinya dia mau bilang apa rencananya. Junkai emang patut jadi ketua kelas.










hay gengz, aku super duper bingung lanjut work ini macem mana. konfliknya bikin pusing kalian ga? yu minum paramek dulu, tapi nanti ya abis buka avv avv. pencet bintangnya janlupa ya gengz

Who? [CaiXukun-ChengXiao]Where stories live. Discover now